28 Mar 2008

MVNO - Operator Tanpa Jaringan Sendiri















MNVO adalah operator selular yang tidak memiliki jaringan sendiri. Pola operasinya mengandalkan sewa jaringan. Pun demikian MVNO terbukti potensial dikembangkan di belahan Eropa dan Amerika Serikat. Bagaimana dengan di Indonesia?



Adakah operator telepon selular yang memberikan layanan kepada pelanggan nya tanpa memiliki sistem jaringan sendiri? Jawabnya ada dan sudah banyak terdapat di luar negeri. Di Indonesia pun sudah ada cikal bakal operator tersebut. Adalah PT. Flash Mobile yang menjadi cikal bakal MVNO (mobile virtual network operator) pertama di Indonesia. Dengan pola MVNO maka Flash Mobile tidak memerlukan pembangunan sistem jaringan infrastruktur komunikasi sendiri, seperti spektrum frekuensi pun memakai dari frekuensi yang sudah digunakan oleh operator lain (incumbent operator)

PT. Flash Mobile adalah badan usaha hasil bentukan dari Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan (YPK) PLN dan PT. Senatel (Bimantara Grup). Andjar Firmansjah, direktur marketing dan operasional Flash mobile menjelaskan target awal pelanggan adalah customer PLN, dimana Flash mobile memberikan beberapa layanan seputar informasi PLN lewat SMS. Seiring perkembangan kini Flash mobile menghadirkan jenis produk kartu Hore bagi pelanggan pra bayar dan paska bayar.

“Semenjak diluncurkan di Bandung pada bulan April tahun 2004 kini kami telah memiliki jumlah 30 ribu pelanggan dengan komposisi 90 persen pra bayar di area Jawa Barat dan Jakarta”, ungkap Beydra Yendi, direktur Sales Flash mobile. Ditargetkan hingga akhir tahuni ada penambahan pelanggan sampai 50 ribu subscriber. “Kami memang merencanakan Flash mobile sebagai MVNO, saat ini kami belum memiliki lisensi dan bertindak layaknya distributor yang memiliki produk sendiri”, ungkap Andjar.

Coverage Flash mobile mengikuti jaringan Mobile 8 secara penuh, dimana ada coverage Mobile 8 maka Flash mobile bisa digunakan. Sietem billing pun masih mengacu pada Mobile 8, hanya saja nantinya saluran distribusi produk dan layanan pelanggan bakal terpisah. Hal ini mutlak dilakukan agar produk tidak menjadi rancu di pasar.

Sistem kerjasama dalam pola MVNO bisa bermacam-macam tergantung dari kesepakatan kedua pihak. Salah satu nya adalah lewat MOU (minute of use) dengan pembayaran berdasarkan pada lamanya penggunaan jaringan. Dalam skema MVNO terdapat pemisahan tanggung jawan antara penyedia jaringan (network provider) dan penyedia layanan (service provider). Johnny Swandi Sjam, ketua umum ATSI (Asosiasi Telepon Selular Indonesia) menyebutkan hadirnya MVNO di Tanah Air tidak menjadi masalah asalkan telah memiliki lisensi. MVNO pun harus mendapat sewa jaringan dari network provider, bukan penyelenggara layanan. Meski di Indonesia hampir semua network provider juga menjalankan peran sebagai penyelenggara layanan.

“Dari sisi operasional pola MVNO bisa dijalankan tanpa kesulitan yang tinggi, MVNO dapat menyewa elemen jaringan secara parsial maupun keseluruhan, semisal sewa pengelolaan switching center atau radio saja. Namun dapat juga pengelolaan MVNO diatur seluruhnya mulai dari intelligent network, BSS (base station subsystem) hingga BTS”, papar Tutik Dwidayanti, manager ICM Business Development PT. Siemens Indonesia. Justru yang menjadi isu penting di Indonesia adalah pengaturan tentang pola MVNO ini. Hingga saat ini MVNO terus berkembang, di seluruh dunia sudah terdapat sekitar 85 MVNO yang kebanyakan beroperasi di Eropa, Amerika Serikat dan Amerika Selatan.

Potensi Dibalik MVNO
Hadirnya MVNO membawa potensi bisnis yang cukup luas. Penyedia jaringan dipastikan dapat menarik segmen pasar baru, sehingga bisa mengoptimalkan kapasitas jaringan yang ada. Hal ini diakui oleh Bony Muslimin, senior manager Engineering Mobile 8, dimana kapasitas jaringan yang tersisa dapat diberdayakan lewat pola MVNO. Bahkan bukan tidak mungkin MVNO juga mengembangkan sistem jaringan tersendiri. Lepas dari potensi positif, MVNO juga bisa berdampak negatif jika tidak diatur dengan baik.

Adanya irisan produk yang tajam dan isu kanibalisasi dengan produk dari penyedia jaringan dan layanan bisa berakibat fatal. Ini bisa jadi tidak menguntungkan bagi operator penyedia jaringan yang rata-rata juga bertindak sebagai penyelenggara layanan. Seperti benturan dalam sistem pemasaran. Untuk itu biasanya diperlukan pengaturan dan kerjasama antara MVNO dan penyedia layanan/jaringan dalam menghadirkan fitur ke pasar.

Operator dengan kapasitas jaringan rendah adalah yang paling sesuai menyelenggarakan MVNO. Bagi Mobile 8, Star One dan Esia kehadiran operator virtual bisa mendorong persaingan yang sehat dan sekaligus mencapai jumlah target pelanggan yang diharapkan. Bagaimana dengan operator GSM? Nampaknya pihak GSM masih melihat terlebih model bisnis yang ditawarkan. Kemungkinan ini disebabkan kapasitas jaringan GSM sudah lumayan terpakai, dan kubu GSM merasa lebih optimal dengan memberdayakan potensi sendiri. Maklum pasar pelanggan GSM jauh sangat besar ketimbang CDMA di Tanah Air.

Pengaruh Ekuitas Merek
Ekuitas merek adalah kekuatan tersendiri dalam menjalankan bisnis. Virgin mobile adalah contoh MVNO yang terbilang sukses berkat kerjsama dengan T-mobile network. Bukti sukses adalah satu tahun sejak diluncurkan Virgin mobile di tahun 1999 telah memiliki basis 500 ribu pelanggan. Berikutnya pada tahun 2000 Virgin mampu memberikan kontribusi 13,7 persen bagi pelanggan T-mobile. Kemudian tahun 2001 meningkat menjadi 33,4 persen dan tahun 2002 bertambah menjadi 51,2 persen dan kian meningkat di tahun-tahun berikutnya. T-mobile adalah operator telekomunikasi kampiun dari Jerman dengan jaringan luas di Eropa hingga AS. Sedang nama Virgin sudah demikian melekat dengan jaringan holding multi usaha, salah satu nya adalah Virgin Atlanctic Airlaines.

Demikian pula Virgin mobile di AS menjadi operator MVNO yang cukup progresif lewat pemanfaatan jaringan operator Sprint. Penyedia content olahraga ternama ESPN pun turut bermain di bisnis MVNO dengan menghadirkan ESPN mobile. Jaringan ESPN mobile menggunakan fasilitas operator Sprint PCS secara nasional. “Tujuan kami adalah meningkatkan kepemimpinan dan pengalaman di dua layar, televis dan komputer, dan kini kami akan masuk ke layar ketiga yang juga penting bagi peminat olahraga adalah komunikasi mobile”,ungkap George Bodenheimer, president of ESPN Inc dan ABC sport. ESPN mobile menurut rencana akan diluncurkan pada tahun ini.

Jaringan retail 7 Eleven pun nyata-nyata ikut bermain di MVNO, dengan dukungan ekuitas merek yang tinggi 7 Eleven bekerjasama dengan Cingular Wireless Namun pola yang dijalankan 7 Eleven berbeda dengan ESPN mobile, 7 Eleven mengalihkan operasinya ke Ztar mobile yang bertindak sebagai MVNE (mobile virtual network enabler). Ztar mobile yang berpusat di Dallas, Texas ini sebagian besar meraih pelanggan pangsa pra bayar. Umumnya MVNO mengambil peran pengendalian penuh atas manajemen kartu SIM, branding, marketing, billing, dan customer operations.

Sukses dengan MVNO
Menjalankan MVNO bukan perkara mudah dan murah, minimal operator yang ingin menjalankan MVNO harus memiliki modal ekuitas merek yang tinggi, mempunyai produk dan jasa yang unik dan juga sangat penting adalah membangun sistem distribusi penjualan produk ke end user. Berbeda dengan Virgin, ESPN dan 7 Eleven, faktor ekuitas merek belum menjadi kekuatan pada Flash mobile. Untuk membangun ekuitas merek jelas diperlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit seperti promosi yang gencar. Lalu produk dan jasa yang unik, seperti Flash mobile memberikan gimmick berbagai paket menarik termasuk tarif jauh dekat hanya Rp50 per detik untuk sesama operator. Pemain MVNO juga harus jeli mencari celah pasar. Untuk urusan celah pasar Flash mobile membidik pangsa korporat dengan keunggulan akses data cepat CDMA2000-1x, meski tidak mengesampingkan layanan voice dan data reguler.

Di Eropa sendiri umumnya MVNO lebih mengusung pada berbagai layanan multimedia seperti GPRS dan MMS. Beberapa penngamat telekomunikasi menyebut MVNO sebagai ‘operator bodong’ oleh karena tidak memiliki jaringan sendiri. Lepas dari itu hadirnya MVNO merupakan tambahann alternatif bagi pelanggan selular untuk mendapat layanan dan produk terbaik.

(Sep05)

Tidak ada komentar: