24 Mar 2008

Jualan content via Kartu Elektronik




Pasar content yang terus berkembang perlu disikapi dengan jalur penjualan yang memadai dan bervariasi. Ki-Bi Mobile Technologies berhasil membuka celah baru pemasaran content lewat kartu elektronik

Pengembangan teknologi selular berimbas dengan bangkitnya industri content. Dari waktu ke waktu hit download content kian meningkat seiring kemampuan dari content provider untuk menyediakan layanan dan content yang menarik dan customized untuk keperluan pengguna ponsel. Sampai saat ini virtual channel menjadi andalan utama dalam penjualan content mulai dari nada dering, Java games, animasi, music, video dan informasi lain nya. Termasuk jalur virtual ini adalah melalui web, WAP, SMS dan IVR.

Selain jalur virtual, di Inggris sebagai negara kampiun GSM sudah dikembangkan variasi baru dalam pemasaran content. Jalur pemasaran diambil lewat skema retail yang tak lagi memerlukan penyediaan PC (personal computer) dan perangkat transfer di retail, seperti yang Anda lihat di mall-mall perbelanjaan Jakarta. Konsep retail content ini menggunakan kartu sebagai wahana berjualan secara fisik. Adalah Ki-Bi Mobile Technologies Ltd perusahaan electronic card dari Israel yang mempelopori penggunaan kartu dalam menjual mobile content. Ki-Bi dalam hal ini berperan sebagai content agregator menghimpun content-content menarik dari content provider yang kemudian dipasarkan lewat kartu elektronik.

Sistem kerja kartu elektronik ini sebagai berikut. Pertama kali pengguna diharuskan membeli kartu yang berisi aneka content. Kemudian pengguna melakukan panggilan IVR (interactive voice response) ke service number Ki-Bi. Selanjutnya kartu di dekatkan dengan microphone ponsel, lalu pengguna dapat meng clik tombol jenis content yang dipilih. Setelah itu dari kartu akan terdengar suara dalam medodi lagu yang berdurasi tujuh detik. Sebenarnya melodi tersebut berlaku sebagai ‘kunci rahasia’ (acoustic signature) guna men trigger layanan download dari server Ki-Bi. Jika semua proses telah dilalui, data content yang dinanti akan ter download otomatis dengan rentang waktu antara 30 hingga 60 detik. Intinya pola operasi kartu Ki-Bi berlandas pada sound powered.

Hasil dari kreasi K-Bi Mobile Technologies ini membuahkan penghargaan berupa winner dalam ajang Mobile Entertainment Forum 2004. Selain juga telah diperkenalkan lewat ajang 3GSM Congress di Cannes, Perancis 2004 bulan Februari lalu. Dalam pengembangan aplikasi Ki-Bi mendapat support dari vendor handset Jerman Siemens Mobile Acceleration (SMAC). Untuk saat ki-Bi baru dipasarkan di wilayah Inggris, Jerman dan Singapura.

Cukup banyak variasai content yang dipasarkan pada jenis kartu yang berbeda. Untuk nada dering baik monofonik dan polifonik biasa nya dikelompokkan dalam jenis kartu yang berbeda berdasar pada jenis aliran musik. Di balik kartu Ki-Bi juga di informasikan ketentuan serta penggunaan layanan content. Sebab setiap content belum dapat di download oleh semua jenis ponsel. Dalam kartu tertera jenis ponsel apa saja yang dapat menerima akses download. Semisal lagu polifonik dari Eminem, Sean Paul, Missy Elliot, Justin Timberlake dan Busta Rhymes di jual dalam kelompok kartu Urban Music. Begitu pula dengan segmen musik lain, disegmenkan dalam setiap kartu berbeda.

Sedang untuk game juga berlaku demikian seperti wallpaper, video dan game Java. Untuk game sport dan action.Koleksi game Java antara lain Splinter Cell, Raven Shield dan Tony Hawk’s Underground yang menjadi andalan gama pada ponsel Sony Ericsson. Harga jual untuk kartu game adalah 6,99 Euro, dan harga kartu nada dering 4,99 Euro. Dengan sistem penjualan berupa kartu memungkinkan download content akan semakin besar, selain sistem jalur virtual yang lebih dulu populer.

Kartu Ki-Bi juga sangat pas dipergunakan sebagai program promosi dan koleksi, pola pemasaran pun dapat berjalan luas seperti halnya menjual kartu voucher. Tempat-tempat seperti music store, bioskop, konter selular dan mall menjadi lokasi potensial kartu ini. Bagaimana kemungkinan penerapan di Indonesia ? Antonius Aditya Hartanto, praktisi mobile content dari Yogyakarta menyebutkan bahwa teknologi ini sangat menarik diaplikasikan di tanah air. ‘Hanya saja dalam waktu dekat operator selular belum berani melaksanakan pola ini, operator lebih tertarik untuk bermain lewat jalur ‘biasa-biasa’ saja. Lebih lagi persepsi pengguna selular lokal belum tentu dapat menerima jenis layanan ini’, ungkap Antonius.

Padahal dengan kartu eletronik Anda bisa bebas download tanpa harus datang ke content shop. Tidak perlu pula pusing memikirkan pulsa ponsel, sebab saat membeli content di kartu sudah termasuk biaya akses, data dan IVR. Bagaimana simpel dan mudah bukan ?

(Mei05)

Tidak ada komentar: