19 Mar 2008

Akurasi GPS dengan Snap Track



















Konvergensi turut pula dirasakan oleh teknologi tracking. Berkat Snap Track pencarian lokasi dapat dilakukan lewat dua matra (BTS dan satelit). Hasilnya jelas lebih cepat dan akurat


Solusi penjejakan lokasi (tracking) lewat teknologi ponsel telah diperkenalkan di Indonesia satu tahun lalu, tepatnya oleh operator Excelcom dengan location based service (LBS) nya. Semenjak diperkenalkan LBS menjadi layanan high light di beberapa operator, baik bagi pelanggan pra dan pasca bayar. Ide LBS lewat teknologi ponsel dipandang banyak pihak cukup menarik, sebab awalnya jaringan selular termasuk cell-cell dirancang bukan untuk penjejakan lokasi, melainkan untuk komunikasi voice plus data.

Sampai saat ini selain Excelcom, operator Indosat juga telah memperkenalkan LBS tepat pada momen mudik Lebaran tahun lalu. Mencari lokasi ATM, lokasi keberadaan teman, restoran favorit, kantor Polisi, dan bengkel terdekat dapat diketahui lewat sebuah ponsel saja. Teknologi diatas tadi dikenal relatif murah dan efesien, sebab pola charging dan pengiriman pesan masih menggunakan SMS (short message service) based.

Bagaimana dengan soal akurasi data ? Inilah yang menjadi problem untuk teknologi LBS diatas. Tidak sedikit yang menyatakan kurang puas setelah mempergunakan LBS yang dinamakan by cell tracking. Pencarian lokasi hanya berdasar pada site BTS (base tranceiver station) tertentu, sehingga kadang data yang diminta menjadi tidak akurat, atau bahkan malah melenceng jauh. Contoh Andita, model (22 tahun) menceritakan suatu ketika dirinya sedang mencari lokasi ATM BCA terdekat, tetapi yang didapat malah lokasi ATM yang lebih jauh. “Sesudah itu rekan-rekan saya memberitahu bahwa sebenarnya terdapat ATM BCA yang lebih dekat dari posisi pada saat itu”, ungkap Andita.

Problem diatas rasanya sebentar lagi dapat diatasi. Pencarian suatu lokasi dan keberadaan teman dapat dilakukan dengan lebih akurat, dengan presisi yang tinggi. Hal tersebut sudah sejak lama dinikmati oleh pelanggan selular di Jepang dan Korea Selatan. Solusi teknologi tinggi ini dapat dicapai berkat penggabungan antara kemampuan cell pada BTS-BTS dan kehandalan akurasi dari satelit/GPS (global positioning system). Aplikasi ini dinamakan gpsOne atau Snap Tracks Wireless Assisted GPS (A-GPS) yang dikembangkan oleh Qualcomm.

Snap Track Overview











“Dalam waktu tidak lama lagi Snap Track juga akan dihadirkan oleh Mobile 8, dimana selain menghadirkan LBS yang sangat akurat, Snap Track juga memiliki kemampuan pencitraan lokasi secara 3 dimensi”, ungkap Boni Muslimin, manager engineer PT. Mobile 8 Telecom. Sebagaimana hasil pengembangan dari Qualcomm sudah pasti Snap Track begitu populer dipergunakan pada jaringan CDMA (IS-95 dan keluarga CDMA2000). Namun umumnya Snap Track lebih sesuai dipergunakan pada jaringan CDMA berkelas 3G yang memiliki kecepatan downlink dan uplink tinggi untuk akses data. Tidak luput dukungan handset modern guna menerima data berupa pencitraan warna berkualitas tinggi.

Snap Track Precision Coverage











Selain itu Snap Track lewat gpsOne nya juga mampu di desain untuk jaringan lain seperti GSM/GPRS dan WCDMA. Untuk mengiplementasikan Snap Track tidak diperlukan investasi yang terlampau besar, sebab untuk operasioanalnya tetap dapat memanfaatkan kemampuan cell-cell yang ada, disamping penggunaan 24 satelit navigasi GPS pada umumnya. Hasilnya sungguh luar biasa, berdasarkan info yang diperoleh KDDI dapat menghadirkan akurasi atau ketepatan obyek pencarian antara 3 hingga maksimum 20 meter. Sedang performansi waktu yang diperlukan hanya sekitar 2 hingga 5 detik. Kecepatan tersebut dapat dicapai berkat pemanfaatan teknologi 3G secara luas di Jepang, tentunya ini akan sangat berguna bagi kepentingan emergensi.

Selain KDDI Snap Track juga telah dipergunakan oleh operator Verizon/Sprint (AS), SK Telecom (Korea), dan China Unicom. Namun teknologi yang dikenal sebagai hybrid ini juga dimanfaatkan oleh Secom, perusahaan jasa keamaanan internasional asal Jepang. Kebanyakan Snap Track digunakan untuk observasi eksperdisi kargo dan sebagainya. Untuk Indonesia rasanya secara teknologi sudah tidak ada masalah untuk menerima kedatangan Snap Track. Seperti Mobile 8 dengan CDMA2000-1x Ev Do (Evolution Data Optimized) dipandang cukup siap menerima Snap Track. Hanya tinggal analisa potensi bisnis dan ketersediaan handset yang harus dipertimbangkan.

(Mei04)

1 komentar:

ellymufidah mengatakan...

Ttg teknologi LBS, kebetulan saya pernah membuat prototypenya. Saya memakai metode Cell ID. Memang keakuratannya sangat rendah. Bisa dibaca di http://ellymufidah.blogspot.com. Saya membahas secara teknis termasuk luasan coverage area BTS.mudah2an bermanfaat.