25 Feb 2010

Dibalik Gagasan Desain Ponsel




















Apapun jenis ponselnya, untuk menciptakan sebuah produk yang berkualitas dibutuhkan kombinasi faktor personal, filosofi, dan inspirasi



Setiap penciptaan ponsel umumnya didasari konsep rancangan desain yang matang dan teruji, bahkan untuk menelurkan satu tipe ponsel tak jarang dibutuhkan waktu riset yang tak singkat serta anggaran yang tak kecil. Tapi kalimat diatas tak serta merta berlaku untuk tiap vendor, semisal vendor merek lokal yang mengimpor ponsel dari Cina, kebanyakan tak membutuhkan waktu lama untuk implementasi wujud sebuah ponsel, maklum sebagian besar desain ponsel Cina yang beredar di Tanah Air meng-copy desain ponsel popular keluaran vendor global.

Untuk urusan penciptaan rancangan sebuah ponsel, tiap vendor mempercayakan proyek ini pada tim desain lab studio. Walau tim desain lab umumnya bekerja dinamis, tapi menuntut sisi kerahasiaan tinggi, mengingat persaingan karya cipta desain di industri ini cukup tinggi. Secara umum desain sebuah ponsel didasari oleh faktor personal, filosofi desain, dan inspirasi.



Faktor personal biasanya terkait dengan riset untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keinginan konsumen. Sedang filosofi menyangkut makna dari sebuah rancangan, seperti desain yang baik harus mencakup unsur style, fesyen, serta kegunaan fungsi layanannya. Kemudian inspirasi bisa berasal dari apa saja yang muncul dibenak si desainer. Contohnya sket desain Samsung Jet S8003, ”desain ponsel ini muncul dari inspirasi saya saat melihat embun-embun di daun,” ujar Minhyouk Lee, Principal Designer Samsung Electronics.

Rancangan desain yang serius dan mendalam tak hanya di monopoli ponsel menengah dan kelas atas. Ponsel pemula atau yang disebut low end juga mutlak digarap serius, mengingat justru di segmen ini bisa terciptra penjualan dalam volume besar. Nokia menjadi salah satu vendor yang getol menghadirkan ponsel pemula, dengan dukungan global team desain, terdiri dari 10 lokasi di dunia, dan 4 lokasi riset utama (London, Beijing, Calabasas di AS, dan Espoo di Finlandia), membuat Nokia mampu merespon cepat tuntutan desain di beragam pasar, termasuk pasar di negara-negara berkembang dengan tingkat kesejahteraan rendah.

Sejak bulan Juni sampai November 2007, Nokia mengadakan penelitian ”future urban study” dengan tujuan mempelajari tren gaya hidup berkomunikasi di tiga kota miskin berpopulasi padat, yakni di Mumbai (India), Rio de Janeiro, dan Accra (Ghana). Penduduk urban di tiga kota ini mempunyai tantangan berat dalam isu urbanisasi, kesehatan, lapangan kerja, kriminalitas, perubahan iklim, kebersihan lingkungan, dan infrastruktur kota yang serba terbatas.



Karena pasar yang disasar unik, riset dilakukan dengan 3 metode, yakni deep dives dengan merangkul beberapa komunitas secara selektif untuk melihat pemahanan dan kebutuhan komunikasi, lalu street survey, yakni melakukan riset secara acak di jalanan pada 750 responden. Terakhir dengan menggelar Nokia open studio sebagai ajang partisipasi dari khalayak untuk menuangkan ide-ide rancangan ponsel yang dikehendaki. Tak kurang 220 orang berpartisipasi dalam open studio ini.

Hasil riset ”future urban study” kemudian menjadi bahan diskusi oleh 300 anggota tim desain yang terdiri dari desainer, psikolog, peneliti, antropolog, engineer, dan spesialis teknologi. Tak sedikit hasil dari riset ini yang akhirnya direalisasikan. Contohnya sentuhan warna dan material yang disesuaikan dengan kebiasaan orang-orang di Mumbai yang kerap melindungi ponsel dari basahnya air hujan. Maka jadilah seri Nokia 1xxx dilengkapi susunan keypad yang tahan terhadap debu dan cipratan air. Adopsi dari gaya busana dan asesoris ala Rio de Janeiro juga diadaptasi untuk finishing pemilhan warna casing.

Entah sengaja atau tidak, di Mumbai yang jumlah penduduknya jauh lebih besar dari Jakarta, hampir 30 juta jiwa, hingga kini belum tersedia layanan 3G. Maka kehadiran ponsel-ponsel kelas pemula dipandang pas untuk target pasar di kota tersebut. Selain implementasi dari desain ponsel, adaptasi juga dilakukan dari desain software untuk pasar emerging market, seperti diwujudkan aplikasi berbasis SMS, Nokia Life Tools. Meski Indonesia tak serupa dengan India, tapi banyak desain ponsel dari riset Nokia di India yang sukses dipasarkan di Indonesia. (Haryo Adjie Nogo Seno)

23 Feb 2010

HT Mobile G33 – Qwerty Trackpad Plus WiFi













Satu lagi vendor ponsel merek nasional meluncurkan produk dengan fasilitas trackpad (optical finger navigation) dan fitur WiFi. Ponsel dengan label G33 ini menjadi salah satu ponsel termurah di kelas ponsel merek nasional yang berkemampuan trackpad dan WiFi. Harga jual G33 dipasar adalah Rp 799.000 dengan pola paket bundling kartu XL. G33 merupakan kelanjutan dari Link Series yang diperkenalkan PT. Sinar Jaya Sukses Mandiri, pemegang merek HT Mobile.

Tak sekedar trackpad dan WiFi, HT mobile melengkapi fasilitas online dalam ponsel ini. Sebut saja link shortcut ke portal jejaring sosial facebook, twitter serta aplikasi chatting hingga video chat. Sedangkan bearer data yang diandalkan untuk browsing sudah mendukung GPRS bahkan EDGE. Fitur pendukung lainnya antara G-sensor, MP3/MP4 player, dan radio FM. Ponsel dengan desain qwerty bar ini juga berkemampuan dual on GSM. Semua fiturnya dapat bekerja secara multitasking.



G33 memiliki aplikasi JAVA Multitasking MIDP 2.0, semakin mempermudah pengguna untuk tetap online chatting sambil menjalankan fitur lainnya secara bersamaan. Tak hanya itu, aplikasi dan shortcut yang dibenamkan di ponsel ini terbilang lengkap, tersedia shortcut untuk mengkases Opera Mini, Ebuddy, Facebook, wapedia (ensiklopedia mobile), hingga Twitter dan juga kamus online, untuk memudahkan pencarian kosakata dari bahasa Indonesia ke Inggris dan sebaliknya. G33 bahkan sudah dilengkapi dengan Wifi, sehingga bisa berselancar di dunia maya tanpa menggunakan pulsa di free hot spot area.

Untuk kamera, G33 sudah dilengkapi 2 kamera di depan dan di belakang dengan kekuatan VGA. Double kamera dapata digunakan untuk melakukan video call. Anda dapat berinteraksi dan melihat langsung muka lawan bicara anda melalui menu video chat ini.

Demikian juga untuk media musik baik itu mulai dari Audio Player MP3, AMR, WAV dan Video Player MP4, 3GP, AVI maupun Radio FM, kualitas suara terbilang baik. Dilengkapi dengan memory internal yang cukup besar yakni 89,1 Mb untuk menampung file mp3, mp4 dan lainnya. Bilamana masih kurang juga dapat di tambahkan external memory hingga 16 GB.

18 Feb 2010

Skyfire - Browser Handal Pemutar Video








Selain bisa memutar video langsung di setiap web, Skyfire merupakan browser yang terintegrasi dengan Facebook, Twitter, dan Gmail

Pasar software internet browser untuk ponsel berkembang pesat, selain dikenal browser eksklusif yang dihadirkan untuk ponsel tertentu, seperti Internet Explorer, Nokia Mini Map, Safari, dan BlackBerry browser. Pasar browser ponsel juga ramai lewat tawaran browser gratisan yang bisa diunduh oleh beragam tipe ponsel. Browser gratisan yang popular saat ini adalah Opera Mini dan Fennec. Nah, kini ada lagi browser internet yang juga gratisan untuk ponsel, yakni Skyfire browser.

Keunggulan utama Skyfire yakni sudah mendukung visual standard web 2.0, ajax, javascript, dan flash 10. Bahkan Skyfire jadi satu-satunya internet browser ponsel yang bisa menghadirkan tayangan video YouTube secara langsung layaknya di layar web PC. Ini dimungkinan berkat adopsi fitur full flash, windows media, dan silverlight 2.0. Tak cuma itu kebolehan Skyfire, browser ini juga punya kemampuan untuk sharing langsung dan terkoneksi dengan aplikasi Facebook, Twitter, dan Google Mail. Selain sekaligus utamanya Anda bisa menikmati feed berita langsung dari YouTube, Yahoo News, Google News. (Haryo Adjie Nogo Seno)

1.
Setting awal Skyfire, berisi akses lengkap untuk navigasi, start page, dan share. Skyfire juga punya kemampuan mute on/off audio untuk mendengar suara video yang diputar.









2.
Navigas Skyfire cukup mudah, dilengkapi akses double click zoom yang disiapkan untuk ponsel layar sentuh dan non layar sentuh.










3.
Skyfire menyediakan akses kustomisasi untuk beragam aplikasi menarik, posting dan feed YouTube serta Facebook bisa Anda pantau langsung otomatis dari browser ini.









4.
Proses log in untuk aplikasi Twitter, Facebook dan Gmail sangat mudah. Cukup input username dan password, selanjutkan klik authorize.









5.
Anda bisa leluasa mengatur active/off feed beragam aplikasi, mulai dari jejaring sosial, berita, media, dan email.










6.
Tampilan layar yang sudah di kustomisasi, tersaji update posting terbaru Facebook, Twitter serta inbox Gmail. Anda juga bisa update status langsung lewat menu ini.









7.
Tampilan halaman YouTube, serupa dengan di layar web. Akselerasi video player juga terbilang sempurna.










8.
Visual web situs detik.com. Skyfire juga punya kemamuan untuk simpan gambar.










Sumber : www.skyfire.com
Besar File : 693 Kb
Harga : Gratis
Ponsel Pendukung : Windows Mobile 5/6 dan Symbian S60 3rd edition

16 Feb 2010

Memandang Masa Depan Layanan Data














”Dari sisi pemasukan, operator sudah tidak bisa lagi mengharapkan angka yang tinggi dari layanan suara dan SMS”


Tren penggunaan telepon sekarang sudah meningkat jauh dari sekedar berbicara dan mengirim serta menerima pesan singkat (SMS). Didorong oleh sebuah operator yang menggebrak pasar dengan memperkenalkan layanan GPRS di tahun 2001 yang lalu, secara perlahan masyarakat mulai merangkul layanan-layanan berbasis data. Ini berarti permintaan akan layanan-layanan berbasis data juga meningkat. Dengan demikian, para operator mau tidak mau harus mengikuti permintaan pasar dan konsumen. Jika tidak, ada resiko ditinggalkan pelanggan.

Tantangan yang dihadapi para operator terutama timbul dari sisi infrastruktur. Diperlukan perubahan yang cukup signifikan, dari perangkat yang sebagian besar berbasiskan suara, menjadi ke perangkat yang berbasiskan data, atau Internet Protocol (IP). Ini artinya komitmen investasi yang cukup besar. Migrasi yang terjadi tentunya memakan sumber daya yang tidak sedikit.

Selesainya deployment perangkat baru tidak secara otomatis berarti selesainya proses migrasi. Masih banyak yang harus dipertimbangkan oleh operator. Misalnya, pembagian kue prioritas antara suara/SMS dengan data. Untuk bisa mencapai keseimbangan antara pelanggan yang membutuhkan layanan suara/SMS dengan pelanggan yang membutuhkan layanan data, para operator sebaiknya menerapkan fitur Quality of Service (QoS). Fitur ini sudah dimungkinkan dalam perangkat berbasis IP.

Namun pengorbanan yang terjadi akibat migrasi ini dengan cepat bisa tergantikan oleh berbagai keuntungan dengan mengandalkan layanan berbasis data. Dari sisi pemasukan, operator sudah tidak bisa lagi mengharapkan angka yang tinggi dari layanan suara dan SMS, apalagi di tengah-tengah perang tarif yang saat ini masih berkecamuk. Bahkan jika perang tarif ini masih terus berlangsung hingga beberapa bulan mendatang, jangan heran jika terjadi konsolidasi antara dua operator atau lebih, karena sudah kehabisan amunisi.

Untuk itu, layanan data menjadi alternatif pemasukan yang bisa menggiurkan. Mulai dari hal-hal sederhana seperti konten mobile (nada dering, wallpaper, nada sambung pribadi, dan sebagainya), panggilan video, hingga layanan bisnis seperti push mail. Perlu diingat bahwa meskipun jumlah pelanggan bisnis/korporat tidak sebanyak individu, pemakaian data mereka lebih besar. Selain push mail, masih terbuka luas peluang dalam layanan terkelola (managed service). Berarti masih banyak lagi yang bisa digali dari layanan data.

Jika kita perhatikan dengan jeli, layanan data nyaris tidak tersentuh perang tarif. Ada dua kemungkinan terjadinya hal ini, yaitu operator mungkin masih belum menyadari pentingnya layanan data sebagai masa depan mereka, atau operator justru sadar bahwa arus penerimaan dari layanan suara dan SMS sudah kering, dan sudah saatnya untuk menggali arus penerimaan baru dari layanan data.

Jika kemungkinan kedua ini yang dilakukan oleh para operator, maka artinya mereka sudah siap untuk menghadapi masa depan. Karena dengan mengandalkan layanan data yang didukung oleh perangkat berbasis IP, pintu-pintu peluang bagi para operator terbuka lebar. Jika layanan-layanan diibaratkan sebagai mobil, maka IP merupakan jalannya.

Jika perangkat-perangkat sudah sepenuhnya berbasis IP, pembaruan di masa depan juga menjadi lebih mudah karena IP merupakan standar terbuka. Jadi, nyaris tidak akan ada masalah kompatibilitas, karena semua perangkat berbasis IP saling berbicara dengan bahasa yang sama. Di perangkat-perangkat legacy, ini tidak dimungkinkan. Dengan begitu, pengembalian investasi juga lebih cepat, karena waktu yang terpakai untuk konfigurasi perangkat, pelatihan staf, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perangkat menjadi lebih singkat.

Jadi, lupakanlah perang tarif. Itu adalah masa lalu. Apalah artinya tarif murah, kalau kualitas layanan kurang memuaskan. Karena itu, mulailah perang layanan. Curi hati pelanggan dengan memanjakan mereka lewat layanan-layanan data yang menarik dan inovatif. (Irfan Setiaputra Praktisi Telekomunikasi)

15 Feb 2010

XP Mobile Luncurkan XP8500


















Mengawali awal tahun, XP Mobile menambah portfolio-nya dengan meluncurkan XP8500 yang merupakan ponsel qwerty Dual on GSM dengan frekuensi 900 / 1800 Mhz. Berbagai macam fitur dan kecanggihannya dapat dinikmati oleh penggunanya hanya dengan harga Rp. 699.000,-. XP 8500 di lengkapi dengan beragam fitur yang memungkinkan untuk support situs jejaring sosial Facebook, MSN, Opera Mini, Chatting Application, Twitter dan JAVA. Selain itu XP8500 juga dibekali dengan Bluetooth stereo & FM Radio.

“XP Mobile 8500 kami tawarkan dengan harga yang cukup kompetitif di pasaran Indonesia sehingga dengan fitur yang lengkap didalamnya dapat dinikmati oleh masyarakat dan tentunya dengan kualitas yang sangat baik” Ujar Isra Ruddin, Managing Director XP Mobile. Selain itu, XP Mobile memiliki Jaringan XP Network service center yang terdapat di seluruh Indonesia bergaransi resmi 12 bulan yang bekerjasama dengan Astechindo dan kami juga memberikan garansi asuransi selama 12 bulan oleh PRORISK – ASURANSI SINARMAS.

“XP Mobile berkomitmen untuk terus mengeluarkan type terbaru lainnya dengan mengikuti perkembangan zaman, meningkatkan inovasi serta tekhnologi dan tentunya menyesuaikan keinginan masyarakat” ujar Isra Ruddin.

10 Feb 2010

SGH-i780, Smartphone Samsung Terlaris




















Mau tahu seri smartphone terlaris Samsung di Indonesia? Jawabannya adalah SGH-i780. Ponsel yang kondang dengan sebutan IJBO ini memang bukan produk baru lagi. Ponsel ini statusnya kini sudah discontinue alias tak diproduksi lagi, setelah dipasarkan sejak 2 tahun lalu di Tanah Air. Pihak PT. Samsung Electronics Indonesia (SEIN) menyatakan SGH-i780 sebagai smartphone dengan penjualan terlaris. Diperkirakan populasi SGH-i780 mencapai 50.000 unit, belum termasuk SGH-i780 yang beredar secara BM (black market).

Angka penjualan tertinggi kabarnya setelah ponsel ini turun harga, disekitar Rp3,5 juta - Rp4 juta, setelah awalnya dibandrol Rp5,5 juta. SGH-i780 dipandang sebagai smartphone Samsung dengan fitur dan fasilitas terlengkap di kelasnya. Kemampuan hybrid, bisa touch screen dan keyboard qwerty konvensional dipandang sebagai pemikat utama ponsel yang masuk kelas PDA phone. Sisi menarik lain dari ponsel ini, sudah mengusung Windows Mobile 6.0 (bahkan bisa di upgrade ke 6.1), dan dibekali akses WiFi plus HSDPA.

Oleh para penggemarnya SGH-i780 disebut sebagai IJBO, dan menjadi satu-satunya smartphone Samsung yang punya wadah komunitas paling eksis, seperti di situs kaskus dan Facebook. Smartphone kedua terlaris Samsung di Indonesia ditempati oleh SGH-i600 Blackjack, dan peringkat selanjutnya ditempati oleh seri GT-C6625 Valencia. Ketiga produk ini sama-sama mengusung platform Windows Mobile. (Haryo Adjie Nogo Seno)

9 Feb 2010

Navigasi Layar Ponsel via Headset Bluetooth




















Selain fungsi utamanya sebagai alat bantu pendengaran, headset bluetooth ternyata bisa difungsikan sebagai remote untuk mengendalikan navigasi menu di layar ponsel



Semenjak WiFi naik daun, selintas eksistensi bluetooth sebagai fitur andalan di ponsel sedikit tergeser. Tapi bila dicermati, sebenarnya tidaklah demikian, bluetooth tetap punya pamor tersendiri. Dengan kemampuan gelombang radio jarak pendek, teknologi bluetooth terbukti handal untuk melayani koneksi yang sifatnya peer to peer, semisal untuk transfer file data dan koneksi headset. Tapi ditangan kejelian developer software, Teksoftco, peran headset bluetooth bisa dikembangkan lebih jauh sebagai headset remote.

Dalam software yang diberi label “Headset Remote 1.0”, sebuah headset bluetooth dapat berubah peran sebagai remote untuk mengendalikan navigasi menu di layar ponsel. Proses navigasi remote mengandalkan tools tombol volume pada headset. Sedang menu yang dapat dikendalikan diantaranya seperti pemutar musik, kamera, file explorer sampai presentasi Power Point. Manfaat software ini terbilang besar, ambil contoh bila ponsel disambungkan ke layar TV lewat fasilitas TV out, presentasi Power Point bisa digelar cepat dan efektif. Bahkan lebih jauh, ponsel bisa difungsikan sebagai kamera pengintai di area terbatas. (Haryo Adjie Nogo Seno)

1.
Headset remote disiapkan untuk berjalan di sistem operasi Windows Mobile, termasuk untuk Windows Mobile touch screen dan non touch screen.









2.
Untuk mengoperasikan secara optimal diperlukan registrasi (berbayar), tapi bisa Anda coba free trial selama 16 hari.










3.
Untuk koneksi ke headset, lakukan dengan men-tab ”search & connect”. Proses searching perangkat headset memakan waktu sekitar 10 detik.









4.
Sebelumnya jangan lupa untuk mengaktifkan bluetooth, lakukan lewat setting > connection > bluetooth on. Pastikan bluetooth visible di ponsel Anda.









5.
Ada tiga aksi. Tiap aksi didasarkan pada fungsi tombol volume di headset. Contoh, action 1 dengan menekan tombol volume down dan action 2 tekan volume up.









6.
Untuk mengaktifkan menu yang akan dijalankan lewat software ini, terlebih dulu tab ”open file” lalu telusuri beberapa aplikasi dari file explorer.









7.
Kami menguji software ini dengan headset bluetooth Samsung WEP410 di ponsel Samsung SGH-i780. Saat koneksi antar dua perangkat terjadi, lampu LED pada headset akan menyala terus.









8.
Dengan menjajal versi uji coba, Anda hanya diberi kesempatan koneksi selama 10 menit. Lewat dari itu silahkan mengulang proses setting dari awal.









Sumber : www.teksoftco.com
Besar File : 149 Kb CAB
Harga : 4,95 Euro
Ponsel Pendukung : Windows Mobile Pocket PC dan Smartphone

6 Feb 2010

“Internet Bergerak” Masih Jalan di Tempat















Apakah Anda pernah merasakan kecanduan Internet, sehingga hampir sebagian besar waktu Anda dihabiskan untuk Internet? Mari kita lihat mengapa Anda dan juga saya sering bergaul dengan Internet. Suatu waktu kita akan mencari jadwal pertunjukan bioskop, atau mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sebelum memutuskan untuk membeli ponsel baru. Hampir sebagian besar aktifitas tersebut kita lakukan di depan komputer, tetapi tidak demkian di ponsel kita.

Padahal dengan semakin berkembangnya teknologi jaringan selular saat ini akan memungkinkan diaplikasikannya layanan-layanan berkecepatan tinggi seperti halnya di jaringan komputer. Tidak hanya WAP, SMS, MMS, E-mail, Internet dan Chatting, teknologi 3G memungkinkan pengguna mengakses layanan multimedia (videopon), layanan hiburan, bahkan televisi berbasis Internet (IPTV). Lihat saja munculnya berbagai aplikasi baru Internet bergerak yang cukup menarik bagi pengguna telepon selular seperti aplikasi Gmail Java, Google Maps, Opera Mini Browser, Fring Mobile VoIP, ShoZu Mobile Photography dan TelecomTV.

Pada akhir tahun 2007 lalu pelanggan ponsel di Indonesia diperkirakan telah menembus angka 96.41 Juta nomor. Namun, pertumbuhan teknologi Internet bergerak yang demikian pesat masih belum diimbangi oleh antusiasme masyarakat untuk menikmatinya. Salah satu operator selular terbesar mengungkapkan bahwa pengguna Internet bergerak khususnya 3G hanya sekitar 3% dari keseluruhan pelanggan di akhir tahun 2007. Diperkirakan angka tersebut berlaku juga bagi operator-operator lain, bahkan bisa jadi lebih rendah. Mengapa Internet bergerak yang telah lahir sejak beroperasinya GPRS tahun 2000 masih seperti berat untuk melangkah maju?

Pertama, kemampuan daya beli masyarakat yang rendah menjadikan hanya kalangan tertentu saja yang bisa menikmati layanan ponsel. Masalah biaya ini diyakini menjadi faktor utama penghambat pertumbuhan Internet bergerak. Untuk dapat mengakses Internet, kita harus mengeluarkan biaya tidak sedikit untuk membeli ponsel yang mendukung fitur-fitur Internet, terlebih yang mendukung UMTS atau 3G. Harga ponsel yang saat ini masih mencapai Rp 1 Juta lebih, penulis kira sangat berat untuk dapat dimiliki oleh masyarakat kebanyakan.

Selain itu, kita harus mengeluarkan biaya akses yang tidak sedikit ke operator selular, baik yang berbasis waktu, berbasis ukuran file atau yang bersifat flat rate. Dengan mudah kita dapat menebak kalangan masyarakat mana yang mampu menikmati layanan-layanan 3G yang bertarif Rp 250-300 ribu per bulan. Tidak berhenti di sini saja. Ketika kita melakukan suatu transaksi pembayaran melalui ponsel, ternyata kita harus mengeluarkan biaya tambahan yang relatif lebih tinggi dibandingkan ketika menggunakan terminal komputer biasa.

Alasan kedua berhubungan dengan aspek penggunaan. Mengakses Internet bergerak tidak senyaman ketika kita berada di depan monitor komputer yang dilengkapi dengan keyboard dan mouse. Layar dan keypad yang kecil sedikit banyak membuat pengguna merasa canggung ketika mengaksesnya. Sementara alasan ketiga berhubungan dengan terbatasnya konten Internet bergerak. Dari segi konten Internet bergerak, kita dapat membedakannya ke dalam dua jenis, yaitu i) konten layanan elektronik atau e-services yang disediakan oleh operator, dan ii) konten Internet global. Layanan elektronik cenderung didorong oleh pihak operator, sehingga kurang mengakomodasi sebagian besar pengguna ponsel. Sementara konten Internet global sangat melimpah, tetapi yang disederhanakan bagi pengguna ponsel (seperti Wordpress Mobile atau BBC Mobile) masih sangat sedikit.

Teknologi Internet diharapkan dapat menjadi penumbuh industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, sehingga menghasilkan multiplier effect bagi kemajuan pembangunan nasional. GSM Association bersama Prof. Waverman (2007) mengemukakan bahwa peningkatan penetrasi ponsel sebesar 10% di negara berkembang akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi tahunan (GDP) sebesar 1.2%, katakanlah X USD. Sementara pemanfaatan Internet yang meningkat sebesar 10% akan menghasilkan pertumbuhan GDP sebesar 1.25*X USD, bahkan akan mencapai 6.25*X USD karena masuknya teknologi broadband.

Pengguna Internet di Indonesia diproyeksikan akan mencapai angka 57.8 Juta pada tahun 2010, yang akan naik menjadi 80 Juta pada tahun 2012 di mana akan didominasi oleh pengguna ponsel. Akankah “Internet bergerak” mampu menyedot minat masyarakat Indonesia, sementara saat ini masih begitu banyak saudara-saudara kita yang belum dapat menikmati layanan telekomunikasi dasar sekali pun, terlebih lagi untuk dapat menikmati layanan Internet? Semoga tahun 2008 ini dapat menjadi momentum bagi lajunya pembangunan TIK yang didukung oleh teknologi Internet untuk mewujudkan terciptanya masyarakat berbasis pengetahuan yang cerdas, produktif dan ekspresif. (Yoanes Bandung - Praktisi Internet Multimedia)

4 Feb 2010

Jadi Yang Tercepat di Jalur HSPA+















Guna menjadi yang terdepan di layanan mobile broadband, Indosat dan Telkomsel mulai pasang kuda-kuda menyiapkan jaringan super cepat HSPA+



Kian dinamisnya layanan operator tak terlepas dari keberadaan elemen bandwidth. Dengan memiliki bandwidth yang besar, setiap operator mampu menghadirkan layanan berkualitas broadband bagi pelanggannya. Ambil contoh bandwidth 5 Mhz yang dialokasikan bagi operator pengusung layanan 3G. Bandwidth ialah nilai kotor kapasitas maksimal sebuah jaringan. Semakin besar kapasitas yang dimiliki, membuka peluang seluas-luasnya bari operator untuk menghadirkan konten data berkecepatan tinggi.

Pada kenyataan saat ini, operator 3G dengan bekal alokasi bandwidth 5 Mhz merasa kian ”sesak” akibat permintaan kebutuhan akses data yang meningkat tajam. Untuk itu operator berlomba guna mendapat alokasi bandwidth 5 Mhz tambahan dari regulator. Hingga akhirnya operator bisa menggenapkan bandwidth yang dimiliki menjadi 10 Mhz pada frekuensi 2100 Mhz. Dengan bandwidth 10 Mhz, operator tak hanya menggadang teknologi akses 3G dan 3,5G/HSDPA (high speed downlik packet access), lebih dari itu bisa dialokasikan bagi penggunaan teknologi HSPA+ (evolved high speed packet access). Dengan HSPA+, secara teori dapat disalurkan kecepatan akses data hingga 21 Mbps, jauh lebih cepat ketimbang HSDPA yang kecepatan akses datanya 7,2 Mbps dan 14,4 Mbps.




Nah, layaknya nostalgia diawal peluncuran 3G di tahun 2006, dua operator besar di Tanah Air kembali berkompetisi untuk saling adu cepat menggelontorkan HSPA+ ke pasar. Adalah Telkomsel dan Indosat, dua operator ini pada bulan September lalu telah mendapat tambahan bandwidth 5 Mhz, lewat tambahan bandwidth, dua operator tampil percaya diri untuk pasang kuda-kuda untuk menggelar HSPA+. Ini dibuktikan pada awal November lalu, dalam selang beberapa hari dua operator ini saling unjuk demo akselerasi HSPA+ di Jakarta.

Untuk gelar HSPA+, Telkomsel menggandeng vendor jaringan Huawei, sedang Indosat menggandeng vendor Ericsson. Kedua operator mempersiapkan HSPA+ sebagai akses andalan paket layanan mobile broadband, seperti Next Generation Flash, paket Matrix data, dan layanan IM2. Indosat sampai akhir tahun ini mentargetkan up grade 1500 BTS 3G (node B) di kawasan Jabodetabek. Sedang Telkomsel menyatakan HSPA+ telah tersedia di area Jakarta, dan sampai akhir tahun bakal hadir di Yogyakarta, Semarang, Medan, dan Surabaya. Untuk Jakarta, HSPA+ Telkomsel baru tersedia di kawasan Jakarta Selatan.

Hadirnya teknologi ini tentu tak lepas dari capex (capital expenditure) atau biaya belanja modal. ”Kami mengalokasikan Rp 1,3 trilyun dari total Capex Rp 13 trilyun di tahun ini untuk pengembangan teknologi HSPA+,” ujar Sarwoto Atmosutarno, Direktur Utama Telkomsel. Sedangkan Guntur Siboro, Direktur Pemasaran Indosat menyatakan, ”Capex untuk HSPA+ terbilang kecil, tapi untuk mendukung teknologi ini diperlukan peningkatan pada sisi backbone dan core, sehingga sulit untuk mengurai Capex HSPA+. Mengingat backbone dan core juga dipakai untuk teknologi lain,” kata Guntur. Pada sisi BTS 3G hanya diperlukan up grade software untuk menambahkan fitur baru.

Seperti diuraikan diatas, untuk menggelar HSPA+ operator harus memperoleh tambahan bandwidth. Nah, untuk ini tentu diperlukan biaya yang tak murah, paling tidak operator harus merogoh kocek Rp 160 milyar untuk tambahan 5 Mhz 3G yang dibayarkan kepada pemerintah. Sejatinya operator 3G mengambil bandwidth tambahan guna mendukung pengembangan layanan. Selain Telkomsel dan Indosat, XL dikabarkan juga berminat untuk membeli tambahan bandwidth di tahun depan. Bisa diperkirakan peta pertarungan mobile broadband bakal meningkat tajam. Ditambah rencana Telkomsel untuk menggelar demo LTE (long term evolution) di pertengahan tahun depan, lewat LTE bisa disalurkan akses downlink mobile broadband sampai 100 Mbps.

Saat ini perangkat pendukung HSPA+ memang belum tersedia banyak di pasaran, sebagian besar masih berwujud modem USB yang dipasok oleh Huawei, Sierra Wireless, Novatell, ZTE, Picochip, dan Ovation. Menanggapi terbatasnya perangkat, Guntur Siboro menyatakan, ”tidak usah khawatir soal perangkat yang terbatas, bila operator makin banyak yang mengadopsi HSPA+, otomatis vendor akan mulai menawarkan perangkat dalam beragam variasi, termasuk di ponsel,” ungkap Guntur. Hingga kini HSPA+ telah digelar oleh 28 operator di 20 negara. (Haryo Adjie Nogo Seno)