15 Mar 2008

Berponsel Aman dan Nyaman di Motor












Pengemudi kendaraan roda dua tentu memiliki kebutuhan yang sama dengan pengemudi kendaraan roda empat, yakni kebutuhan dan kepentingan untuk selalu bisa berkomunikasi, khusus nya berkomunikasi lewat ponsel. Tidak seperti pengemudi mobil, para pengemudi motor jelas lebih ‘sulit’ dan kurang nyaman jika harus berkomunikasi lewat ponsel saat berkendara. Kebanyakan pengemudi motor harus berhenti dan menepi terlebih dahulu jika ingin menjawab panggilan. Cuma hal ini jelas merepotkan dan sering panggilan keburu missed call. “Biar kita sudah menepikan motor, nyatanya perlu ‘makan’ waktu untuk melepas helm dan mengeluarkan ponsel dari saku, baru bisa bicara. Tapi kadang itu terlalu lama sehingga keburu missed call”, ujar Heny Rasmanto, penunggang motor Honda Tiger di Jakarta.

Sebenarnya ponsel cukup menyediakan variasi dan solusi untuk mendukung komunikasi bagi pengendara motor. Cuma sayang kebanyakan orang Indonesia tidak terbiasa, yang paling simpel adalah pemanfataan handsfree. Mengingat handsfree sudah banyak yang dijual dalam paket pembelian. Namun toh banyak alasan orang ‘ogah’ menggunakan handsfree biar harga nya tak mahal dan berfitur PTT (push to talk). Alasanya penokan cukup beragam. Dari hasil pengamatan, telinga pengguna sering tidak nyaman dan menjadi merah saat earphone terjepit dalam ruang helm. Apalagi jika pengguna menggunakan standar ukuran helem yang pas dan ketat.

Henry Rasmanto menambahkan suara bising (noise) dari luar helm pun menjadi hambatan dalam penerimaan suara dari earphone. Akibatnya banyak pengguna ponsel mengambil ‘jalan singkat tapi mengundang maut’. Contohnya banyak pengendara yang dengan sedikit membuka helm kemudian menempelkan ponsel dengan asyiknya di telinga kiri. Artinya hanya mengemudi dengan satu tangan. Perilaku ajaib ini dipandang dari segi manapun tentu sangat berbahaya. Pertama handling kendaraan bakal kacau karena kendali hanya lewat satu tangan, kedua konsentrasi mengemudi dapat pecah dan ketiga dapat memicu tindak kriminal, mengingat ponsel masih merupakan santapan favorit para penjahat di jalan.

Lebih gila lagi, terutama di kota besar cukup sering dijumpai pengemudi motor yang ‘mahir’ melihat dan berkirim SMS sambil menyetir. Atraksi berbahaya ini kerap dijumpai pada perlintasan lampu merah di jalan alternatif. Solusi messaging saat mengendarai motor sampai saat ini memang belum ada. Di mobil pun meski ada, secara otomatis sistem akan mematikan fungsi SMS saat kendaraan melaju lebih dari kecepatan 80 Km per jam. Diaplikasikan secara built in pada beberapa seri terbaru mobil Volvo.

Ponsel dalam Helm

Bagi pengendara motor sistem teknologi helm lah yang menjadi fokus perhatian. Konvergensi kecanggihan helm dan sistem selular sudah dijawab oleh beberapa pabrikan. Contohnya Motorola, BMW, Caberg, Givi, Peltor dan beberapa lain nya. Salah satu yang diunggulkan dan menjadi rujukan yakni konsep built in. Diaz Rizaldy, seorang produsen helm dari Surabaya menjelaskan konsep built in memberikan kenyamanan serta kualitas penerimaan sound lebih jelas. Sebab pada helm ini sudah dilengkapi earphone dan microphone yang terintegrasi plus kualitas peredaman suara yang bagus. Contoh seperti helm half face yang digunakan oleh patroli BM (brigade motor) Polri.









Hanya saja produk keluaran Diaz sampai sekarang masih mengandalkan koneksi lewat kabel. Artinya antara helm dan ponsel dihubungkan lewat soket. “Penggunaan nya bisa di set auto answer dari ponsel, jadi cukup memudahkan. Semua tinggal tergantung kabel support, bisa dibungkan ke perangkat HT dan MP3 pula”, ujar Diaz lewat produknya yang diberi nama Under Route 66 Mobile Warning System. Pria yang berkantor di Jl. Urip Sumoharjo 81 – Surabaya ini biasa membuat helm pesanan untuk berbagai klub motor besar dan Kepolisian.

Lebih Canggih dengan Helm Bluetooth





Komponen Helm Bluetooth BMW




Ilustrasi Kerja Helm Bluetooth

Konsep built in ponsel dalam helm sebenarnya tidak melulu diperuntukkan bagi jalur selular. Komunikasi jalur radio (Handy Talky) juga cukup marak diadopsi. Ini cukup populer di Tanah Air saat beberapa klub mengadakan touring. Tapi komunikasi ini hanya bersifat antar grup, jika komunikasi keluar tetap perlu dukungan ponsel. Salah satu helm bluetooh yang tergolong tercanggih saat ini adalah keluaran BMW Motorrad WCS-1 Communication. Teknologi ini merupakan solusi untuk meretrofit helm BMWsystem 5. Beberapa Fitur yang ditawarkan jenis helm ini mencakup :

1. Komunikasi wireless antara pengemudi dan pembonceng lewat bluetooth helmet. Dengan solusi ini maka pembicaraan antara pengemudi dan pembonceng lebih nyaman, jelas dan bebas bising. Tidak perlu teriak untuk mengucapkan pesan.

2. Dapat terkoneksi dan pairing ke berbagai ponsel bluetooth, menggunakan platform bluetooth standard versi 1.2

3. Filter interface yang dapat meredam suara angin. Beroperasi di kisaran temperatur –10 hingga 70 derajat Celcius.

4. Dual speaker untuk menunjang penerimaan suara maksimal, ditambah helm ini berkemapun fitur MP3.

5. Material helm menggunakan campuran bahan fiber, karbon dan kevlar.

6. Pengoperasian mudah lewat tiga tombol kendali yang terletak di sisi kanan luar helm.

7. Ditenagai baterai 3 x AA NiMh rechargable baterai dengan kapasitas 2000 mAh.

8. Dalam uji coba kualitas suara telepon masih cukup jelas pada kecepatan 150 Km per jam.


Jangan Lengah

Dari dahulu berkomunikasi lewat ponsel saat mengendarai kendaraan sudah mengundang kontroversi. Pasalnya hal itu tidak lain dapat mengganggu konsentrasi pengemudi dan fungsi pengendalian kemudi. Buktinya sudah jelas tingkat kecelakaan lalu lintas akibat berponsel cukup tinggi, baik di luar negeri dan di Tanah Air sendiri. Di beberapa negara maju, contoh seperti Singapura dimana penggunaan ponsel saat mengemudi bisa diganjar hukuman berupa denda setara Rp 5 juta atau penjara selama 6 bulan. Itu semua dirancang untuk menjamin keselamatan baik pengemudi dan lingkungan sekitar.

Meski solusi berponsel di motor sudah beragam, termasuk helm ber earphone yang memadai. Tetap perlu diingat konsentrasi mengemudi motor dan mobil adalah berbeda. Risiko celaka saat berponsel di motor jauih lebih besar dibanding berponsel sambil mengendarai mobil. Untuk itu diperlukan kewaspadaan tinggi, jangan karena asyik ngobrol tiba-tiba lengah terhadap bunyi klakson dari kendaraan lain. Akibatnya fatal buat Anda. Apalagi ber SMS sambil sambil mengendarai motor, benar-benar sangat tidak dianjurkan.

Tidak ada komentar: