24 Mar 2008

GSM Railway - Teknologi Ponsel Untuk Kereta Api













Sistem komunikasi adalah elemen vital bagi kereta api. GSM Railway menawarkan solusi handal untuk komunikasi yang modern. Lebih canggih dan sarat dukungan aplikasi


Kecelakaan kereta api termasuk momok yang menakutkan dalam sistem transportasi darat, di Indonesia sendiri kecenderungan kecelakaan kereta api terus meningkat. Menurut data PT. Kereta Api Indonesia setiap tahun terjadi peningkatan kasus kecelakaan dari 5 – 10 persen. Jika menilik soal sebab bisa dikatakan sangat kompleks, mulai dari kesalahan manusia, bencana alam hingga kesalahan teknis. Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Setio Rahardjo menyebutkan salah satu faktor yang menjadi isu penting adalah tidak memadainya sarana dan prasarana kereta api. Hal ini bisa dilihat dari sistem manajemen informasi dan teknologi yang tertinggal.

Sebagian sistem informasi kereta api di dunia, khususnya negara berkembang masih mengandalkan metode analog yang sudah kuno. Alhasil saat ini dibutuhkan sistem teknologi informasi yang lebih modern dan mengacu pada konsep digital. Dari sekian tawaran teknologi, GSM (global system for mobile telecommnunication) railway menjadi sebuah pilihan yang menarik. Teknologi wireless GSM ponsel (telepon selular) sudah terbukti lebih dari satu dekade sesuai di implementasikan untuk kebutuhan sistem komunikasi kereta api.

Alur operasi GSM railway (GSM R) tidak begitu berbeda dengan peran GSM untuk pemakaian konvesional. Pola GSM R tetap membutuhkan unsur BTS (base tranceiver station), BSC (base station controller), OMC (operation & maintenance centre) hingga Intelligent Network. Kesemua perangkat keras tadi ditempatkan layaknya penempatan konvesional, seperti BTS yang disipakan di sepanjang lintasan jalur kereta api. Sedang perangkat pada kereta api bisa ditempatkan module atau juga ponsel GSM.

Manfaat GSM R cukup luas, terbukti aplikasi ini banyak diadopsi oleh perusahaan kereta api di Eropa. Keunggulan konsep GSM R utama nya adalah koordinasi trafic dan update informasi. Seperti menunjang operasional komunikasi suara antara masinis dan petugas controller di stasiun, antar sesama masinis di suatu area, antar petugas langsir hingga kebutuhan emergensi. Disamping itu GSM R juga dapat mendukung komunikasi non operasional, seperti antara stasiun dan depot. Tidak hanya itu, lebih penting lagi kebutuhan komunikasi bagi penumpang juga diakomodasi, misalkan informasi perubahan waktu berangkat, keterlambatan hingga kebutuhan koneksi data akses GPRS (general packet radio services).

Infrastruktur GSM Railway













Peran control dan signalling juga sudah menjadi platform GSM R dalam ATC (automatic train control), bahkan fungsi remote control sekalipun. GSM R pun telah dirancang guna menyediakan kelancaran komunikasi baik data dan suara dalam kecepatan hingga 500 kilometer per jam. Berikut ini beberapa apllikasi GSM R yang sudah digunakan oleh beberapa operator kereta api di Eropa.

ASCI (advanced speech call items)
Aplikasi ini menyediakan voice group call dan voice broadcast services yang dapat dikirmkan kepada sesama pengguna GSM R. Konsep ini bisa digunakan antar staff member yang terdaftar dalam platform LAN (local area network). Contoh komunikasi antar grup masinis dalam satu regonal.

Location Dependent Addressing (LDA)
Ini merupakan fungsi komunikasi yang dirancang khusus untuk mengubungkan antara masinis dan petugas controller. LDA bermanfaat untuk komunikasi perjalanan jauh, lewat LDA masinis akan dapat terhubung dengan petugas controller yang bertugas di area tertentu. Dalam percobaan di Hanover, Jerman masinis cukup menakan satu tombol dan dapat langsung terhubung dengan petugas controller.

Keeping In Touch
Aplikasi ini sebenarnya ini sama saja dengan tracking system. Lewat functional numbering dapat dilacak mulai dari individual, groups dan pastinya digunakan untuk mengetahui posisi kereta api. Aplikasi ini menggunkan basis cell trancking system.

Value Added Services for Passanger
Buat penumpang dapat memanfaatkan kecanggihan GSM R untuk automatic ticket sales, dan onward booking dan reservasi. Selain itu pelanggan yang telah teregistrasi dapat mengetahui schedule up date per menit tentang status kereta api. Tidak ketinggalan konsep GSM R sudah disiapkan bagi kebutuhan akses data 2G, 2,5G dan 3G. Waujudnya seperti kelancaran akses mobile internet lewat GPRS.

Keberadaan GSM R
Hadirnya GSM R berangkat dari kebutuhan akan modernisasi sistem komunikasi di Eropa. Pertama kali GSM R dirancang pada tahun 1995 lewat proyek European Intergrated Railway Radio Enhanced Network (EIRENE) yang digagas oleh Mobile Railway radio Network for Europe (MORANE). Dimana salah satu tujuan nya adalah untuk menyeragamkan sistem komunikasi kereta api antar negara di Eropa. Sebelumnya diketehaui terdapat 35 sistem komunikasi kereta api yang berbeda di eropa. Pengembangan nyata GSM R pertama dilakukan oleh Die Bahn, operator kereta api di Jerman pada tahun 1999. Namun Implementasi secara komersial baru pada tahun 2004. Saat ini tidak kurang GSM R telah terisnstal pada 24500 kilometer jalur kereta api di Jerman. Pengembangan ini setidaknya membutuhkan dukungan dari 2800 BTS. Selain di Jerman, GSM R pun sudah digunakan atau dalam tahap uji coba di bebepa negara.

SNCF (Societe Nationale des Chemins de Fer), operator kereta api Perancis telah menerapkan GSM R untuk rute Lille – Paris – Lyon. Alur GSM R mencakup wilayah rural dan suburban dimana SNCF juga melalukan instal radio dan repeater pada wilayah terowongan kereta. Dalam proyek ini Siemens mendapat order untuk penyiapan mobile switching centre. GSM R di Perancis dirancang untuk meng handle kereta hingga kecepatan 350 kilometer per jam.

Selain Jerman dan Perancis, negara di Eropa yang sudah mengimplementasikan GSM R adalah Belanda, Swedia, Inggris, Italia, Swiss, Belgia, Finlandia, Norwegia dan Spanyol. Sedang untuk Asia baru Cina yang sedang berencana menyiapkan GSM R untuk rute dari kota Jinan – Qingdao sepanjang 470 kilometer. ‘Secara teknologi GSM bagi penerapan untuk selular biasa dan GSM R sebenarnya sama saja, termasuk penggunaan sistem BTS dan BSC. Hanya untuk kebutuhan sistem kereta api biasanya mempergunakan jenis frekuensi yang berbeda’, ungkap Hendarmin, technical instructor ICM PT. Siemens Indonesia. Di Eropa sejak tahun 1995 GSM R sudah disiapkan untuk berjalan di frekuensi 878-880 Mhz untuk uplinks dan 921-925 untuk downlink. Jenis radio yang dibutuhkan GSM R adalah macro cell BTS, dimana macro cell dapat mengakomodasi kebutuhan komunikasi pada kendaraan atau kereta berkecepatan tinggi.

Bagaimana dengan Indonesia ? Saat ini Indonesia memiliki sekitar 4030 kilometer jalur kereta dan 571 stasiun aktif. Namun sampai saat ini belum terdengar kabar pasti akan kehadiran GSM R di Indonesia. Padahal dilihat dari infrastruktur GSM operator sudah memadi di sepanjang jalur kereta api.

(Apr05)

Tidak ada komentar: