25 Apr 2008

Selular goes to Health















Setelah diterima oleh industri perbankan, pendidikan, dan hiburan, kini teknologi selular mulai mendapat porsi membantu tugas sang dokter. Apa saja implematasi yang ditawarkan?


Hampir setiap sisi kehidupan telah mampu disentuh oleh teknologi selular, tidak terkecuali sisi kesehatan yang menjadi elemen terpenting dalam hidup ini. Tentunya sentuhan teknologi selular atau nirkabel bukanlah pada hal yang esensial, seperti teknis obat-obatan. Bagian yang menjadi porsi selular ialah sistem informasi dan komunikasi yang menunjang kegiatan olah kesehatan. Adanya sistem selular turut membantu sistem informasi dan komunikasi konvesional, mengingat jaman semakin berkembang segala sesuatu dituntut bersifat mobile. Kebebasan jarak dan batasan waktu merupakan keunggulan dari sistem mobile yang ditawarkan oleh teknologi selular, hal inilah yang mulai dilirik oleh industri kesehatan untuk menghadirkan layanan mobile health.

Begitu banyak olah aplikasi yang dimunkinkan dalam mobile health. Salah satu telah ditunjukkan antara rumah sakit Pantai Indah Kapuk di Jakarta Utara dengan operator IM3. Kerjasama yang diterapkan lumayan maju, yakni aplikasi MMS (Multimedia Messaging Service) yang dioperasikan sejak bulan April lalu. “Idenya memang bisa digunakan oleh seluruh komunitas di rumah sakit, termasuk pasien dan dokter, tetapi sampai saat ini baru digunakan oleh para dokter saja”, ujar Erik Danari, product development IM3. Layanan yang disajikan memang kebutuhan pokok bagi para dokter, seperti medical record, CT scan, dan foto roentgen. Oleh karena sifatnya yang confidential data-data tersebut harus melalui prosedur keamanan tertentu.

Terakhir layanan ini juga diterapkan oleh para dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, yang aktif sejak bulan Mei lalu. Berbagai format gambar yang dikirim dan diterima oleh para dokter berformat jpg. Sehingga dapat diperbesar melalui layar monitor komputer. Sedang peran IM3 hanya sebagai penyedia jaringan, content dan server semuanya di manage oleh pihak rumah sakit.

Hal diatas baru merupakan gambaran singkat dari aplikasi mobile health. Berbagai elemen teknologi selular siap dimainkan menunjang mobile health. Tinggal sebenarnya yang menjadi tantangan ialah hitung-hitungan biaya untuk layanan ini. Untuk Indonesia sendiri boleh dibilang agak lambat, mengingat penetrasi ICT (Information, Communication dan Technology) masih tergolong kecil.

Dalam pengembangan mobile health di manca negara, khususnya di Eropa telah demikian maju. Seperti yang dikembangkan oleh Italdata, anak perusahaan Siemens Business Service di Italia. Italdata mengembangkan aplikasi ini untuk beberapa rumah sakit, diantara layanan yang ditawarkan yakni digital clinic, dan penyediaan sistem health emergency dengan menggabungkan teknologi intranet, internet dan WAP (Wireless Access Protocol). Sedangkan Fujitsu Siemens computer berperan sebagai penyedia software. Aplikasi ini ditujukan agar mampu diakses oleh petugas layanan darurat, staf medis, dan para dokter. Singkat kata kesemuanya dapat mampu diakses dengan cepat berkat interoperability antara jaringan internet dan selular GSM.

Ada beberapa aplikasi yang terlibat dalam menunjang konsep mobile health. Seumpama dalam ruang lingkup wireless terdapat beberapa platform yang mungkin dijalankan seperti WWAN (Wireless Wide Area Network), bluetooth (Peronal Area Network), location based service, terestrial, dan WAP. WWAN boleh dikatakan sesuai bagi konsep rumah sakit yang memiliki area luas, ini bisa dijalankan melalui konsep Wi-Fi (Wireless Fidelity) melalui frekuensi yang dapat ditoleransi untuk kesehatan. Para dokter, dan berbagai pihak yang berkepentingan di rumah sakit dapat mengakses informasi lewat laptop, PDA (peronal digital assitant), dan notebook. Frekuensi 2,4 Mhz yang digunakan untuk Wi-Fi menurut SAIC (Science Applications International Corporation) San Diego, AS masih dianggap baik bagi pengoperasian di rumah sakit, tidak menggaggu kesehatan dan perangkat vital di rumah sakit.

WAP Solution
Disamping itu sudah pasti paling populer adalah platform berbasis WAP, oleh karena dapat dinikmati melalui ponsel biasa. Contohnya diterapkan oleh Saint John’s Health Care di Santa monica, AS yang mengimplementasikan digital klinik. Layanan yang ditawarkan seperti pengriman informasi data kesehatan (hasil cek up, kondisi penyakit, hasil tes darah, dan lain-lain). WAP versi baru (1.2 dan 2.0) mampu ditunggangi GPRS (General Packet Radio Service) sehingga layanan MMS dapat berjalan. Hasilnya pengriman citra hasil foto roentgen dapat dikirimkan tanpa kesulitan ke ponsel. Namun yang perlu disiapkan ialah kesiapan kapasitas server, baik dipihak rumah sakit dan operator. Tinggal operator selular harus mempersiapkan bandwidth yang memadai, mengingat layanan seperti GPRS dan MMS cukup menyita slot kanal yang tersedia dalam BTS (Base Tranceiver Station).

LBS Solution
Moda tracking bagi kepentingan mobile health cukup populer di Eropa. Dipasaran pun sebenarnya telah banyak tersedia wireless module untuk tracking. Untuk LBS ini dimungkinkan aplikasi berdasarkan tracking lewat satelit/GPS (Global Positioning System), dan cell tracking. Sampai saat ini cell tracking yang paling banyak digunakan. Contoh nya Siemens telah memperkenalkan beberapa wireless module yang berguna bagi emergency, seperti perangkat Angel yang langsung dapat mengrim signal emergency ke operator, sehingga cepat dilakukan upaya pertolongan. Angel cukup cepat digunakan, langsung aktif melalui sistem voice sang pengguna. Ini sangat berguna bagi orang yang sering terkena serangan jantung. Alat ini sangat kecil, ringan dan dapat dikalungkan, komponen di dalamnya mencakup sebuah kartu SIM dan baterai mini. “Sebenarnya perangkat seperti ini akan cepat populer digunakan di indonesia, yang paling berperan ialah content provider yakni rumah sakit itu sendiri untuk memonitor pengguna atau pasien”, papar Suluh Tripambudi, manager mobile data Siemens Indonesia.

Smart Card
Konsep smart card sangat bermanfaat dalam menunjang kegiatan di rumah sakit. Semua unsur dapat merasakan manfaat smart card. Diantaranya ialah store information (penyimpanan data) pasien yang melakukan program rawat jalan. Sehingga setiap data pasien dapat terekam pada sebuah kartu pintar, yang besarnya serupa dengan kartu kredit. Pasien tidak perlu repot-repot membawa hasil laboratorium, dan riwayat pengobatan. Sedang bagi dokter dan perawat dapat dengan cepat dan mudah mengetahui report dari kondisi pasien. Pengembangan smart card telah di uji coba pada sebuah rumah sakit di Gunung Kidul, Yogyakarta oleh BPPT (Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi). Selain berguna untuk fungsi administrasi di rumah sakit, smart card juga biasa digunakan untuk charge biaya tol otomatis di negara-negara Eropa.

Dibalik sebuah sistem yang terintegrasi perlu diperhatikan beberapa hal penting, terutama mencakup sistem keamanan. Beberapa elemen yang harus menjadi perhatian dalam implementasi mobile health. Seperti securtiy policy, menyangkut kebijakan keamanan antara pihak-pihak yang terkait, semisal kebijakan kemanan bagi akses data ke ponsel pasien. Kemudian public key infrastructure, dimana perlu dijelaskan prosedur untuk mengakses layanan. Dan terakhir encryption and data protection, sudah barang tentu informasi kesehatan beesifat sangat rahasia, untuk itu data yang ada dalam server harus benar-benar diproteksi.

(Nov03)

Tidak ada komentar: