27 Apr 2008

Flight Mode - Tetap Nyala di Udara















Saat terbang bukan berati dilarang mengaktifkan ponsel, jika Anda merasa perlu flight mode dapat menjadi solusi. Namun biar aman fungsi utama ponsel tetap harus “ditidurkan”


Pesawat terbang merupakan salah satu alat tranportasi massal yang lumayan padat prosedur, terutama bagi prosedur yang mengacu pada faktor keselamatan saat di udara. Maklum pesawat terbang sendiri tidak lain terdiri dari kumpulan elemen-elemen perangkat elektronik kelas tinggi, yang selain canggih juga agak rawan terhadap gangguan, semisal dari gangguan perangkat elektromagnetik yang dibawa oleh penumpang pesawat. Salah satu yang sempat dianggap “haram” dipergunakan di pesawat ialah ponsel, yang notabene merupakan elemen penting bagi komunikasi pada kebanyakan masyarakat saat ini. Tiada hari tanpa ponsel, atau lupa membawa nya merupakan suatu “bencana” bagi beberapa orang.

Begitu pula saat melakukan penerbangan. Dimana saat menjelang take off para crew senantiasa memerintahkan penumpang untuk mematikan ponsel dan alat eletronik lainnya. Memang sudah menjadi sesuatu yang lumrah, tetapi juga harus diaukui bahwa rasanya kehilangan kontak dapat menjadi “siksaan” bagi beberapa orang. Tetapi tidak perlu kuatir bagi Anda yang memiliki ponsel yang dilengkapi dengan fitur flight mode atau aircraft mode. Dengan flight mode bukan berarti Anda bisa berkomunikasi, yang dapat dilakukan ialah aktivitas berponsel tanpa melakukan hubungan voice. Seperti melihat menu schedule, mendengarkan musik lewat MP3, atau bermain game memang tidak menjadi masalah. “Dengan flight mode suatu ponsel tidak memiliki osilator sehingga memang tidak mengeluarkan sinyal elektomagnetik yang dipergunakan untuk memancarkan frekuensi voice maupun data, jadi semestinya tidak dapat menimbulkan gangguan dengan sinyal elektromagnetik yang dipergunakan perangkat di pesawat,” ujar Roy Suryo, pengamat telekomunikasi.

Tetapi memang umumnya pihak maskapai penerbangan telah menarik garis tegas bahwa yang bernama ponsel harus dimatikan saat di berada dalam kabin pesawat. Seolah tidak ingin ambil pusing, maklum pesawat terbang cukup rawan gangguan, dan jika terjadi gangguan sudah pasti akan fatal kejadiannya. Roy Suryo menambahkan seyogyanya pihak crew tetap membolehkan aktivitas berponsel dengan flight mode, namun saat pesawat take off dan landing memang dianjurkan pada perangkat ponsel maupun PDA harus mati total sebab kedua momen tersebut merupakan tahap yang rawan dalam penerbangan.

Setiap ponsel memiliki ciri karakteristik tersendiri menyangkut fitur ini. Pada ponsel Sony Ericsson P800 dan Nokia 7650/3650 dikenal dengan sebutan flight mode. Namun sistem flight mode pada P800 dapat dipilih melalui power menu. Anda bisa mengoperasikan seluruh menu yang ada, kecuali fungsi ponsel yang memang di non aktifkan. Sedangkan pada Nokia 7650/3650 menu flight mode diadopsi pada jenis Communicator yang terlebih dahulu menggunakan fitur ini. Flight mode pada seri N7650/3650 dikembangkan oleh PsiNT mobile solution terlebih dahulu harus di download. Sedangkan pada PDA phone seperti O2 XDA lebih mudah pengaktifannya, pilihan phone on/off terdapat pada layar menu utama. Hebatnya golongan PDA dapat diaktifkan tanpa harus tergantung akan keberadaan kartu SIM.

Roy Suryo menyatakan bahwa penggunaan flight mode selama penerbangan cukup aman. Hal ini dikarekan saat flight mode ponsel tidak menjadi osilator, tetapi juga sifat ponsel yang tidak mengeluarkan gaya sentrifugal. Artinya tidak ada gerakan yang ditimbulkan oleh hardware, dan tentu nya tidak menimbulkan emisi elektromagnetik yang menggangu. Contohnya jika Anda mendengarkan musik lewat MP3 pada PDA tentu diperbolehkan, lain halnya jika Anda mendengarkan MP3 lewat Diskman yang membutuhkan gerakan dari cakram CD. Pada prinsipnya hal ini tidak berbeda jauh dengan yang diterapkan pada pelarangan berponsel di pom bensin. Flight mode sendiri juga cocok diterapkan pada red area seperti tempat peribadatan dan rumah sakit.

(Jul03)

Tidak ada komentar: