24 Apr 2008

Atur Tagihan dengan Credit Limit






Tidak cuma kartu kredit yang bisa memberikan limit belanja. Belanja pulsa untuk paska bayar pun kini bisa diautur dengan credit limit Gunanya tidak lain sebagai pilihan agar tagihan per bulan lebih bisa dikendalikan



Sampai saat ini umumnya operator merasa enggan untuk memberikan program credit limit (batasan kredit) untuk pelanggan paska bayar nya. Argumen yang muncul jelas karena paska bayar adalah ‘ladang’ bagi operator untuk memperoleh revenue tinggi degan siklus bulanan yang relatif continue setiap bulan. Credit limit pada paska bayar ditanggapi berbeda, tentu tergantung pada individu yang menggunakan. Buat orang yang memiliki trafik panggilan tinggi, sudah pasti credit limit pasti tidak relevan. Namun sebaliknya bagi individu pengguna paska bayar yang doyan ‘irit-irit’ credit limit bisa jadi fasilitas penolong agar tagihan bulanan tak kebobolan.

Awal Maret lalu produk Xplor XL untuk pertama kali nya memperkenalkan sistem credit limit untuk program paket keluarga. “Sistem ini sengaja kami rancang untuk lebih menarik bagi kebutuhan keluarga, dimana orang tua dapat mengendalikan pengeluaran tagihan per bulan berdasarkan credit limit yang sudah ditentukan,” ujar Ruby Hermanto, GM marketing post paid XL. Pola dasar credit limit dalam hal ini masih didasarkan pada tanggung jawab suatu komunitas. Pilihan credit limit pada paket keluarga bisa di set mulai dari minimal Rp 50 ribu dan kelipatan nya.

Sebelumnya langkah pemberian credit limit pernah pula ditawarkan paska bayar Telkomsel pada tahun 2003 lewat program Halo Instant. Tujuan program ini tidak lain untuk mempercepat pertumbuhan pelanggan kartu Halo dengan sistem aktifasi yang cepat. Proses administrasi bisa dilakukan belakangan setelah pelanggan menikmati layanan. Dalam paket jual nya Halo instant memberikan credit limit awal sebesar Rp 300 ribu. Berbeda dengan Xplor, Halo instant bersifat individu. Meski menarik pihak Telkomsel hanya menawarkan program ini kurang dari satu tahun. Ada yang menyebutkan Halo instant kurang mendapat awareness dan respon market yang memadai. Namun toh tanpa itu kartu Halo masih memimpin untuk market paska bayar dengan angka 1,5 juta pelanggan.

Langkah yang serupa namun tidak sama ternyata diikuti oleh Xplor yang menerapkan program aktifasi cepat untuk meningkatkan jumlah pelanggan. Dengan program MGM (member get member) dan mitra Xplor (sales outbound) alur aktifasi sebuah nomer bisa berlangsung dalam hitungan kurang dari 2 hari dan maksimum satu minggu. Tentu nya pihak operator tidak dapat langsung percaya sepenuhnya, pada masa awal credit limit juga diberlakukan sebesar Rp 500 ribu. Alhasil dari segi jumlah pelanggan Xplor memang meningkat drastis, Ruby Hermanto menjelaskan akhir tahun 2004 pelanggan Xplor hanya 50 ribu tapi kini sudah sampai angka 350 ribu lebih.

Dua Jenis Credit Limit
Singkat cerita ada dua sistem credit limit yang diberlakukan. Pertama credit limit yang memang berdasar dari peraturan (regulasi) sang operator dan kedua credit limit berdasar pada permintaan khusus pelanggan. Untuk credit dengan dasar regulasi operator sudah umum diterapkan, semisal pada masa verifikasi atau sesudahnya. Perlu diingat juga dalam paskabayar bergatung juga prinsip kepercayaan dalam pembayaran. Ini nantinya mementukan jenis service yang bisa didapatkan.

Jika Xplor reguler memberi batasan Rp 500 ribu per bulan. Lain halnya dengan Matrix, “Sistem kami setelah masa verifikasi tidak akan memberikan credit limit, hanya saja selama masa verifikasi kami berikan pulsa dengan limit Rp 200 ribu. Untuk itu proses verfikasi harus dilakukan dengan cermat”, ujar Hera Laxmi, marketing communication PT. Indosat. Hingga saat ini jumlah pelanggan Matrix sudah mencapai 700 ribu. Sedangkan untuk credit limit berdasar permintaan pelanggan baru diterapkan oleh Xplor dalam program family package.

Hadirnya credit limit pada paska bayar menjadi pertanyaan, seperti pertanyaan apa bedanya dengan pra bayar? Ruby menjelaskan bahwa hal ini sebagai sebuah pilihan untuk mengendalikan tagihan. “Jadi semua berpulang pada pilihan saja. Namun perlu diketahui tarif paska bayar jauh lebih rendah dari pra bayar, dan saat ini biaya abonemen sudah dihilanghkan”, ujar Ruby. Maklum hambatan terbesar orang untuk menggunakan paskabayar adalah ke khawatiran akan tagihan yang di luar ‘kendali’ serta adanya biaya abonemen. Lepas dari itu operator pun punya concern untuk menyediakan tools untuk mengetahui pergerakan tagihan harian. Meski tidak real time, hampir semua operator kini menyajikan info tagihan langsung lewat jalur IVR (interactive voice respon) dan SMS.

(Apr06)

Tidak ada komentar: