16 Apr 2008

Jalan-Jalan ke Dapurnya Siemens













Dari dapurlah masakan diracik, kemudian dimasak untuk selanjutnya dihidangkan. Begitu pula sebuah ponsel, diperlukan proses perancangan desain yang mantap. Hingga akhirnya tahap produksi masal dilakukan


Merancang dan memproduksi sebuah tipe ponsel ternyata membutuhkan proses yang panjang. Banyak tahapan harus dilalui untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi. Mulai dari diskusi rancangan desain, perancangan model, pengujian material hingga produksi harus dilewati dengan sistem yang terpadu. Hingga akhirnya diharapkan produk yang dilempar ke pasar dapat diterima dan diserap dengan cepat. Itulah gambaran sekelumit dari proses kerja dari sebuah vendor ponsel ternama di dunia, Siemens Mobile.

Dalam rangkaian perjalanan ke Jerman, penulis berkesempatan mengunjungi biro desain ponsel Siemens (designafairs) di Munich, dan salah satu pabrik ponsel Siemens di Kamp Lintfort. Baik designafairs dan Kamp Lintfort merupakan instalasi yang teramat penting bagi Siemens. Untuk itu mengunjungi lokasi tersebut bukanlah sesuatu yang mudah. Penulis harus melalui prosedur keamanan yang sangat ketat. Maklum di industri ponsel rawan penyadapan dan spionase.

Proses hadirnya sebuah ponsel Siemens berasal dari designafairs. Biro desain yang memiliki tenaga 40 staff ini telah berjasa dalam membidani perancangan berbagai ponsel Siemens di seluruh dunia. Tidak kurang hingga saat ini sudah 33,3 juta ponsel Siemens sudah terjual, yang merupakan karya kebanggaan designafairs. “Disini kami menghasilkan berbagai macam kreasi desain ponsel yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen”, ungkap Ulrich Skrypalle, vice president of designafairs.



Tahap kerja dimulai dari brandstroming antar designers, mengenai tema rancangan apa yang akan dibuat. Kemudian dilakukan tahap membentuk rancangan desain baik di kertas maupun di komputer. Dari sana dibentuk dummy yang sesuai dengan hasil rancangan. Selanjutnya pemilihan jenis material yang akan digunakan di ponsel, seperti campuran bahan plastik dan tekstur warna. Pemilihan komposisi warna pun sangat detail diperhatikan, bahkan mengandung nilai filosofi tersendiri. Bagaimana sisi fungsional ponsel ketika dalam genggaman tangan, kenyaman jempol dalam pengetikan juga diperhitungkan disini.

Designafairs banyak menghasilkan rancangan ponsel yang revolusioner, bahkan beberapa rancangan terbilang unik seperti ponsel berbentuk kartu dan jam. Bahkan ada ponsel yang dirancang untuk sekali buang. Walau belum tentu dikomersialkan, tapi ide-ide designafairs patut juga dipertimbangkan sebagai ponsel generasi masa depan.

Setelah hasil rancangan berhasil melalui pengetesan, uji material dan komersial. Maka tahap proses selanjutnya yakni dimulai nya proses produksi. Urusan produksi ini tentu diserahkan kepada pabrika ponsel yang berada di Kamp Lintfort.

Kamp Lintfort
Siemens mempunyai tiga lokasi pabrik ponsel di seluruh dunia. Pertama di Kamp Lintfort- Jerman, kedua di Shanghai-Cina dan di Manua-Brazil. Kamp Lintfort terletak di daerah persawahan pinggir kota dengan luas 100 hektar, lokasi dapat ditempuh selama 1 jam perjalanan dari kota Dusseldorf. Walau tempatnya terpencil, Kamp Lintfort merupakan pabrik ponsel terbesar milik Siemens. “Sejak didirikan November 1962 sudah banyak perangkat elektronik yang dihasilkan, namun kami baru mulai memproduksi ponsel GSM pada bulan Oktober tahun 1991, tepat pada saat era kelahiran teknologi tersebut”, papar Herbert Stuker, internal communication Siemens Mobile.


Proses produksi di Kamp Lintfort terbilang cukup lengkap, dan hebatnya hampir sebagian besar pengerjaan dilakukan otomatis oleh robot. Teknisi yang terlihat hanya berperan sebagai pengawas jalan nya produksi. Diantara proses kerja otomatis yakni pemasangan micro chip pada komponen PCB (printed circuit board) dengan sinar laser, perakitan hardware kamera, LCD dan instal software. Luar biasa, semua dilakukan dengan cepat dan akurat. Terlihat disana hanya pekerjaan packaging yang masih dilakukan secara manual. Saat kunjungan terlihat aktifitas produksi besar-besaran seri Siemens SL65. Herbert Stuker menjelaskan bahwa rata-rata dalam satu hari Kamp Lintfort memproduksi tidak kurang dari 5 ribu unit ponsel. Dengan jumlah karyawan terakhir mencapai 1967 orang. “Kapasitas produksi dapat kami tingkatkan sesuai permintaan, dan tenaga kerja akan kami optimalkan dalam over time”, ujar Herbert Stuker.

Diakui oleh Herbert Stuker bahwa produksi terbesar ponsel Siemens adalah seri C, oleh karena permintaan sangat tinggi. Terutama pada masa beredarnya varian seri Siemens C 35/45/55. Siemens nampaknya cukup siap dalam membangun industri dari hulu ke hilir, buktinya mesin produksi di Kamp Lintfort merupakan buatan Siemens sendiri. “Kami bangga bahwa mesin produksi ini juga digunakan oleh kompetitor Siemens”, papar Herbert. Sayang Herbert tidak mau menjelaskan siapa sang kompetitor itu.


Proses produksi boleh saja dilakukan dengan terpadu, tetapi tantangan tetap harus disikapi dengan waspada. Setidaknya ada dua hal penting yang harus dicermati, yakni memastikan produksi berjalan dengan kualitas yang baik. Dan fektor pengiriman (delivery) ke pasar juga harus lancar. Selama 3 jam kami berkesempatan meninjau dari dekat Kamp Lintfort yang bernilai aset 500 juta Euro. Banyak pengalaman dan informasi diperoleh dari Kamp Linfort. Alangkah bangganya jika suatu saat kelak Indonesia dipercaya sebagai tempat memproduksi ponsel berkualitas tinggi. Selain transfer teknologi, kesempatan kerja pun pastinya akan bertambah.

Kuliselular dalam kunjungan ke Kamp Lintfort - Jerman (Sept04)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Mantab liputannya, tak pernah kupa seumur hidup bro !!!