Banyaknya BTS Bukan Jaminan Kualitas

Dalam menunjang promosi, sudah jamak setiap operator selular mengumandangkan beragam kekuatan dan performa di segmen jaringan. Tujuannya untuk memberi rasa kepastian dalam pemanfaatan beragam layanan yang ditawarkan. Nah, salah satu parameter yang sering dijabarkan yakni jumlah BTS (base transceiver station) yang telah digelar.

Keberadaan Jumlah BTS tak bisa dipungkiri sebagai lambang supremasi operator. Sebab jumlah BTS dianggap sebagai parameter luasnya jangkauan (coverage). Tentu jangakauan yang luas menjadi jargon yang menarik untuk memikat konsumen. Selain elemen-elemen lain yang juga berpengaruh seperti tarif dan fitur.

Namun besarnya jumlah BTS bukan pula jaminan pemenuhan kualitas. Pemenuhan kualitas sebenarnya juga terkait dengan rasio antara jumlah BTS dan jumlah pelanggan. Sekedar catatan saja, pada akhir tahun 2007 lalu, Telkomsel dengan 47.000.000 pelanggan memiliki 20.000 BTS, Indosat dengan 24.500.000 pelanggan memiliki 10.000 BTS, sedang XL dengan 15.500.000 pelanggan memiliki 11157 BTS.

Dari urutan angka-angka diatas maka bisa disimpulkan secara sederhana rasio cakupan per BTS untuk pelayanan. Jumlah total pelanggan dibagi dengan jumlah BTS. Hasilnya adalah

- Telkomsel memiliki rasio 2350 (1 BTS mengcover 2350 pelanggan)
- Indosat memiliki rasio 2450 (1 BTS mengcover 2450 pelanggan)
- XL memiliki rasio 1389,27 (I BTS mengcover 1389,27 pelanggan)

Kesimpulan
Semakin kecil hasil rasio, akan semakin baik pada peningkatan mutu layanan. Kapasitas handle 1 BTS tidak akan terlampau besar. Hal ini tentu hanya sebuah pemikiran sederhana, banyak parameter untuk mengukur layanan di jaringan berdasar coverage dan kapasitas. Lebih dan kurangnya tentu Anda yang bisa menilai sendiri, operator mana yang ideal saat ini.