26 Mei 2008

Operator Selular Ciptakan Deflasi?
















Tulisan ini bukan bermaksud memihak operator, hanya sekedar ekspresi ringan terhadap resesi ekonomi yang tengah melanda negeri, yang rasanya tanpa berkesudahan. Di republik ini semua harga cenderung kalau sudah naik, lupa turun. Apalagi dengan berita kenaikan harga BBM (bahan bakar mesin) minggu lalu, hampir semua barang dan jasa yang kita gunakan sehari-hari ikut merambat naik. Termasuk jalan tol yang investasinya seperti tidak akan pernah nutup dan berkualitas buruk, juga akan naik tarifnya.

Tapi ada satu yang mungkin terlupakan disela-sela isu dampak kenaikan BBM, ada layanan di republik ini yang justru cenderung turun. Tak lain adalah tarif voice dan data operator selular dan FWA (fixed wireless access). Sebagai konsumen kita tak diharuskan berterima kasih untuk hal ini, karena memang industri telekomunikasi sudah dirancang sedemikian rupa, penemuan teknologi baru akan berdampak pada biaya investasi yang kian rendah, ditambah regulasi di sektor telekomunikasi kian fair dan memudahkan pelakunya.

Untuk menggaet target pelanggan, hingga hari ini tarif murah masih menjadi obat yang mujarab. Meski murahnya tarif belum tentu di ikuti dengan meningkatnya kualitas layanan. Tapi bolehlah kita angkat topi untuk indutri selular di Indonesia, pasalnya mesin kompetisi yang fair bisa berjalan di industri ini. Malah kabarnya, kian murahnya tarif di sektor selular turut mengurangi angka inflasi, alias meningkatkan angka deflasi di Tanah Air.

Tidak ada komentar: