29 Mei 2008

Indosat Perkenalkan BTS Energi Mandiri




















Naiknya harga BBM (Bahan Bakar Mesin) mengakibatkan tingkat inflasi di Tanah Air meningkat, beban produksi dan operasional dikalangan industri meningkat tajam. Hal itu juga dirasakah oleh sektor telekomunikasi, dimana beban operasional operator untuk menggelar dan optimalisasi jaringan turut merambat naik. Contohnya untuk membangkitkan aliran listrik BTS di daerah-daerah terpecil, operator tidak bisa mengandalkan akses listrik dari PLN, jalan satu-satunya yakni dengan memanfaatkan bahan bakar solar. Seandainya solar tersedia, pun belum tentu mudah untuk menyalurkannya ke daerah BTS tersebut.

Seperti diketahui, sebagai pasokan tenaga utama, BTS umumnya mengadalkan energi listrik dari PLN. Sebagai tenaga cadangan, setiap BTS dibekali sebuah mesin genset yang akan digunakan bila saluran listrik PLN putus. Nah, kini dua buah BTS Indosat bahkan untuk pasokan listrik utama tak lagi mengandalkan listrik PLN. Tepatnya sebuah BTS di Girisari Uluwatu – Bali saat ini menggunakan pasokan tenaga angin dan matahari. Dan, sebuah BTS lagi di Labuan, Lombok NTB telah menggunakan biofuel sebagai pengganti energi backup saat pasokan listrik PLN tak tersedia.

”Desain energi alternatif untuk tiap-tiap BTS bisa berbeda-beda, yang jelas disesuaikan dengan kondisi alam areanya. Semisal di Uluwatu, daerah tersebut memiliki kaya akan sinar matahari (diatas 5 KWh/M2/hari) dan angin (kecepatan diatas 4m/detik). Sedang di Lombok kaya akan bahan dasar biofuel yakni kelapa sawit”, ujar Wahyu Wijayadi, Direktur Marketing Indosat.
”Umumnya tiap BTS membutuhkan daya rata-rata 2000 – 3000 watt. Dalam uji coba energi angin dapat memasok hingga 2500 watt peak, dan energi matahari 4000 watt dan energi biofuel hingga 5000 watt. Konsep energi BTS ini juga terbilang unggul, yakni mengkombinasikan antara energi angin dan matahari. Umumnya BTS hemat energi yang sudah ada masih terbatas pada satu jenis sumber saja”, ujar Pekik Argo Dahono, Dosen peneliti senior dari Institut Teknologi Bandung (ITB).

Proyek BTS energi mandiri merupakan hasil kerjasama antara Indosat, PT. LEN dan ITB. Pihak yang terlibat merupakan elemen dalam negeri. Untuk tahap awal, Indosat akan mempersiapka 40 – 50 BTS yang akan menggunakan energi alternatif disesuaikan kondisi alam setempat. Umumnya proyek ini akan difokuskan pada wilayah Indonesia Timur yang belum memiliki infrastruktur listrik memadai. ”Sebagai langkah awal, kami akan menyiapkan dana sekitar Rp 1 milyar. Dalam tiga bulan kedepan proyek ini akan kami evaluasi lebih jauh”, ujar Johnny Swandi Sjam, Direktur Utama Indosat disela-sela peluncuran BTS Energi Alternatif pada 29 Mei lalu di gedung kantor utama Indosat – Jakarta.

2 komentar:

san_dee mengatakan...

assalamualaikum,,
maaf mas knapa artikel ini hampir sama dengan judul alat saya waktu mengikuti lomba "Alternative Energy Contest" yang diadakan di ITS pada bulan Februari 2008.
dari mulai latar belakangnya sampai penggunaan energi alternatifnya (turbin angin)
mohon konfirmasinya..
email saya : san_dee_bchtr@yahoo.com

terima kasih
wassalamualaikum wr wb

Haryo Adjie Nogo Seno mengatakan...

Assalamualaikum,

Mengenai kesamaan artikel, saya sama sekali tidak tahu, karena informasi yang saya dapatkan utamanya berasal dr press release pihak Indosat yang pada hari itu memperkenalkan solusi tersebut ke media. Ditambah juga saya melakukan wawancara dengan pihak ITB dan Dirut Indosat. Mohon maaf sekiranya telah terjadi kemiripan. Silahkan lebih jauh untuk konfirmasi ke pihak PR Indosat.

Terima kasih
Wassalamualaikum