27 Jul 2009

Strategi Bertahan Nokia Dihimpitan Krisis




















Dikala badai krisis datang, lumrah bila vendor ponsel terbesar menjadi barometer kondisi pasar. Strategi bertahan mutlak diterapkan untuk tetap eksis sebagai jawara nomer satu


Bicara krisis ekonomi global serasa tak ada habisnya, melihat dampaknya jelas membuat hati miris, jutaan pekerja dari beragam industri mengalami pemutusan hubukan kerja (PHK), pertumbuhan ekonomi sudah pasti melambat. Bila dikaitkan dengan segmen industri ponsel, pasti hasilnya sudah bisa ditebak. Tak satupun vendor ponsel yang kebal pada krisis ekonomi saat ini.

Bahkan untuk kelas vendor raksasa seperti Nokia, badai krisis langsung berimbas keras. Problem krisis inilah yang kemudian disampaikan oleh Timo Ihamuotila, Executive Vice President Global Sales Nokia, saat kunjungan kerjanya di Jakarta awal bulan Mei lalu. Menurut petinggi Nokia dari Finlandia ini, volume pasar ponsel Nokia pada tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 10 persen dibanding tahun 2008. Imbasnya langsung berdampak pada segmen smartphone. Seperti diberikan dalam laporan riset Gartner 11 Maret lalu, pertumbuhan penjualan smartphone Nokia mencapai minus 16,8 persen.

Ihamuotila menjelaskan penjualan Nokia di kuartal pertama tahun ini adalah 93,2 juta unit, dengan perkiraan pangsa pasar mencapai 37 persen. Di tahun 2008 total penjualan seluruh ponsel Nokia global mencapai 468 juta unit, dimana 60 juta diantaranya berasal dari kelas smartphone. Dengan penurunan pangsa pasar di tahun ini, Nokia harus berupaya keras untuk tetap bertahan sebagai pemain utama di industri. Salah satunya dengan terpaksa melakukan PHK pada ribuan karyawan di seluruh dunia. ”Tapi tak semua negara terkena kebijakan PHK, Indonesia yang menjadi 10 negara penyumbang penjualan terbesar, dipastikan aman dari kebijakan ini,” kata Ihamuotila.

Strategi lain yakni melakukan fokus efisiensi pada bidang pengembangan riset, terkait krisis Ihamuotila menyebut tentu ada penyesuaian pada anggaran penelitian dan pengembangan teknologi, ”tapi kami memastikan prioritas anggaran riset di Nokia masih jadi yang terbesar di industri ini,” ujar Ihamuotila tanpa memberi informasi besaran anggaran yang dimaksud.

Dalam badai krisis tak melulu diisi dengan kabar pilu, dalam sesi wawancara, Ihamuotila menyebutkan pasar layanan email Nokia meningkat pesat, termasuk di dalamnya penggunaan Nokia messaging. Bahkan Indonesia menjadi negara terbesar pengguna layanan email OVI, yakni mencapai 250 ribu pengguna. Konsep penerapan mobile email memang menjadi salah satu fokus dalam strategi meraih pasar di Indonesia, dimana setiap ponsel, termasuk entry level nantinya bisa terhubung dengan fasilitas internet dan email. Timo Ihamuotila menambahkan, masih rendahnya penetrasi internet berbasis kabel merupakan peluang tumbuhnya mobile internet di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Walau krisis global berimbas keras di segmen smartphone, pihak Nokia melaporkan seri 5800 Xpress Music sebagai ponsel penyumbang pendapatan terbesar, hingga kuartal pertama tahun ini sudah dipasarkan 2,6 juta unit. Krisis boleh saja ada, tapi penetrasi smartphone di Tanah Air nyatanya tetap tinggi, dibuktikan dari gurihnya penjualan BlackBerry dan iPhone. Hadirnya dua jenis smartphone tadi jelas membuat pasar smartphone Nokia tergerus. ”Tapi kami yakin untuk mempertahankan sukses pasar smartphone di Indonesia, tunggu saja bulan Juni mendatang, N97 akan menjadi produk yang akan menggetarkan pasar, yang jelas setiap kali meluncurkan produk, kami berusaha menyiapkan solusi layanan yang sesuai dan tepat sasaran,” kata Ihamuotila menutup pembicaraan.

(Jun09)









Tidak ada komentar: