14 Jul 2008

Getaran Untuk Sentuhan Tepat Sasaran






















Salah satu hambatan pada penggunaan PDA phone terletak di pengoperasian layar sentuh yang kurang user friendly. Kini dengan Tactile touch screen, pengguna PDA bisa mengopersikan menu dengan lebih akurat



Dalam jagad handset, dikenal dua kubu perangkat pintar, pertama smartphone, dan kedua adalah PDA phone. Keduanya sama-sama canggih dan punya penggemar yang loyal dengan alasan kemudahan fitur, fasilitas dan sebagainya. Berbicara tentang PDA/PDA phone, secara cepat bisa diidentifkasi dari keberadaan layar sentuh (touch screen) dan hadirnya sistem operasi, Meski beberapa PDA phone sudah mengkombinasi penempatan deretan keypad, tapi toh layar sentuh sudah menjadi ikon wajib keberadaan PDA.

Tapi dibalik kecanggihan layar sentuh, masalah buat beberapa orang kerap muncul, terutama yang tidak terbiasa mengoperasikan. Salah satu kasus yang sering mencuat yakni pengguna sering keliru men tap ikon menu yang di beberapa PDA dirancang cukup rapat antar ikon. Tentu bila dihadapkan pada kasus genting, Anda bakal dibuat jengkel untuk menetukan menu pilihan. Untuk mengatasi masalah itu, Stephen Brewster, profesor ilmu komputer dari University of Glasgow – Inggris, berhasil membuat penciptaan teknologi yang memudahkan pengoperasian menu PDA. Wujudnya teknologi ini diberi nama Tactile touch screen, yakni solusi yang memungkinkan PDA dapat menghasilkan getaran bila ikon yang dituju ditekan atau di tap oleh stylus pen atau jari.

Menurut Stephen, kesalahan dalam pengoperasian menu di PDA phone dapat berkurang sampai 25 persen dengan keberadaan Tactile touch screen. “Pengguna dapat mengetahui dengan cepat akurasi menu yang dituju, semisal saat sedang terburu-buru atau mata tak begitu fokus pada layar. Pengguna juga bisa mengetahui perbedaan menu dengan perbedaan jenis dan intesitas getaran ,” ujar Stephen Brewster seperti dikutip dalam jurnal Technology Review, awal bulan Mei lalu. Tactile touch screen sebenarnya terangkum dalam sistem vibrational feedback, mengambil prinsip konsep haptics, yakni terobosan teknologi yang meliputi interaksi antara mesin dan manusia berdasar pada sentuhan. Haptics telah luas digunakan mulai dari perangkat ponsel hingga remote surgery.

Untuk menjajal Tactile touch screen, Stephen Brewster menggunakan perangkat sensor tambahan yang ditempatkan di layar, semacam casing plastik yang transparan. Alat tersebut kemudian disambungkan ke actuator (pendorong) getaran. Beberapa actuator ditempatkan di sisi hingga back cover PDA. Tujuannya agar respon getaran lebih cepat diterima oleh tangan pengguna.

Inovasi Stephen Brewster kemudian dilirik oleh Immersion (www.immersion.com), sebuah perusahaan riset dan lisensi produk touch technology dari San Jose - Amerika Serikat. Dalam riset bersama, disebutkan indra manusia dapat merasakan beberapa bentuk getaran, umumnya manusia bisa mengangkap perbedaan 81 persen frekuensi getaran antara 6 herts, 70 herts dan 250 herts. Konsep vibrational feedback juga dirancang dengan pola getaran keras dan lembut, bergantung pada arus elektrik yang digunakan pada actuator.

Kini Immersion tengah mengembangkan perangkat sensor dan actuator yang berukuran lebih kecil dan ergonomic, sehingga kesemua perangkat keras nantinya bisa ditempakan di dalam badan PDA phone. Kabar terakhir pihak Immersion sedang mengujikan Tactile Touch Screen pada beberapa handset seperti Samsung SCH-W559, Apple iPhone dan LG Prada. Tentu untuk iPhone dan Prada akan lebih rumit, mengingat kedua menggunakan solusi terbaru dengan pola interface menggeser dan menggulur layar lewat jari, atau dikenal dengan istilah touch cube.

(Des07)

Tidak ada komentar: