11 Jun 2008

DXB - Standar Baru mobile TV


















Beragan standar melengkapi kehadiran mobile TV. Dominasi DVB-H dan T-DMB rupanya tak memuaskan sepenuhnya. Solusinya DXB muncul sebagai standar baru yang memadukan keunggulan diantara standar yang kini eksis.


Apa yang Anda rasa paling menarik dari hadirnya layanan 3G? Mungkin paling mudah disebut adalah video call dan mobile TV, karena fitur tersebut atraktif bagi konsumen kebanyakan. Video call saat ini sudah mulai banyak digunakan seiring tarif yang sama dengan voice 2G, setting pun kian mudah dan mampu berjalan lintas operator. Sedang disisi lain, perkembangan mobile TV dirasa juga cukup menjanjikan, terutama di kawasan Korea dan Jepang. Tapi tidak demikian kondisi di kebanyakan negara lain. Ada beberapa problem mengganjal penetrasi mobileTV, diantaranya standar mobile TV yang berbeda-beda dan konten mobile TV yang dirasakan belum pas di beberapa negara.

Dibanding jenis teknologi streaming yang ada, mobile TV terbilang unik dengan memiliki beragam standar. Yang kini eksis saat ini adalah standar DVB-H (Digital Video Broadcasting-Handheld), T-DMB (Terrestrial-Digital Multimedia Broadcasting), ISDB-T (Integrated Services Digital Broadcasting-Terrestrial), Media Flo dan MBMS (Multimedia Broadcast Multicast Service). Keseluruh standa menggunakan air interface berupa OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplex).

T-DMB adalah standar awal mobile TV yang berasal dari platform DAB (Digital Audio Broadcasting) yang dikembangkan oleh ITU (International Telecommunication Union) di tahun 1996. Adopsi yang digunakan dari DAB mencakup kesamaan phsyical layers dan MPEG2 transport stream interface. Standar DMB hingga kini diadopsi secara luas oleh Korea Selatan. Kemudian melalui beberapa proses waktu, vendor-vendor Eropa menggagas lahirnya DVB-H yang merupakan bentuk pengembangan dari DVB-T (Terrestrial). Letak perbedaan yang utama dari DVB-H dan DVB-T yakni pada pola penerapan, DVB-T desain awalnya difokuskan untuk perangkat penerima portable. Sedangkan DVB-H di desain untuk perangkat mobile (ponsel).

DVB-H vs T-DMB
Standar teknologi lainnya adalah Media Flo dari Qualcomm, populer digunakan di Amerika Serikat. ISDB-T digunakan di kawasan Jepang dan MBMS yang dioperasikan di Hong Kong. MBMS adalah standar mobile TV berdasar pada basis dari 3GPP release 6. Dimana pola sebaran transmisi memanfaatkan cell node B BTS.

Sampai saat ini standar DVB-H dan T-DMB adalah yang paling besar basis penggunanya. Di Korea sendiri setidaknya ada 3,5 juta pelanggan aktif mobile TV. Namun disisi lain standar DVB-H ternyata lebih banyak diadopsi oleh 40 negara, termasuk operator 3G di Indonesia. Sebabnya DVB-H yang hadir belakangan, lebih banyak memiliki keunggulan teknis. Hasil analisa teknis dari German broadcaster Hessische Rundfunk menyebutkan speed data DVB-H lebih cepat sepuluh kali dibanding T-DMB, resolusi yang lebih baik dan mampu menghemat konsumsi baterai lebih besar. Lebih jelasnya lihat tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1
Hasil Analisa Performa DVB-H dan T-DMB oleh German broadcaster Hessische Rundfunk









Tetapi di lain hal T-DMB juga punya kelebihan tersendiri dari segi target pasar, dalam konsep gelaran coverage T-DMB boleh dikata lebih efesien. DVB-H seperti halnya akses 3G memiliki supply gaps, artinya sampai saat ini penyebaran layanan masih terpusat di kota-kota besar. Sedang T-DMB dengan basis DAB mampu menjangkau area yang lebih luas. Hasil analisa German broadcast engineering research centre menjelaskan, dalam biaya jaringan yang sama, 100% populasi dapat dijangkau T-DMB, sebaliknya DVB-H hanya mampu menjangkau 50% dari total populasi.

Kemunculan DXB (Digital Extended Broadcasting)
Adanya faktor plus minus pada standar DVB-H dan T-DMB memunculkan ide baru untuk mengharmonisasi kedua standar dalam standar baru yakni DXB. Selain penyelarasan DVB-H dan T-DMB, dalam konsepnya standar DXB sudah pula mengadopsi sisi keunggulan dari MBMS. Hadirnya DXB merupakan buah kerja dari German broadcast engineering research centre, Siemens, Sony, Deutch Telekom System dan Vodafone Group Research & Development. Menurut rencana pada pertengahan tahun ini juga proyek DXB sudah akan bisa dituntaskan dan diperkenalkan ke publik. Sebagian dana proyek DXB di biayai oleh Kementrian Pendidikan dan Riset Republik Federal Jerman.

Standar mobile TV menggunakan IP (Internet Protocol) service, MPEG (Moving Picture Experts Group)-2 TS sebagai common transport layer, H.264/AVC dan HE-AAC/WB-AMR sebagai standar content representation dan IP data cast (IPDV) via DAB. “Layanan DXB nantinya difokuskan untuk menyediakan akses mobile TV untuk mobile dan portable yang sangat pas digunakan di lingkungan outdoor dan indoor,” ujar Ralf Schafer, coordinator DXB project.

Bagan – 1

Sistem konvergensi DMB, DXB berperan sebagai standar jalan terapan












Bagan – 2

Struktur DXB dalam IP based broadcast












Asal Muasal mobile TV

Boleh jadi memang Korea Selatan adalah surganya mobile TV, tapi jangan salah kira, sebenarnya mobile TV berasal dari negeri Bavaria – Jerman. Ceritanya pada akhir tahun 80 an, vendor elektronik Bosch dan Deutsche Telekom melakukan testing standar DAB untuk dikembangkan ke layanan DMB. Yang tadinya hanya bisa broadcast audio diupayakan untuk bisa mem-broadcast pesan multimedia. Baru pada tahun 1996 di kota Bonn berhasil diuji coba penerimaan TV di dalam mobil yang berjalan keliling kota. Dua tahun kemudian mobile TV juga berhasil dicobakan di atas kereta api yang berjalan pada kecepatan 403 kilometer per jam.
Nah, tiga tahun sejak kehadiran DMB, delegasi dari Korea Selatan mengadakan kontak dengan Bosch untuk kerjasama transformasi teknologi. Untuk selanjutnya vendor Samsung dan LG dari korea menjadi pemasok perangkat mobile TV yang cukup dominan. Di kemudian hari justru T-DMB tak digunakan di Eropa. Alasannya standar T-DMB tidak pas dengan sistem di Eropa, dimana terdapat missing IP layer.

Di lain sisi, pihak Eropa tak mau ketinggalan dengan diperkenalkan standar DVB-H. Opsi DVB-H dipilih karena menghadirkan kualitas dan performa yang lebih baik ketimbang T-DMB. Keunggulan teknis DVB-H mampu menangkap 9 hingga 18 channel content di spektrum 6 MHz, kualitas gambar bisa mendukung sampai 30 frame per second dan hemat baterai berkat enhance battery life.

Di awal pengembangan DVB-H mendapat dukungan kuat dari Vodafone dan Nokia yang menghadirkan N92, ponsel pertama dengan DVB-H. Gelar komersial DVB-H baru dimulai tahun lalu, dan mulai marak di Eropa semenjak momen piala dunia 2006 di Jerman. Singkat cerita dua standar T-DMB dan DVB-H asalnya yakni dari Eropa, dimana Jerman menjadi pelopornya. Meski ironis di Jerman sendiri mobile TV kurang diminati.

(Jul07)

Tidak ada komentar: