28 Des 2008

Menggaet Pelanggan Lewat Jalur Komunitas














Jalur komunitas bila digarap serius mampu menciptakan peluang pasar dengan tingkat loyalitas tinggi. Hadirnya BissTel dapat menjadi contoh menarik eksistensi produk komunitas selular.


Setiap operator jelas membutuhkan strategi marketing mujarab untuk bisa eksis di tengah kompetisi yang keras. Selain strategi terjun ke retail, para operator punya jurus lain seperti masuk ke pasar segmen korporat. Tapi belakangan pasar korporat pun dinilai sudah terasa jenuh. Hanya beberapa operator besar yang mampu menembus skala ekonomi di segmen ini. Namun dibalik itu, peluang menciptakan strategi baru masih terbuka lebar, salah satunya dengan memilih strategi komunitas.

Berbicara tentang produk berbasis komunitas, tentu tak bisa terlepas dari ikon BissTel (Bismillah Telekomunikasi) yang hadir sejak 25 Agustus 2007. BissTel yang dimiliki oleh KH (Kyai Haji) Nadjib Sungkar B.A.M.S adalah produk komunitas selular pertama di Indonesia. ”Niat kami mendirikan BissTel yakni untuk membangun silaturahmi dan kerukunan antar anggota Keluarga Besar Bismillah dan seluruh bangsa Indonesia dari semua golongan yang tersebar dipelosok Tanah Air. Yang menjadi pemahaman yakni telekomunikasi adalah kunci silaturahmi antar umat”, ujar KH. Nadjib yang sekaligus pendiri dan Ketua Umum Keluarga Besar (KB) Bismillah.

Yang cukup menarik, meski BissTel berlabel komunitas Islam, diakui KH. Nadjib banyak pengguna BissTel yang berasal dari kelompok komunitas lain diluar Keluarga Bismillah, bahkan dari lintas golongan dan agama pun banyak yang memakai BissTel.. Ulama kharismatik asal Solo – Jawa Tengah ini menyebutkan anggota KB Bismillah sangat antusias dengan hadirnya BissTel. ”Selain kualitas jaringan yang baik, para umat juga merasa senang, sebab semua bisa berkomunikasi langsung kapan saja dengan saya”, ujar Pak Kyai. Ia pun siap menerima silaturahmi via ponsel 23 jam dalam sehari.

BissTel sendiri adalah produk dari PT. Smart Telecom. Namun dalam pemasaran memiliki desain bungkus kartu perdana dan voucher fisik berbeda. Sesuai logo KB Bismillah, kombinasi warna di paket kartu perdana sarat dengan warna hijau. Walau demikian, desain kartu RUIM dan jenis nomernya serupa dengan kartu Smart pada umumnya. ”Mengenai tarif juga tak ada perbedaan dari tarif reguler Smart, begitu pula voucher reguler Smart bisa di reload ke kartu BissTel. Kami juga menilai penting hadirnya layanan tambahan, di BissTel saat ini telah tersedia info SMS doa yang di bulan Ramadhan akan diberikan gratis”, ujar KH. Nadjib.

Mengapa memilih bermitra dengan PT Smart? KH. Nadjib menjelaskan antara KB Bismillah dan Grup Sinar Mas (holding PT. Smart) telah memiliki sejarah panjang, dan lewat kerjasama telah menghasilkan produk BissQua dan BissOil. Grup Sinar Mas sendiri adalah bagian dari KB Bismillah. Saat ditanya seputar jumlah pengguna, Pak Kyai rupanya belum berkenan menjelaskan, ”yang jelas pertumbuhan pengguna BissTel cukup pesat, setiap ada pembangunan antena BTS baru, di wilayah itu BissTel selalu habis terjual. Target kami, Insya Allah, sampai akhir tahun ini adalah 1 juta pelanggan”, kata Pak Kyai yang fasih berlogat Jawa.

Keyakinan KH. Nadjib tentu bukan tanpa alasan, KB Bismillah kini memiliki 8.557.000 umat yang tersebar di seluruh Tanah Air. Jaringan Keluarga Besar ini mencakup 142 pondok pesantren, 378 masjid dan 181 madrasah. Untuk saat ini konsentrasi pengguna BissTel sebagian besar berada di wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan DKI Jakarta. Berikutnya akan merambah ke Sumatera dan Kalimantan.

Meski menjalankan bisnis retail, BissTel tak melupakan sisi amal, dimana setiap penjualan produk BissTel sudah ada zakatnya 2,5 persen yang akan dibagikan ke kaum dhuafa dan anak yatim-piatu. Sistem penjualan produk BissTel juga mengadopsi sistem penjualan berbasis syariah. Selain mengandalkan pola distrubisi di gerai-gerai Smart, BissTel juga telah memiliki beberapa kantor cabang yang ada di beberapa kota besar.

Bicara soal konten, BissTel memang terlihat masih sederhana, tapi dalam roadmap BissTel telah disiapkan untuk mendukung fungsi mobile commerce dan fungsi akademis. ”Operator baru memang cenderung lebih leluasa untuk menciptakan inovasi marketing yang unik, salah satunya berkat ketersediaan kapasitas jaringan yang besar”, ungkap Yofa Pratama sekalu Special Project Account Manager PT. Smart Telecom.

(Sep08)


.

Tidak ada komentar: