25 Feb 2010

Dibalik Gagasan Desain Ponsel




















Apapun jenis ponselnya, untuk menciptakan sebuah produk yang berkualitas dibutuhkan kombinasi faktor personal, filosofi, dan inspirasi



Setiap penciptaan ponsel umumnya didasari konsep rancangan desain yang matang dan teruji, bahkan untuk menelurkan satu tipe ponsel tak jarang dibutuhkan waktu riset yang tak singkat serta anggaran yang tak kecil. Tapi kalimat diatas tak serta merta berlaku untuk tiap vendor, semisal vendor merek lokal yang mengimpor ponsel dari Cina, kebanyakan tak membutuhkan waktu lama untuk implementasi wujud sebuah ponsel, maklum sebagian besar desain ponsel Cina yang beredar di Tanah Air meng-copy desain ponsel popular keluaran vendor global.

Untuk urusan penciptaan rancangan sebuah ponsel, tiap vendor mempercayakan proyek ini pada tim desain lab studio. Walau tim desain lab umumnya bekerja dinamis, tapi menuntut sisi kerahasiaan tinggi, mengingat persaingan karya cipta desain di industri ini cukup tinggi. Secara umum desain sebuah ponsel didasari oleh faktor personal, filosofi desain, dan inspirasi.



Faktor personal biasanya terkait dengan riset untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keinginan konsumen. Sedang filosofi menyangkut makna dari sebuah rancangan, seperti desain yang baik harus mencakup unsur style, fesyen, serta kegunaan fungsi layanannya. Kemudian inspirasi bisa berasal dari apa saja yang muncul dibenak si desainer. Contohnya sket desain Samsung Jet S8003, ”desain ponsel ini muncul dari inspirasi saya saat melihat embun-embun di daun,” ujar Minhyouk Lee, Principal Designer Samsung Electronics.

Rancangan desain yang serius dan mendalam tak hanya di monopoli ponsel menengah dan kelas atas. Ponsel pemula atau yang disebut low end juga mutlak digarap serius, mengingat justru di segmen ini bisa terciptra penjualan dalam volume besar. Nokia menjadi salah satu vendor yang getol menghadirkan ponsel pemula, dengan dukungan global team desain, terdiri dari 10 lokasi di dunia, dan 4 lokasi riset utama (London, Beijing, Calabasas di AS, dan Espoo di Finlandia), membuat Nokia mampu merespon cepat tuntutan desain di beragam pasar, termasuk pasar di negara-negara berkembang dengan tingkat kesejahteraan rendah.

Sejak bulan Juni sampai November 2007, Nokia mengadakan penelitian ”future urban study” dengan tujuan mempelajari tren gaya hidup berkomunikasi di tiga kota miskin berpopulasi padat, yakni di Mumbai (India), Rio de Janeiro, dan Accra (Ghana). Penduduk urban di tiga kota ini mempunyai tantangan berat dalam isu urbanisasi, kesehatan, lapangan kerja, kriminalitas, perubahan iklim, kebersihan lingkungan, dan infrastruktur kota yang serba terbatas.



Karena pasar yang disasar unik, riset dilakukan dengan 3 metode, yakni deep dives dengan merangkul beberapa komunitas secara selektif untuk melihat pemahanan dan kebutuhan komunikasi, lalu street survey, yakni melakukan riset secara acak di jalanan pada 750 responden. Terakhir dengan menggelar Nokia open studio sebagai ajang partisipasi dari khalayak untuk menuangkan ide-ide rancangan ponsel yang dikehendaki. Tak kurang 220 orang berpartisipasi dalam open studio ini.

Hasil riset ”future urban study” kemudian menjadi bahan diskusi oleh 300 anggota tim desain yang terdiri dari desainer, psikolog, peneliti, antropolog, engineer, dan spesialis teknologi. Tak sedikit hasil dari riset ini yang akhirnya direalisasikan. Contohnya sentuhan warna dan material yang disesuaikan dengan kebiasaan orang-orang di Mumbai yang kerap melindungi ponsel dari basahnya air hujan. Maka jadilah seri Nokia 1xxx dilengkapi susunan keypad yang tahan terhadap debu dan cipratan air. Adopsi dari gaya busana dan asesoris ala Rio de Janeiro juga diadaptasi untuk finishing pemilhan warna casing.

Entah sengaja atau tidak, di Mumbai yang jumlah penduduknya jauh lebih besar dari Jakarta, hampir 30 juta jiwa, hingga kini belum tersedia layanan 3G. Maka kehadiran ponsel-ponsel kelas pemula dipandang pas untuk target pasar di kota tersebut. Selain implementasi dari desain ponsel, adaptasi juga dilakukan dari desain software untuk pasar emerging market, seperti diwujudkan aplikasi berbasis SMS, Nokia Life Tools. Meski Indonesia tak serupa dengan India, tapi banyak desain ponsel dari riset Nokia di India yang sukses dipasarkan di Indonesia. (Haryo Adjie Nogo Seno)

1 komentar:

Danang Prasetyo mengatakan...

gan,
mohon maaf menggangu, mw nanya soal kamera depan samsung sgh i600, bgaimana cara mengaktifkannya?
trims