20 Agu 2009

Palapa Ring, Apa Manfaatnya Bagi Kita ?




















Banyak masyarakat umum yang bertanya-tanya, apakah gerangan Palapa Ring, proyek yang dicanangkan oleh pemerintah akhir2 ini di mass media, dan apakah juga manfaat nya bagi masyarakat umum dan buat bangsa secara keseluruhan

Palapa Ring sendiri saat ini diperbincangkan di mass media, mulai dari niatan awal pemerintah untuk melakukan tender buat operator Palapa Ring ataupun yang pada akhirnya, berujung pada pola konsorsium dari beberapa perusahaan diantaranya perusahaan terkemuka lokal seperti Telkom, Indosat, XL dan lainnya. Proyek ini juga di nikmati oleh kehadiran investor asing untuk nyemplung di konsorsium Palapa Ring.

Palapa Ring sendiri adalah jaringan nasional fiber optic untuk mendukung layanan telekomunikasi yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Seperti diketahui, back bone telekomunikasi saat ini terpusat di Jawa dan saat ini mulai ber expansi ke Sumatra, Kalimantan dan Bali. Jaringan telkomunikasi baik itu selular maupun fix, membutuhkan dukungan back bone sebagai peralatan transmisinya. Proyek Palapa Ring diharapkan bisa menyediakan back bone bandwidth untuk keperluan telekomunikasi ke seluruh wilayah Indonesia. Fiber Optic sudah tidak diragukan lagi merupakan teknologi yang sangat reliable sebagai back bone

Dikarenakan tingginya biaya investasi Palapa Ring, pemerintah merasa konsorsium adalah jalan yang terbaik untuk mewujudkan rencana besar ini. Belum diketahui secara persis, bagaimana pola revenue dari masing-masing investor proyek ini dalam mengembalikan dana investasinya, apakah revenue pengguna akan di bagi secara proporsional atau masing-masing investor diharapkan mencari pelanggannya masing-masing untuk re-coupe cost investasinya.

Diharapkan dari terwujudnya proyek ini, layanan telekomunikasi selular ataupun data (read-Internet) dapat dinikmati sampai pelosok-pelosok Indonesia dengan harga terjangkau. Harga terjangkau ? Masalah utama yang sekarang nyata adalah mahalnya harga bandwidth di Indonesia yang berujung pada mahalnya harga layanan internet di Indonesia. Semua itu tergantung dari niat pemerintah dalam hal membuka kompetisi di area bandwidth, sehingga dengan kompetisi, harga bandwidth bisa terjangkau.

Saat ini, harga bandwidth di Indonesia masih sangat mahal dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, kurang lebih untuk 1MB, di Indonesia pelanngan harus membayar +/- $1500 sedangkan di Singapura hanya $150 ataupun di US hanya $50. Tanpa himbauan pemerintah, walaupun nantinya Palapa Ring terwujud, harga bandwidth akan tetap mahal. Juga karena dikarenakan belum banyaknya provider bandwidth backbone di Indonesia yang menyebabkan kurang bergairahnya iklim kompetisi, yang bisa memaksa harga ke pelanggan bisa lebih murah.

Apabila kita membaca data statistik, pertumbuhan industry selular dan pengguna internet akan meningkatkan angka GDP dari suatu negara. Artinya, dengan telekomunikasi, angka kesejahteraan akan meningkat dan tentunya akan membuat growth rate dari suatu negara menjadi lebih tinggi.

Sebaiknya pemerintah mulai melihat, tujuan utama Palapa Ring adalah membuat biaya di operator selular, fix dan intennet lebih murah yang pada akhirnya, pelanggan juga yang bisa menikmati murahnya biaya internet atau pun komunikasi lainnya. Iklim kompetisi sebaiknya tidak hanya di operator selular dengan kampanye-kampanye agresif seperti Rp. 10/detik, Rp. 1000 per jam , Rp 47 per menit dan lainnya. Namun juga harus di terapkan di operator backbone bandwidth. Saat ini, iklim kompetisi belum sampai ke operator backbone bandwidth sehingga mengakibatkan masih mahalnya biaya internet di Indonesia.

Apalagi dengan adanya teknologi WiMax yang tendernya akan digelar pemerintah di tahun depan, seperti yang kita ketahui, WiMax membutuhkan bandwidth sekala besar untuk menjalankan operasinya. Apabila harga bandwidth masih mahal, kemungkinan technologi Wimax hanya dinikmati segelintir orang seperti halnya 3G. Muara dari mahalnya biaya internet akses adalah harga bandwidth yang masih mahal.

Mudah-mudahan pemerintah sudah mempunyai strategi untuk mengsikapi masalah ini, sehingga konsorsium Palapa Ring bisa lebih tepat guna, dan lebih berkompetisi. Masyarakat Indonesia menunggu adanya layanan yang lebih attractive di layanan internet seperti halnya di selular.

Jadi, mungkinkah nantinya kita bisa memakai internet sejam, hanya dengan membayar Rp. 1000 atau hanya membayar Rp. 99,000 tanpa batas ? Semuanya berpulang kepada regulator ataupun keberpihakan pemerintah kepada rakyat dan economic growth secara keseluruhan.
Internet murah ? kenapa tidak……………………………………………………………. (Judi Hartono, Praktisi Telekomunikasi)


Tidak ada komentar: