11 Mar 2009

Tantangan & Implikasi Menara Bersama




Dalam berbagai perspektif hadirnya menara BTS (base tranceiver station) bersama sangat diperlukan, terutama guna mengatasi fenomena hutan tower yang banyak mengganggu tata ruang di area perkotaan. Ditambah lagi penggunaan menara bersama bisa menekan biaya operasional yang dikeluarkan oleh para operator selular. Tapi dalam perspektif lain, keberadaan menara bersama juga memiliki implikasi negatif.

Implikasi yang ada bisa menyangkut soal regulasi dan bisnis, seperti kisruhnya keberadaan menara BTS di Badung – Bali. Lalu ada implikasi lain yang menyangkut hal teknis. Implikasi teknis terbilang jarang disinggung, padahal ini menjadi tantangan serius bagi network maintenance operator. ”Masalah yang krusial dihadapi dari menara bersama adalah soal interference frekuensi, terutama bagi operator yang bergerak di frekuensi yang sama. Hal ini bila tak dicermati bisa menimbulkan gangguan kualitas layanan”, ujar Gunawan Wibisono dari Departemen Teknik Elektro – Fakultas Teknik Universitas Indonesia pada seminar ”Bara di Atas Menara” di restoran Ubud, Jakarta hari ini (11/3/2009).

Ditambahkan Gunawan, faktor keamanan jaringan juga bisa menjadi problem, setiap operator tentu punya kebijakan tersendiri untuk mengamankan jaringannya. Problem lain juga muncul bila sebuah tower bersama down, ini bisa diartikan tower runtuh atau pasokan listrik tersendat. Bila terjadi kondisi seperti diatas bisa jadi layanan operator ke pelanggan terganggu. Idealnya tower provider adalah operator yang netral, sehingga dapat menjamin kelangsunan layanan secara lebih optimal. Saat ini terdapat sekitar 5 ribu menara yang dimiliki provider tower di Indonesia.

Tidak ada komentar: