14 Jan 2010

Akses 3G di Frekuensi 900 Mhz





















Dengan jangkauan yang lebih luas, frekuensi 900 Mhz digadang mampu mengusung layanan mobile broadband. Tentunya diawali dengan solusi refarming


Adu performa antar operator dalam ranah mobile broadband kian menarik. Seiring pemunculan jenis handset baru dan bertambahnya populasi, maka menjadi tantangan bagi tiap operator untuk meningkatkan jangkauan (coverage) dan kapasitas mobile broadband. Operator harus meningkatkan jangkauan, sebab target pelanggan mobile broadband juga sudah merambah ke wilayah rural, seiring perluasan wilayah pemukiman di pinggiran kota-kita besar. Ambil contoh akses mobile broadband cukup kuat di Jakarta, tapi di area Tangerang, Bekasi dan Depok jangkauan aksesnya masih terbatas.

Selepas misi meningkatkan jangkauan, operator masih punya pekerjaan rumah untuk menambah kapasitas di area tersebut. Maklum seiring perluasan jangkauan, biasanya diikuti bertambahnya kebutuhan akan kapasitas. Tapi ternyata bukan perkara mudah buat operator untuk ekspansi jaringan, kebutuhan investasi mobile broadband yang tinggi harus dihadapkan pada tingkat ARPU (average revenue per user) yang menurun. Untuk itu harus dicari jalan tengah agar diperoleh solusi terbaik. Salah satu yang ditawarkan yakni penggunaan frekuensi 900 Mhz untuk 3G/UMTS (Universal Mobile Telecommunication System).

Saat ini 3G di Indonesia berjalan di frekuensi 2100 Mhz dengan bandwidth 5 Mhz. Sedangkan bila 3G diadopsi pada frekuensi yang lebih rendah, 900 Mhz, maka jangkauan akan meningkat lebih jauh. Dalam teorinya, operator dapat mengurangi kebutuhan site BTS 3G hingga 65 persen. Pada solusi refarming yang dituangkan oleh Nokia Siemens Network (NSN), disebutkan penggunaan site BTS 3G 900 Mhz dapat mencakup area 2.8 kali lebih luas dibanding menggunakan BTS 3G 2100 Mhz.

Dengan kelebihannya itu, 3G di 900 Mhz mulai banyak diadopsi operator di luar negeri. Berdasarkan rilis dari GSA (Global mobile Suppliers Association) per 4 September lalu, sudah 10 operator yang mengadopsi solusi ini. Elisa dari Finlandia menjadi yang pertama meluncurkan 3G 900 Mhz pada November 2007, dan terakhir Digitel dari Venezuela pada awal Maret 2009. Untuk wilayah Asia, beberapa operator di Thailand, Singapura, Filipina dan Hong kong juga sudah mulai mengadaptasi 3G 900 Mhz.

Untuk menggelar 3G 900 Mhz bukan perkara mudah, diperlukan teknik yang disebut refarming, yakni menata kembali frekuensi dan bandwidth yang tersedia. Frekuensi 900 Mhz sudah dikenal diperuntukkan bagi jaringan 2G, dan alokasi kanal di frekuensi ini sudah cukup padat. ”Tingkat kesulitannya ibarat kita ingin membangun jalur busway di tengah jalur eksisting yang juga sudah padat,” ujar Pandu Sinatriyo, Head of Solution Sales Radio Access NSN Indonesia. Tantangan lainnya adalah menjamin performa layanan 2G tidak terganggu, dan koneksi layanan baik 2G dan 3G bisa berjalan seamless.

Hal diatas bisa dilakukan dengan menata bandwidth 5 Mhz menjadi unique carrier bandwidth 4.2 Mhz di frekuensi 900 Mhz. Sisanya 800 Mhz bisa tetap dialokasikan untuk melayani service 2G. Untuk mengatasi beban kapasitas 2G, operator dapat mendayagunakan kapasitas di frekuensi 1800 Mhz dan 2100 Mhz. Untuk menggelar solusi ini, operator dapat memanfaatkan BTS eksisting, secara hardware memang diperlukan penambahan modul frekuensi baru. Bagi konsumen, selain tidak ada perubahan dari sisi akses kecepatan data, di area indoor pun lewat frekuensi 900 Mhz performa kecepatan data bisa lebih baik. Ponsel-ponsel 3G yang mampu berjalan di frekuensi 900 Mhz juga sudah mulai banyak beredar di pasar.

Tantangan di Regulasi
Solusi refarming di beberapa negara, termasuk Indonesia, masih perlu pengkajian dari sisi regulasi. Pasalnya frekuensi 900 Mhz memang “hanya” diperuntukkan untuk 2G, dimana setiap operator harus membayar BHP (Biaya Hak Penggunaan) frekuensi per tahun untuk setiap Trx (tranceiver dan receiver). Untuk ini belum ada pengaturan dari regulator, apabila layanan 3G 2100 Mhz dialihkan semua atau sebagian ke 900 Mhz. (Haryo Adjie Nogo Seno)

1 komentar:

Bandi Sangkut 2 mengatakan...

saya mau nanya neh, apabila si A menggunakan layanan hp 3G pada si B juga hp 3G dengan jarak sekitar 1 km, jadi mereka menggunakan frekuensi mana yah?