15 Jul 2010

Pilihan Alternatif Tarif Mobile Data














Diluar time based dan volume based, operator masih punya beberapa jurus alternatif untuk menawarkan layanan data yang lebih menarik ke pelanggan



Pengguna layanan mobile data 3G di Tanah Air dipastikan bakal melonjak pesat di tahun ini. Indikatornya semakin banyak perangkat dengan kemampuan mobile 3G yang ditawarkan ke pasar. Ikon 3G tak cuma didominasi oleh segmen ponsel pintar, 3G saat kini begitu populer dalam wujud modem (dongle) USB yang dipasangkan pada PC/laptop. Target pasar mobile data 3G pun kini mayoritas diarahkan pada pengguna pra bayar, hampir tiap operator jika dicermati menawarkan paket mobile data pra bayar dengan tarif murah, lengkap dengan modem.

Imbasnya kompetisi antar operator penyedia mobile data 3G terlihat sengit, secara periodik masyarakat disuguhkan tawaran modem yang kian turun harga dan tarif akses unlimited ekstra murah. Fenomena pemasaran ini tak hanya dirasakan di Indonesia, di India dan Cina ada gejala yang serupa. Laporan lembaga riset Morgan Stanley pada tahun lalu memprediksi penetrasi mobile data 3G di tahun ini mencapai 21% secara global dengan jumlah pengguna 1.055.000. Ini terlihat meningkat drastis dari tingkat penetrasi di tahun 2009 yang hanya 15% dengan jumlah pengguna 688.000.

Kalangan operator tentu gembira dengan peningkatan jumlah pelanggan, tapi disisi lain biaya operasional juga meningkat. Hal inilah yang menjadi tantangan buat operator, apalagi dengan penetapan tarif data yang murah berimbas pada kecilnya jumlah ARPU (Average Revenue Per User). Nah, untuk menjembatani antara kepentingan konsumen dan operator, perlu ada inovasi kreatif dalam menyajikan konsep layanan dan tarif mobile data. Terkait paket tarif layanan, umumnya operator menyajikan dua pilihan layanan, yakni time based dan volume based.

Dengan ketatnya persaingan, muncul modifikasi dalam pola tarif. Contohnya produk Mobi dari Mobile-8 menyajikan tarif unlimited dengan downgrade kecepatan akses saat melampaui kapasitas tertentu. Lain dari itu, masih ada beberapa inovasi penetapan tarif yang unik di beberapa operator luar negeri. Lembaga Riset Morgan Stanley membagi inovasi tarif dalam speed rated, bandwidth usage and application specific, time of day, location based service models, ad funded solutions, dan mobile commerce driven. Beberapa pola tarif ini bukan tak mungkin diadaptasi di Indonesia, mengingat persaingan yang ketat, apapun bisa terjadi. (Haryo Adjie Nogo Seno)



Speed Rated
Operator memberlakukan tarif berdasar kecepatan yang ditawarkan. Hal ini pertama kali diperkenalkan operator Elisa di Finlandia dan Tele2 di Swedia. Umumnya speed rated dipadukan dengan pola tarif bulanan unlimited. Di Indonesia beberapa operator sudah mengadopsi cara ini.

Bandwidth Usage and Application Specific
Operator memberlakukan tarif berdasar bandwidth (kapasitas maksimal) yang digunakan, pola ini biasa ditawarkan untuk segmen korporat. Lebih update lagi Application Specific, disini operator akan men-charge tarif berdasarkan pilihan aplikasi tertentu. Dalam hal ini operator perlu menyiapkan intelligent network yang memadai.

Time of Day
Operator memberi pilihan paket tarif akses berdasar waktu/jam tertentu. Semisal tarif akses sore/malam hari dan akhir pekan lebih murah daripada tarif akses di siang hari atau hari kerja. Hal ini bermanfaat untuk mengatur peak load trafik data. Di Indonesia baru ada pilihan akses mobile data pra bayar per hari (24 jam).

Location Based Service Models
Operator menetapkan tarif akses berdasar area, semisal di area urban tarif akses mobile data dikenakan lebih tinggi dibanding area rural. Hal ini berguna untuk mengatur trafik data dan lebih meningkatkan kualitas layanan. Pola ini sudah diaplikasi di London, Inggris di beberapa lokasi strategis.

Ad Funded Solutions
Tumbuhnya mobile advertising disambut antusias kalangan operator sebagai solusi peningkat revenue. Lewat identifikasi pelanggan yang, pihak pelanggan juga bisa diuntungkan dengan beragam tawaran layanan khusus, termasuk tarif subsisdi didalamnya.

Mobile Commerce Driven
Bangkitnya industri konten membuat operator mampu menghadirkan ekosistem layanan. Dengan beragam kerjasama antar konten developer dan vendor membuat tarif layanan lebih kompetitif. Hal ini terbukti sukses di Jepang, operator NTT DoCoMo menggandeng Yahoo untuk konten, layanan, dan mobile advertising.




Tidak ada komentar: