13 Jun 2011

Windows Mobile "Terjun Bebas"








Entah apakah ada kaitan dengan rencana penutupan pengembangan Windows Mobile (Winmo) 6.x pada pertengahan bulan depan. Rasanya ada gejala di pasar bila smartphone berbasis Winmo harganya mulai terjun bebas. Biasa dalam teori marketing, saat produk disebut-sebut bakal discontinue, maka harga produk tersebut umumnya akan melorot akibat imbas dijauhi oleh para konsumen.

Nah, benar atau tidak, saya lihat ini sudah terjadi pada salah satu produk Winmo keluaran Sony Ericsson (Soner), yakni Aspen yang mengusung Winmo 6.5. Soner Aspen yang diluncurkan pada tahun lalu, terakhir dijual dengan harga dikisaran Rp1.900.000, tapi sontak harganya melorot bersamaan dengan promo Soner di ajang ICS (Indonesia Cellular Show), smartphone hybrid touchscreen ini turun harja jadi Rp999.000,-. Sebuah penurunan harga yang cukup besar.

Ada indikasi smartphone Android yang kini masih beredar mengalami penurunan harga cukup dalam. Sebabnya bisa jadi karena banyak hal, semisal tekanan dari smartphone Android dan BlackBerry yang menggila. Tapi ada sebab lain yang juga harus diketahui, selain pertengahan bulan depan Winmo akan di RIP (rest in peace)-kan oleh Microsoft, lebih gila lagi layanan MyPhone juga akan ditutup pada 6 Oktober mendatang.

Padahal MyPhone terbilang aplikasi backup favorit buat banyak pengguna Winmo (termasuk saya). Untuk sinkronisasi backup kontak, SMS, email, foto dan file multimedia sangat mudah dilakukan, terutama bagi pengguna laptop/PC Windows. Jalur sinkronisasi MyPhone juga terbilang handal dan praktis lewat OTA (over the air). Ada kabar bila nantinya Microsoft akan mengalihkan data-data di MyPhone ke aplikasi Windows Live Skydriver, tapi hingga saat ini belum jelas tentang syarat dan ketentuannya.

Setelah cukup berjaya di segmen bisnis, Microsoft akhirnya melengserkan Winmo karena tekanan pasar. Bukannya berinovasi lebih lanjut, serial Winmo jutru di tutup dan Microsoft lebih tertarik ke platform Windows Phone 7/8 yang mempunyai user interface dan sistem yang beda dengan Winmo. Dan terakhir Windows Phone akan dikawinkan dengan Nokia. Jika nantinya tak ada solusi dari Microsoft untuk pengguna Winmo, maka bisa disebut vendor asal AS ini tidak bertanggung jawab pada sisi customer loyalty. Bersiaplah untuk menerima tawaran cuci gudang untuk stok Winmo yang tersisa. (Haryo Adjie Nogo Seno)

Tidak ada komentar: