6 Mei 2008
Atur Pencahayaan di Kamera Ponsel
Meski jauh dari sempurna, namun kecanggihan fitur kamera ponsel sudah berkembang cepat. Salah satunya kemampuan olah pencahayaan yang mengadopsi standar ISO.
Semenjak Nokia memperkenalkan seri 7650 sebagai built in camera phone tercatat cukup banyak pengembangan pola imaging pada fitur kamera di ponsel. Sebagai contoh revolusi pixels begitu cepat berkembang dari kelas VGA (video graphic adapter) sampai kini sudah ada ponsel dengan 7 megapixels. Meski di Tanah Air kini baru hadir pada tingkatan 3,2 megapixels seperti pada seri Samsung SGH-P850 dan Nokia N80. Besaran pixels tidak dipungkiri menjadi tolak ukur kecanggihan ponsel kamera. Besaran pun seolah menjadi kebanggaan tersendiri bagi sang pemilik ponsel.
Namun perlu diketahui kualitas hasil imaging tidak melulu ditentukan oleh elemen megapixels. Faktor pola pencahayaan juga menjadi dukungan yang signifikan dalam membantu hasil foto yang baik lewat ponsel. Ini pun sudah disadari oleh banyak vendor dengan menghadirkan menu brightness untuk memperkuat pencahayaan. Hampir semua ponsel kamera rata-rata sudah include brightness. Tapi mengandalkan brightness saja tentu sudah sangat ketinggalan. Misalkan beberapa seri terbaru ponsel Samsung, Sony Ericsson dan Nokia terbilang hadir dengan menu imaging yang lengkap. Berikut adalah fitur-fitur andalan untuk memaksimalkan hasil pencahayaan. Pengaturan seting ini lebih diperlukan untuk menghasilkan kualitas cetak yang diinginkan.
ISO
Hasil foto dengan ISO-100 (2 megapixels)
Pada kamera digital umum dikenal istilah ISO atau ASA. Hakekat ISO disini adalah sebagai ukuran kecepatan film. Semakin tinggi nilai ISO, semakin tinggi kecepatan film yang diartikan sebagai tingkat kepekaan film terhadap cahaya. Semakin tinggi ISO maka kian sensitif film terhadap cahaya dan sesuai digunakan pada kondisi cahaya redup. Pada kamera digital dikenal ISO mulai tingkatan 100/200/400/800/1600 dan seterusnya. Namun pada ponsel baru diterapkan standar ISO 100/200/400.
Hasil foto dengan ISO-200 (2 megapixels)
Menggunakan ISO tinggi (400/800/1600) umumnya dapat menimbulkan ‘bintik butir’ pada hasil jepretan. Biasanya ISO tinggi digunakan jika kondisi low light atau objeck berherak cukup cepat. Kompensasi yang didapat dengan ISO tinggi yakni speed yang lebih cepat. Sampai saat ini baru Samsung yang menghadirkan pilihan ISO (100/200/400) dan automatic pada beberapa seri terbaru. ISO dihadirkan untuk memudahkan Anda dalam berkreasi, namun pilihan ISO automatic juga cukup bagus sebagai alternatif tanpa harus pusing.
Hasil foto dengan ISO-400 (2 megapixels)
White Balance
Selain tersedia moda automatic, beberapa ponsel canggih Nokia, Samsung dan Sony Ericsson menyajikan pilihan fluorecent untuk mengatur keseimbangan warna pada indoor yang terang oleh lampu. Daylight untuk mengatur warna pada kondisi outdoor siang hari yang panas, kemudian ada Cloudy untuk mengatur warna pada kondisi outdoor yang mendung alias berawan.
Flash Light
Flash light (lampu kilat) atau blitz sudah jamak ditemui pada banyak kamera ponsel. Pada seting ponsel Samsung misalnya dapat di set off, shoot only dan permanen. Flash light pada ponsel rata-rata efektif untuk memberikan ‘bantuan’ pencahyaan kurang dari jarak 1 meter. Agar lebih optimal fungsi flash light harus dikombinasikan dengan pengaturan white balance dan ISO. Tujuannya agar hasil cetak dapat benar-benar sesuai dengan keinginan.
Tips Ringan
Saat harus memotret dalam ruangan gelap atau redup. Coba atur seting dengan pilihan ISO 400 dan aktfikan flash light. Sedang white balance tidak terlalu berperan, Anda bisa set automatic saja. Sebaiknya tidak perlu mempergunakan efek, sebab akan meredam kualitas imaging. Hasil yang didapat bisa jadi cukup baik untuk kelas kamera ponsel (lihat pada gambar dibawah). Selular menggunakan jenis ponsel Samsung SGH-E900 dengan kemampuan 2 megapixels. Sebenarnya ada beberapa fungsi pengatur pencayaan yang juga sangat berperan, contohnya shutter speed untuk mengatur kecepatan penutup lensa dan diafragma untuk mengatur berapa banyak cahaya yang masuk. Namun shutter speed dan diafragma sampai saat ini belum menjadi bekal fitur pada ponsel kamera.
(Jul06)
Kategori
Jurnal Fitur
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar