Menggelar jaringan dalam wujud pembangunan menara BTS (base tranceiver station) kini menjadi tantangan berat bagi operator selular. Semisal untuk pembangunan BTS di kota besar seperti di Jakarta, pihak Pemda DKI tak lagi memberi ijin pembangunan BTS dalam konsep green field. Semua BTS anyar di Jakarta harus dibangun dalam konsep roof top, alias menempatkan BTS di atap-atap gedung.
Alasannya karena pembangunan BTS dalam konsep green field memicu pencitraan Jakarta sebagai hutan menara BTS. Tapi di luar Jakarta, BTS green field tetap masih menjadi pilihan utama. Walau demikian, operator masih harus menghadapi tantangan seputar penggunaan menara bersama.
Nah, ketimbang repot membangun banyak menara, sebenarnya sudah tersedia arsitektur sipil yang bertebaran di banyak pelosok, baik di kota besar dan kota kecil. Arsitektur itu tak lain adalah menara masjid.
Asalkan lokasi menara masjid sesuai dengan site planning operator dan ketentuan regulator, tentu tak ada salahnya membuat kolaborasi menara masjid juga sebagai "menara" BTS. Malah pihak pengurus masjid bisa mendapat manfaat dari uang sewa yang dibayarkan oleh operator.
Beberapa menara masjid di Tanah Air diketahui telah menjalanlan peran sebagai "menara" BTS, termasuk salah satu menara masjid di bilangan Ciganjur, Jakarta Selatan yang dijumpai kuliselular. Tampak dalam foto, pada atap menara setinggi 30 meter terpasang beberapa antena (Trx) dan kabel coaxial, yakni kabel pengubung antena dengan perangkat BTS. Dengan hal ini, hutan menara masjid juga bisa dimaksimalkan kegunaanya, selain misi utamanya untuk mengumandangkan adzan.
2 komentar:
Pak, saya mau tanya kalo menara BTS dikondisikan sebagai menara masjid, bagaimana dengan efek induksi dari sambaran petir yang akan ditimbulkan? akankah sama berbahayanya dengan tower biasa?
Terimas kasih
jujur saya bukan pakarnya, tp menurut saya sih tower BTS standar pun logikanya sudah dilengkapi penangkal petir, begitu juga dengan tower via menara masjid. trima kasih
Posting Komentar