Setelah teknologi selular GSM mampu di ’tebar’ di angkasa, kini giliran selular GSM mampu pula diterapkan untuk menemani saat berlayar mengarungi luasnya samudra di lautan lepas. Sebelumnya banyak pengguna ponsel (telepon selular) yang mati kutu saat harus berlayar dengan kapal laut, pasalnya di lautan lepas tentu tak ada koneksi jaringan selular via BTS (base transceiver station). Jika pun ada sambungan telepon itu dilakukan lewat sarana telepon umum satelit yang menjadi fasilitas buat banyak orang, tentu kenyamanan menjadi urusan nomer dua, ber SMS pun tak bisa dilakukan.
Nah, kini berkat inovasi yang tepat guna, sejak 7 Juni 2008 akses selular GSM bisa dinikmati saat berlayar di kapal. Hal ini menjadi value added service dari Telkomsel yang bekerjasama dengan operator kapal penumpang PT. PELNI (Pelayaran Nasional Indonesia). Wujudnya berupa pemasangan BTS GSM berbasis IP (internet protocol), bentuknya lebih simpel tanpa perlu membangun menara BTS, dimana cukup meletakkan beberapa alat seperti antena parabola, modem VSAT IP dan pico BTS. Untuk urusan tenaga, BTS ini menggunakan solar cell dan APB baterai.
Pico BTS ZTE
Kapal pertama PELNI yang dibekali teknologi ini adalah KMP (Kapal Motor Penumpang) Labobar yang berkapasitas 3000 penumpang. Menurut informasi, Telkomsel telah memasang tak kurang dari 22 titik pico BTS yang merata di setiap lantai. Solusi ini tentu merupakan angin segar buat banyak penumpang, tetap bisa berkomunikasi dengan biaya murah dan nyaman meski harus berlayar keliling Nusantara.
Menurut keterangan pihak PELNI, ada 23 kapal lagi yang secara bertahap akan ditanamkan teknologi BTS IP. Bagi pihak Telkomsel, implementasi BTS IP dipandang merupakan terobosan, sebab BTS Pico GSM berbasis IP hanya membutuhkan waktu implementasi sekitar 2 jam saja, bandingkan dengan BTS konvesional plus menara yang butuh waktu sekitar 1 – 2 bulan.
Perangkat akses ke satelit
Untuk menambah kenyamanan, Telkomsel juga menyediakan warung telepon umum selular. Buat operator, hal ini juga bisa jadi peluang dagang untuk menjual voucher di kapal. Untuk layanan perdana di KMP Labobar, akses layanan masih dibatasi untuk teknologi 2G, artinya pengguna yaa harus puas dulu dengan voice dan SMS. Kedepan Telkomsel berencana untuk menggelar 3G, artinya layanan akses data akan lebih sempurna didapat oleh pelanggan.
Antara Selular on ”The Air” dan Selular on ”The Sea”
Akses layanan selular, baik di kapal laut dan pesawat terbang punya perbedaan dan kesamaan. Apa persamaannya? Tak lain adalah kebutuhan akan penggunaan jaringan satelit untuk menghubungkan data dari BTS ke BSC (Base Station Controller) di darat. Lalu apa dengan perbedaannya? Pertama, akses selular di laut relatif lebih sederhana, segala sesuatu yang dirancang tidak mengganggu atau terkait dengan elemen navigasi, hal yang sebalinya terjadi dengan pesawat terbang yang sarat instrumen komputer.
Dan ada hal lain lagi yang harus dicermati, karena on ”the sea” lebih simpel maka biaya yang dikeluarkan cukup rendah, konsumen pun tak dikenakan tarif khusus selama menggunakan di KMP Labobar. Berbeda dengan penggunaan telepon selular di pesawat Singapore Airlines dan Lufthansa yang sangat mahal per menitnya. Bagaimana soal poin of charging (PoC), menurut Hendri Mulya Sjam, VP Customer Service Telkomsel, di KMP Labobar menerapkan dynamic PoC, artinya PoC ditentukan dengan jarak pelayaran terdekat dengan suatu area di daratan.
4 komentar:
Thanks ada info-nya ... wah seru juga ya.Setiap ada inovasi baru tercipat-lah lahan/peluang bisnis yang lain.
betul mas... semua pasti ada hitung2an dagangnya...
salam indonesia sejuta pulau
menanggapi komentar tentang "implementasi cukup 2 jam ...di banding implementasi tower konvensional 1-2 bulan..." kok kayaknya itu cerita penjual jamu ya.. anda mungkin belum memahami tingkat kesulitan untuk pelaksanaan implementasi antena radome dan perangkat vsat "auto track" nya.. untuk pengelasan pedestal aja perlu waktu sekitar 2 hari, belum lagi pemasangan PICo yang lebih dari 20 unit. Kalau tinggal "connect" dari transmisi vsat ke PICo memang cukup 10 menit ajah...tapi....infrastruktur lain saya rasa perlu waktu lebih dari 3 hari om.. banyak maaf sebelumnya.
salam erhartanakseribupulau
Buat bung Erhart... terima kasih untuk tanggapannya..
Mengenai tulisan "implementasi cukup 2 jam ..", sebenarnya itu didasari oleh siaran pers yang dikeluarkan oleh tim teknis Telkomsel. Memang dalam praktek rasanya agak susah mewujudkan implementasi dalam 2 jam.. thx yaaa
Posting Komentar