28 Apr 2008

Mengenal keluarga CDMA















Hadirnya teknologi fix wireless berbasis CDMA (code division multiple access) di Indonesia sempat membuat gerah para operator selular, khususnya yang berbasis GSM. Setidaknya itulah berita hangat yang disajikan oleh beberapa media nasional. Berbagai langkah strategis secara cepat dilakukan, walau para operator GSM berusaha menyangkal kegiatan tersebut sebagai suatu langkah antisipasi. Seperti langkah penurunan tarif yang dilakukan bagi pelanggan pra bayar, dan perlusan zona tarif lokal, disinyalir merupakan manuver guna membendung datangnya lawan baru muka lama.

Hal tersebut sekilas mencerminkan betapa seru nya persaingan antara dua sistem selular yang berbeda ini, padahal persaingan antar pemain GSM sendiri nyatanya tidak kalah sengit. Mengapa hadirnya CDMA tiba-tiba menjadi momok bagi GSM di Indonesia ? padahal CDMA sendiri telah lama hadir di republik ini melalui operator Komselindo. Biar sesama CDMA namun cara penyajiannya agak berbeda, Komselindo hingga kini menggunakan basis CDMA IS-95 atau lebih dikenal dengan CDMAone berbasis sistem mobile yang masih banyak keterbatasan.

Sedang yang ditawarkan pada khalayak adalah fix wireless CDMA yang dikembangkan Telkom menggunakan jenis CDMA 2000-1x. Jenis CDMA 2000-1x sebenarnya masih tergolong bagian dari 2,5G, yang pada segmen GSM dipopulerkan dengan kehadiran fitur GPRS (general packet radio service) dan MMS (multimedia messaging services). Hanya saja CDMA 2000-1x memiliki keunggulan dalam kecepatan transfer data. Jika ditelaah kembali kegusaran utama operator GSM terutama disebabkan oleh konsep fix wireless yang dijalankan Telkom sebagai alternatif pengganti pengembanga jaringan kabel SST yang berinvestasi tinggi. Singkat kata pengguna fix wireless yang dilengkapi mobile handset dapat bercakap-cakap di zona lokal dengan tarif pontap Telkom. Besaran tarif dibanding GSM tentu jauh lebih murah, apalagi fix wireless tidak dikenakan biaya air time.

Sampai saat ini cukup banyak orang yang beranggapan bahwa GSM tidak mungkin tertandingi di Indonesia. Hal ini merujuk pada skala ekonomi yang begitu kuat dari GSM dengan memiliki basis customer hingga 11 juta lebih hingga awal tahun ini. Belum lagi kemampuan jelajah (roaming) yang belum dapat ditawarkan oleh CDMA. Singkatnya kedua kubu antara GSM dan CDMA memiliki fitur unggulan yang cukup menarik diadaptasi oleh konsumen kebanyakan. Jika GSM memiliki phase dalam perkembangannnya, begitu pula dengan CDMA mempunyai lika-liku tersendiri.

Kilas Balik CDMA
CDMAone
Teknologi CDMA pertama kali berkembang di Amerika Serikat yang diperkenalkan oleh Qualcomm, sebuah perusahaan pembuat hardware dan software elektronik dari San Diego pada pertengahan 1990-an. CDMA dirancang untuk menjawab tuntutan publik AS yang tidak terpuaskan dari teknologi wireless sebelumnya yakni AMPS (advanced mobile phone service). AMPS merupakan peninggalan dari 1G yang diperkenalkan pada tahun 1978, AMPS mampu memberikan jangkauan sebagian besar wilayah AS. Namun AMPS memiliki kelemahan terutama dalam kemampuan handover yang menyebabkan pembicaraan dari pengguna akan terputus apabila berada di luar area. Belum lagi efiensi yang kecil karena keterbatasan spektrum sehingga hanya sedikit pengguna yang dapat berbicara dalam waktu bersamaan.

Guna menjembatani kebutuhan tersebut maka Qualcomm meluncurkan versi CDMAone atau IS-95 yang dikelompokkan ke dalam genarasi kedua (2G) bersama-sama aplikasi GSM, dan TDMA (time division multiple access). Hazim Ahmadi, staf divsi Risti Telkom menyatakan bahwa CDMAone dibagi kedalam IS-95A dan IS-95B. Beda keduanya IS-95A memiliki kecepatan maksimum 14,4 kbps, sedang IS-95B mampu membawa kecepatan data hingga 64 kbps.

Untuk negara-negara Asia kebanyakan mengadopsi aplikasi GSM. Hanya Jepang dan Korea Selatan yang menerapkan sistem selular tersendiri atau dikenal sebagai PDC (personal digital cellular) dengan basis CDMA. Aplikasi CDMAone memiliki kemampuan utama pada voice, sedang untuk data nya kurang berkembang. Seperti ketiadaan kemampuan untuk berkirim pesan (SMS), disisi lain menjadi keunggulan bagi GSM. Singkatnya CDMAone bekerja dengan cara mentransformasikan signal ke dalam spektrum signal yang disebar ke dalam wideband, dimana penerima signal akan menerima penyebaran signal ke dalam original state kembali dengan menggunakan kode yang sama.

CDMA2000-1x
Jika aplikasi GSM berkembang ke arah 2,5G atau lebih dikenal dengan GPRS (general packet radio services) yang mengusung kemampuan mobile internet. Begitu pula CDMA juga dikembangkan ke arah 2,5G yang melalui CDMA 2000-1x mampu menandingi kemampuan fitur yang ditawarkan GSM. Jenis CDMA inilah yang dibanyak negara digunakan sebagai fix wireless, Indonesia sendiri mencontoh kesuksesan program CDMA 2000-1x dari Cina, dan Korea. Ciri dari CDMA 2000-1x mampu mentrasfer data maksimum sebesar 153 kbps, bandingkan dengan GPRS dari GSM yang hanya memiliki kecepatan transfer data 115 kbps.

Daya pancar CDMAone maupun CDMA 2000-1x juga jauh lebih kuat ketimbang GSM. Sebagai perbandingan, kedua jenis CDMA tadi mampu memancarkan sekaligus frekuensi 1,25 MHz, sedang GSM memancarkan frekuensi sekitar 200 kHz. Ini yang menyebabkan ponsel CDMA berbaterai lemah pun akan tetap mendapat sinyal penuh. CDMA dan GSM juga mampu bergerak di frekuensi yang sama dalam satu wilayah cakupan. Pengamat multimedia, Roy Suryo mengatakan bahwa walau sama-sama menggunakan frekuensi antara 450 MHz, 800 MHz, 900 MHz, 1800 MHz, dan 1900 MHz tetapi sistem yang digunakan berbeda, “contohnya CDMA menggunakan coding”, ujar Roy.

Dalam hitungan kualitas, sebenarnya frekuensi 800 MHz dianggap sebagai yang terbaik. Semakin kecil besaran frekuensi, wilayah coveragenya juga akan semakin besar. Begitu pula sebaliknya, namun semakin besar coverage maka kualitas penerimaan akan menurun. Roy mencontohkan seperti prinsip antara gelombang AM dan FM pada radio.

CDMA 2000-1xEV-DO
Ini merupakan sistem komunikasi selular yang lebih maju dengan kemampuan kecepatan transfer data lebih tinggi dari sistem CDMA sebelumnya. CDMA 2000-1xEV-DO atau evolution data only mampu menyediakan kecepatan data hingga diatas 2 Mbps (mega bite per second), dengan throughput mobile 700 kbps. Kapasitas ini hampir menyamai kemampuan DSL (digital subscriber line) yang digunakan untuk wireline, dan jaringan fiber optik sehingga sangat sesuai untuk aplikasi video streaming. Sistem ini sudah tergolong pada generasi ketiga (3G), jika saatnya teknologi ini dipasarkan di Indonesia, menonton siaran langsung atau video musik dapat dilakukan dengan kualitas yang sempurna. Selain kemampuan data yang sangat baik dengan paket data juga tersedia secara “always on”. Kemampuan pancaran sinyal serupa dengan CDMA 2000-1x atau dalam spesifikasi IS (international system) 856 yaitu 1,25 MHz, sehingga sangat baik bagi penerimaan pada handset.

Tidak berhenti disitu saja CDMA 2000 juga dikembangkan ke sistem terbaru yaitu -1xDV. Sistem 3G ini dirancang sebagai evolution data dan voice, yang membedakan dari sistem sebelumnya yakni kecepatan transfer data dengan kemampuan 3,1 Mbps

Dengan berbagai pengembangan sistem CDMA memang pantaslah jika sistem ini bakal menjadi pesaing serius GSM. GSM dengan pengembangan ke sistem EDGE (enhance data for GSM evolution) juga sesuai digunakan bagi fix wireless. Namun beberapa provider besar di dunia seperti China Telecom nyatanya lebih suka menggunakan CDMA 2000-1x. Hal ini diperkirakan karena biaya investasi yang lebih kecil ketimbang EDGE. Ketidakmampuan CDMA untuk melakukan jelajah (roaming) juga hanya disebabkan masalah regulasi dari pemerintah. “Jika CDMA diberikan kemampuan roaming, para operator GSM dipastikan bakal protes keras”, ujar Roy Suryo.

Menurut EMC world cellular database hingga Juni 2002 tercatat total populasi pengguna CDMA di dunia hanya sekitar 12,7 persen, jauh lebih kecil dibandingkan GSM yang 68,57 persen. Sisanya seperti PDC dan TDMA masing-masing hanya berpopulasi sekitar 5,72 persen dan 9,93 persen. Secara pelan namun pasti pengguna CDMA semakin bertambah banyak, terutama disebabkan standar teknologi CDMA dilihat dari spread signalnya relatif lebih besar dari teknologi selular lainnya. Seperti dikenalkannya Wideband CDMA yang menawarkan kapasitas dalam tiap cell dan kualitas suara lebih baik. Bandwidth yang ditawarkan juga tergolong cukup luas dan bersifat variatif mulai dari 1,25 MHz, 5 MHz, 10 MHz, bahkan nantinya sampai 20 MHz. Dari awalnya W-CDMA yang didalamnya termasuk berbagai varian CDMA seperti CDMA 2000-1x memang dirancang untuk layanan data kecepatan tinggi dalam lingkungan kantor sampai 2 Mbps, sedang pada perangkat mobile hingga 384 kbps.

(Apr03)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar