14 Agu 2008
Transfer Pulsa - "Penyambung Lidah" Antar Pelanggan
Operator punya kepentingan agar komunikasi tetap ‘hidup’ di setiap nomer. Transfer pulsa menjadi layanan alternatif yang cukup diperhitungkan. Setelah lima tahun diperkenalkan, kini transfer pulsa telah menjelma sebagai sebuah kebutuhan, paling tidak disaat isi pulsa jalur biasa tak bisa dilakukan.
Beragam layanan operator selular dengan segmen value added service (VAS) telah begitu banyak dimunculkan dari waktu ke waktu. Tapi tak semua bisa berhasil diserap dengan cukup baik oleh pelanggannya. Alih-alih biasanya operator memberlakukan layanan VAS dalam wujud promo yang dibatasi oleh sebuah periode tertentu, umumnya periode layanan VAS dalam skema bonus pulsa sering diterapkan dalam pola per 3 bulan atau 6 bulan.
Bila respon pelanggan bagus, bisa jadi promo di evaluasi dan diperpanjang. Tapi nyatanya cukup banyak yang harus dihentikan sesuai waktunya. Alasannya bisa jadi akibat respon kurang optimal atau sebaliknya malah respon pelanggan sangat besar. Semisal program bonus pulsa panggilan masuk dan bonus free talk. Perlu dicermati bahwa setiap promo layanan VAS berarti mengandung unsur subsidi, yang artinya operator ‘harus’ mengurangi sebagian dari potensi keuntungan.
Diantara sederet layanan VAS, jenis layanan transfer pulsa terbilang yang cukup awet. Maklum ditawarkan sebagai VAS permanen. Meski sudah diperkenalkan cukup lama, yakni pertama kali diperkenalkan kartu IM3 Indosat pada bulan Januari 2004. Transfer pulsa terus dikembangkan dan hampir diterapkan oleh seluruh operator besar. Berita terbaru seputar transfer pulsa datang dari XL, di bulan April lalu dengan tajuk Family Progam, kartu Xplor menawarkan transfer pulsa dari nomer paska ke pra bayar.
Kini layanan transfer pulsa telah berusia empat tahun. Sederet operator besar mulai dari Indosat, Telkomsel dan XL telah membuktikan eksistensi transfer pulsa. Meski platform yang digunakan berbeda antar operator, tapi tujuan inovasi transfer pulsa tetap sama yakni memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi akses komunikasi dengan melengkapi keterbatasan pada sistem reload pra bayar.
Revolusi Transfer Pulsa
Boleh jadi transfer pulsa adalah sebuah inovasi VAS yang pertama kali diperkenalkan di Indonesia. Indosat sebagai pelopornya bahkan pernah mengikutkan layanan ini di nominasi Best Innovative Award GSM 2004 di Cannes - Prancis. Sekilas kebelakang, runtutan kehadiran transfer pulsa setelah IM3 yakni kartu Mentari yang juga dari Indosat di bulan September 2005. Kemudian menginjak di bulan Januari 2006 Kartu As dari Telkomsel menggelar layanan ini, yang disusul oleh kartu Simpati di bulan April 2007.
Pihak operator ketiga terbesar XL juga tak mau ketinggalan, di bulan November 2005 kartu Bebas dan Jempol juga dibekali transfer pulsa. Bahkan menurut sebuah sumber yang tak ingin disebutkan, operator CDMA berbasis selular juga akan menawarkan transfer pulsa dalam waktu dekat. Transfer pulsa memang populer digunakan antar kartu pra bayar. Tapi seiring kemajuan teknologi inteligent network (IN), para operator mampu membuat sinergi antara transfer pulsa dari kartu paska ke pra bayar, meski harus dalam skema komunitas. Seperti dicontohkan oleh Halo isi pulsa ke Simpati Telkomsel, dan paket Xplor Family Plus.
Pasang Surut Transfer Pulsa
Adanya fasilitas transfer pulsa jelas membawa pengaruh positif pada image operator. Tapi bagaimana dengan perkembangan pasar pemakaian layanan ini? Mengingat expose transfer pulsa kadang kalah gencar dari layanan lain. Hasil investigasi memunjukkan peningkatan animo penggunaan, tapi antar operator jelas punya beda karakter.
Indosat
Layanan yang diberi nama M3 Transfer pada awalnya diterapkan dengan metode pendaftaran untuk memperoleh PIN. Lalu seiring perkembanan dan memberikan kemudahan, M3 Transfer bisa digunakan langsung tanpa PIN. "Awalnya jumlah pengguna transfer pulsa dari IM3 paling banyak, tapi setelah Mentari juga dilengkapi transfer pulsa kondisi berbalik, apalagi setelah prosedur registrasi dan PIN dihilangkan, pengguna melonjak cukup drastis," ujar Guntur Siboro, head of integrated marketing Indosat.
Hingga bulan April lalu, hit transfer pulsa Mentari mencapai 550 ribu, sedang IM3 mencapai 350 ribu. Dengan total hit 900 ribu dari 14,7 juta total pelanggan didapat jumlah pulsa yang ditransfer mencapai Rp 8.5 miliar. Guntur menjelaskan bahwa jumlah nominal yang ditransfer terbilang rendah, antara Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu. Rendahnya nominal pulsa yang ditransfer menandakan bahwa layanan ini dibutuhkan untuk penerimanya dalam keadaan terdesak alias tanpa pulsa. Populasi terbanyak pengguna transfer pulsa Indosat berasal dari area Jabotabek yang mencapai 40% dari total pelanggan yang melakukan transfer pulsa. Hingga saat ini Indosat belum menggelar transfer pulsa untuk pelanggan Matrix paska bayar.
Telkomsel
Dengan total jumlah pelanggan 39 juta, Telkomsel punya peluang besar untuk sukses di layanan transfer pulsa. Apalagi semua jenis kartu sudah dibekali kemampuan transfer pulsa. "Dilihat dari hit nya, tampak bahwa pelanggan kartu Simpati adalah yang terbanyak melakukan transfer pulsa. Ini dimungkinkan jumlah pelanggan yang telah mencapai 21 juta," ungkap Agus Mulyadi, VP Product Telkomsel.
Agus menuturkan jumlah penggguna transfer pulsa berkisar 20 sampai 30 persen dari jumlah total pelanggan. Nilai nominal favorit yang sering di transfer yakni Rp 10 ribu untuk Simpati dan Kartu As. Tentang penyebaran pengguna layanan ini yang terbesar adalah wilayah Jakarta.
Excelcom
Meski terbilang paling baru dalam implementasi transfer pulsa. XL sudah mencatat perkembangan yang sangat baik, "sampai kini 61% pengguna kartu prabayar telah menggunakan layanan transfer pulsa. Data bulan April lalu menyebut rata-rata 135 ribu nomer per hari melakukan transfer pulsa," kata Bayu Samudiyo, GM Marketing Prepaid XL. Dominasi pengguna transfer pulsa adalah pelanggan Jempol. Total saat ini XL memiliki 10,1 juta pelanggan, dimana 96% nya adalah pelanggan pra bayar.
Serupa dengan Telkomsel, transfer pulsa XL juga telah bisa diaplikasikan oleh jenis paska bayar. Jika di total per akhir April lalu, pengguna pra dan paska bayar yang memakai transfer pulsa lebih dari 4 juta. Pilihan nominal pulsa yang favorit yakni Rp 3 ribu.
Esia - Bakrie Telecom
Untuk segmen operator berbasis teknologi CDMA, baru Esia yang telah memperkenalkan sisten transfer pulsa antar pelanggan prabayar. Selain transfer pulsa, hebatnya Esia juga bisa transfer masa aktif.
Biaya Transfer Pulsa
Bicara soal beban biaya transfer pulsa, Telkomsel dan Indosat punya hitungan tarif yang sama Rp 500 per kirim. Sedang XL sangat beda yakni Rp 99 per kirim. Keduanya skema tarif punya keunggulan yang berbeda. Transfer pulsa Telkomsel dan Indosat menerapkan metode pecahan bilangan nominal dengan besaran Rp 10 ribu sampai Rp 100 ribu, nominal diantaranya bisa ditransfer sesuai kelipatan. Yang agak sedikit beda adalah IM3, dimana tak memberikan batasan minimum transfer.
Sedangkan XL hanya menyediakan 2 nominal pulsa yang dikirim, yakni Rp 1500 dan Rp 3000. Perlu dicatat bahwa biaya transfer seolah-olah menjadi beban penerima, dimana nominal pulsa yang diterima dari Rp 3000 menjadi Rp 2901, dan pulsa Rp 1500 diterima menjadi Rp 1401. Masa aktif yang diberikan antara 1 dan 3 hari. Skema ini punya keunggulan, untuk berkirim pulsa dibawah Rp 10 ribu. Tapi untuk pengiriman pulsa bernominal besar menjadi kurang efesien, sebab harus berkali-kali melakukan proses transfer.
Sistem Transfer Pulsa
Ada dua skenario jalur transfer pulsa. Indosat dan XL mengadopsi jalur shor number SMS (short message service). Tapi XL selangkah lebih maju dalam konsep ini dengan menyediakan menu Bagi Pulsa dalam Layanan Data di STK (SIM Tool Kit). Sedang di sisi lain Telkomsel menggunakan sistem USSD (Unstructure Suplementary Service Data), yakni perintah yang diawali tanda (*) dan diakhiri tanda (#). Agus Mulyadi menyebutkan alasan penggunaan USSD karena lebih reliable. "Dengan USSD data langsung dapat cepat terkirim, pengirim juga akan lebih cepat mengetahui apakah proses transfer berhasil, pending atau gagal,", papar Agus Mulyadi.
Lepas dari itu, untuk bisa menikmati transfer pulsa ada ketentuan standar yang sama. Diantaranya pengirim pulsa jelas harus berada dalam masa aktif, sedang si penerima bisa berada dalam masa aktif dan tenggang. Dari hasil penulusuran, umumnya transfer pulsa lebih populer sebagai layanan yang sifatnya digunakan bilamana perlu atau untuk keadaan darurat, diimana metode isi pulsa biasa tidak bisa dijangkau. Pengiriman pulsa juga tak menambah panjang umur masa aktif dan masa tenggang, sehingga peluang untuk menjadikan transfer pulsa sebagai lahan bisnis dirasa kurang menguntungkan. Apalagi ada pembatasan nilai nominal dan pecahan maksimum pulsa.
Jika MMS dan 3G sudah lintas operator, bagaimana dengan kemingkinan tarnsfer pulsa lintas operator? Jawabannya seragam, baik Agus Mulyadi, Guntur Siboro dan Bayu Samudiyo menyatakan sampai saat ini belum ada rencana kearah tersebut. Guntur menjelaskan hal itu mungkin saja dilakukan, tapi implementasinya agak sulit karena hal ini mirip transfer uang antar bank, dimana dibutuhkan rekonsiliasi dari tiap operator setiap bulannya.
(Jun07)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar