18 Jun 2011

Symbian yang Bikin Bingung




















Dalam sebuah wawancara yang diposting oleh Conversations.nokia.com (26/5/2011), Stephen Elop, CEO Nokia mengatakan, “pembaruan perangkat lunak untuk Symbian diharapkan akan terus dilakukan, setidaknya hingga 2016." Penjelasan diatas merupakan informasi tambahan mengenai beralihnya Nokia menggunakan Windows Phone 7 sebagai OS utama smartphone mereka. Elop pada Februari lalu juga menegaskan bahwa Nokia akan mengedarkan 150 juta smartphone berbasis Symbian sebelum akhirnya beralih dari OS tersebut.

Buat saya ada sedikit "keanehan" dari informasi diatas, satu sisi informasi yang dipaparkan Stephen Elop begitu fair dan jujur tentang strategi kedepan. Tapi disisi lainnya, bukankah pernyataan si boss Nokia tadi bisa berbuah negatif pada perspektif pasar? Alasannya jelas, siapa sih yang mau membeli produk dengan harga premium lalu sudah ditakar masa pengembangannya. Memang sih tahun 2016 masih lama, tapi buat bahasa marketing rasanya itu bukan sinyal yang tepat diutarakan, terutama oleh orang dalam Nokia sendiri.

Sebagai informasi, Nokia saat ini masih cukup gencar mengusung platform Symbian, setelah era keluarga Symbian S60 dan symbian^3, kini tengah bergaung di pasar OS terbaru Symbian Anna dengan seri smartphone Nokia E6 dan X7. (Haryo Adjie Nogo Seno)


13 Jun 2011

Windows Mobile "Terjun Bebas"








Entah apakah ada kaitan dengan rencana penutupan pengembangan Windows Mobile (Winmo) 6.x pada pertengahan bulan depan. Rasanya ada gejala di pasar bila smartphone berbasis Winmo harganya mulai terjun bebas. Biasa dalam teori marketing, saat produk disebut-sebut bakal discontinue, maka harga produk tersebut umumnya akan melorot akibat imbas dijauhi oleh para konsumen.

Nah, benar atau tidak, saya lihat ini sudah terjadi pada salah satu produk Winmo keluaran Sony Ericsson (Soner), yakni Aspen yang mengusung Winmo 6.5. Soner Aspen yang diluncurkan pada tahun lalu, terakhir dijual dengan harga dikisaran Rp1.900.000, tapi sontak harganya melorot bersamaan dengan promo Soner di ajang ICS (Indonesia Cellular Show), smartphone hybrid touchscreen ini turun harja jadi Rp999.000,-. Sebuah penurunan harga yang cukup besar.

8 Jun 2011

Mengintip Layanan Selular di Negeri Para Mullah














Walau menguasai teknologi nuklir dan persenjataan modern, untuk penguasaan teknologi selular, Iran justru bertolak belakang. Tapi negeri Mullah ini tengah menyiapkan gelar layanan 4G.


Dari ratusan negara di dunia, tak banyak yang mampu menandingi popularitas Iran. Negeri kaya minyak ini memang sedari dulu mempunyai pesona kontroversi luar biasa. Semenjak tergulingnya rezim Mohammad Reza Pahlavi diakhir tahun 70-an, Iran dibawah pemimpin spiritual, Ayatollah Ali Khamenei, mengambil jarak yang tajam dengan dunia barat, terutama Amerika Serikat (AS) dan Israel. Hampir tiap saat terjadi perang urat syaraf yang berujung pada potensi aksi militer.

Kini Iran dibawah pimpinan Presiden Mahmoud Ahmadinejad tak kalah galaknya terhadap AS. Dengan niat membangun proyek nuklir untuk pembangkit tenaga listrik, Iran berani menantang hegemoni AS dan Israel. Inilah yang membuat Iran hingga kini selalu dalam keadaan siaga perang. Walau dikenakan beragam embargo, tapi hebatnya Iran tetap eksis dalam berbagai bidang, tak cuma pengembangan persenjataan, tapi urusan ekonomi dan adaptasi teknologi pun terbilang cukup maju, untuk ukuran negeri yang sedang di embargo.

Dalam kesempatan kunjungan selama 3 hari 2 malam di Tehran, Ibu Kota Iran, saya melihat sesuatu yang unik seputar tren telekomunikasi selular. Pengguna ponsel di Iran kini mencapai 41 juta, bandingkan penduduk Iran yang 70 juta jiwa, dengan tingkat penetrasi selular mencapai 37% per tahun. Di Iran terdapat 5 operator selular GSM, yakni Telecommunication Company of Iran (TCI), Telecommunication Kish Company (TKC), popular dengan sebutan KIFZO, TCI-Isfahan (Celcom), RIC dengan Taliya GSM900 sebagai provider layanan GSM pra bayar, dan Irancell Telecommunication – MTN Irancell. Tidak ada operator pengusung layanan CDMA, maklum teknologi CDMA dipasok oleh AS.

Kelima operator hingga kini belum menyiapkan layanan 3G. Bisa dikatakan layanan selular di Iran, terasa seperti di Indonesia saat era 90-an. Mungkin bagi Anda yang ingin nostalgia dengan layanan selular era 90-an bisa bertandang ke Iran. Untuk layanan data masih mengandalkan GSM/CSD/ HSCSD, hal ini didukung dengan masih adanya iklan “supporting Fax & Data 9,6 – 14,4Kbps”.

Walau demikian, layanan tambahan (Value Added Service) yang memanjakan pelanggan tetap ada, seperti News, Call conference, Current date, Quran, Poem, Call me back, dan End of Call Notification service. Ada yang harus diperhatikan bila mau mengisi pulsa, biasanya dibedakan berdasarkan warna (semisal : Red untuk 100,000 Rials; Blue untuk 200,000 Rials dan Yellow untuk 400,000 Rials).

Pemerintah Iran termasuk jeli memadukan bidang telekomunikasi dan wisata, ini diwujudkan dengan adanya menara telekomunikasi yang termasuk nomer 5 tertinggi di dunia. Borj-e Milad, adalah menara terpadu dengan ketinggian 435 meter dan merupakan karya insinyur dalam negeri. Di menara inilah berbagai macam media pemancar ditempatkan. Ada beberapa tower yang saya temui, namun pada area tersebut nyaris semua sinyal akan blank. Saya yakin tower tersebut adalah tower jamming, sepanjang perjalanan ada beberapa spot yang memang di-jamming, ini mungkin salah satu kekuatan dari kampanye perang elektronika atau electronics warfare.

Ada yang menarik seputar bisnis telekomunikasi, Telkom Indonesia ternyata pernah berencana untuk mengakuisisi atau sekedar membeli saham Iran Tel hingga lebih dari 50%. Namun kabar yang pernah bertiup santer itu akhirnya menguap, mungkin ada pertimbangan lain dari Telkom Indonesia, seperti kondisi politik internasional yang kurang menguntungkan.

Meski layanan selular GSM di Iran terkesan tertinggal, tapi negeri Mullah ini justru telah siap melompati teknologi 3G, ini dibuktikan dengan persiapan kehadiran 4G, seperti WiMax dan LTE (long term evolution). Banyak pelajaran dari langkah Iran yang patut ditiru oleh Indonesia, terutama dalam strategi membangun harga diri bangsa. Salah satu kunci sukses Iran karena negeri ini tak memiliki permasalahan energi listrik. Dengan aktifnya pembangkit listrik tenaga nuklir, Iran memiliki kemandirian energi. Melimpahnya energi pada akhirnya turut meningkatkan daya kreatifitas masyarakatnya. (Arief Setia Nugroho - Tehran)