28 Okt 2010

Menyingkap Seluk Beluk BTS




















Tak kenal maka tak sayang, walau sering dilihat belum tentu BTS kita perhatikan. Asal tahu saja komponen satu ini merupakan “penyambung lidah” ponsel anda



BTS kian hari semakin bertebaran dimana-mana, mulai dari pertokoan, mall-mall, sekolah, rumah sakit hingga perumahan. Singkat kata nama BTS (Base Tranceiver Station) begitu populer nya dikenal masyarakat. Tidak peduli menggunkana jaringan GSM atau CDMA, asal berbasis wireless sudah pasti, dan mau tidak mau harus berhubungan dengan sang BTS. Dalam komponen suatu BTS sebenarnya terdiri dari berbagai macam perangkat penting. Hanya saja yang paling populer yakni komponen tower (menara), sebab memang tower lah yang paling jelas dilihat orang. Selain tower, rangkaian utama lain yakni shelter (rumah BTS), dan feeder.

Pada tulisan ini akan diulas mengenai shelter BTS, sebuah bangunan yang menyertai kehadiran setiap jaringan operator dimana pun. Umumnya shelter BTS berdimensi tiga kali tiga meter, dengan cat warna putih. Di dalamnya terdapat berbagai perangkat penting, diantaranya adalah module combiner, module per carrier, core module (module inti), power supply, fan (kipas) pendingin, dan AC/DC converter. Seperti terlihat di gambar, seluruh perangkat dalam shelter BTS tidak ubahnya seperti rak-rak besi, atau malah lebih mirip lemari pendingin. Rak besi ini disebut juga sebagai BTS equipment (BTSE). Untuk mentenagai perangkat tadi rata-rata diperlukan range antara 25 sampai 45 watt, tergantung module dan hardware yang digunakan.

Dalam dunia jaringan telekomunikasi selular, perangkat seperti BTS termasuk dalam sisi BSS (Base Station Subsystem). Selain komponen BTS, dalam BSS juga dikenal BSC (Base Station Controler), dimana dalam alur sistem yang beberapa BTS ditangani oleh satu BSC. Disamping sisi BSS, secara keseluruhan juga dikenal komponen SSS (Switching Subsystem), dalam SSS mencakup kombinasi dari berbagai perangkat seperti MSC (master switching control), HLR (home location register), dan VLR (visitor location register). Singkatnya dalam jaringan GSM terdapat tiga komponen utama yakni BSS, SSS, dan intelligent network.

Dari ketiga komponen utama diatas sisi BSS merupakan yang paling banyak bersinggungan dengan pengguna. Kenapa istilah BTS bisa begitu populer ?, sebab memang BTS lah komponen jaringan GSM yang pertama kali koneksi dengan ponsel Anda. Di Indonesia dikenal berbagai macam vendor BTS yang cukup populer, seperti Alcatel, Ericsson, Huawei, Motorola, Siemens dan Nokia. Kesemuanya memasarkan produk yang relatif serupa kepada para klien, yakni operator selular. Siemens merupakan vendor terbesar untuk pangsa radio station dan switching di Indonesia, dengan menguasai sekitar 60 persen dari pangsa pasar. Dimana Siemens memasok seluruh dari ribuan BTS Telkomsel, sebagian BTS Satelindo dan Excelcom. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini digambarkan mengenai alur sistem informasi yang terdapat pada komponen BSS.














Alur Sistem BSS

Sebenarnya tidak terlalu sulit untuk mengikuti alur sistem jaringan. Sebagai ilustrasi, pertama terpancar data atau signal dari ponsel yang diterima oleh antena (cell), dimana data atau signal tersebut dipancarkan lewat udara dalam area coverage cell BTS. Kedua data atau signal yang telah diterima oleh antena disampaikan melalui feeder (kabel antena), yang selanjutnya data atau signal tersebut diolah dalam module-module hardware dan software BTS. Setelah itu tercipta output data yang diteruskan ke rangkaian luar BTS, yakni BSC. Untuk menghubungkan transmisi antara BTS dan BSC dipergunakan microwave (berbentuk bulat mirip rebana).

Microwave


“Microwave dipergunakan untuk menggantikan peran fungsi kabel, seperti PCM cable atau fiber optic. Namun baik microwave dan fiber optic memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing”, ujar Hendarmin, technical instructor ICM Training Center Siemens. Kelebihan microwave ialah infrastruktur yang dibangun lebih murah, sedang kekurangan microwave kapasitas lebih rendah, kualitas bisa lebih buruk jika terjadi gangguan di udara. Lalu alternatif lain fiber optic, dengan kelebihan kapasitas lebih besar (fisik lebih kecil) ditunjang kualitas data lebih baik.


Sedang kekurangan fiber optic investasi lebih mahal, sebab memerlukan penggalian tanah atau laut. Excelcom merupakan operator yang mempopulerkan penggunaan fiber optic guna mendukung transmisi, istilah yang dulu dikenal dengan Connetrix. Selain itu microwave juga dapat dipergunakan untuk mendukung koneksi dari BSC ke TRAU (Transcoder and Rate Adaptation Unit), atau dari TRAU ke MSC. Proses alur tadi juga bisa berjalan dari arah sebaliknya. TRAU merupakan jalur penghubung dari BSS ke komponen SSS.

feeder BTS


Jenis dan kelas BTS

Kembali ke perihal BTS yang kita kenal, dalam istilah BTS juga dikenal berbagai pembagian kelas. Semisal untuk penempatan BTS, dibagi kedalam kelas indoor dan outdoor. BTS indoor mempunyai spesifikasi desain yang lebih ramping atau simpel, dan relatif lebih awet karena ditempatkan di dalam ruangan. Namun BTS indoor juga memiliki kelemahan pada penempatan ruangan tersendiri yang harus dilengkapi AC (air conditioner) sebagai pendingin. Rentang suhu yang dapat diterima komponen BTS antara –5 hingga 55 derajat celcius. Umumnya perangkat BTS ini yang terdapat di dalam shelter dan mall-mall.

Selain itu terdapat BTS outdoor yang mempunyai spesifikasi tidak memerlukan ruangan khusus, dapat ditempatkan di dinding (wall mounted), terowongan, dan dipinggir jalan. Sifatnya yang lebih fleksibel tidak lepas dari adanya kekurangan seperti desain yang lebih besar dan berat. Perbedaan biasanya hanya pada rack, tapi isi module nya hampir sama dengan BTS indoor.

BTS outdoor

Hendarmin yang juga aktif melatih engineer operator GSM menyebutkan kemampuan BTS juga dipengaruhi oleh kapasitas yang tersedia. Kapasitas dalam hal ini menyangkut daya tampung Trx (Tranceiver) atau frekuensi. Biasanya dalam satu tower BTS terdiri dari 3 Trx. Dimana satu Trx memiliki delapan time slot, artinya time slot inilah yang digunakan oleh subscriber pelanggan untuk melakukan komunikasi selular. Dari delapan time slot, satu time slot khusus digunakan untuk signaling yang berfungsi untuk membawa informasi tetntang parameter cell. Biasanya satu time slot ini juga dipergunakan untuk komunikasi data seperti GPRS. Sisanya tujuh time slot biasa digunakan untuk komunikasi voice. Jadi satu cell yang memiliki tiga Trx (3 x 8 time slot) – 1 time slot, artinya terdapat 23 time slot yang bisa digunakan oleh 23 pelanggan secara bersamaan.


Indoor BTS














Hubungan Antara Cell dan Coverage

Cell dalam BTS mempunyai kaitan erat dengan coverage (area layanan). Besar kecil nya cell tentu berpengaruh pada performa jaringan yang diterima oleh pelanggan. Penyediaan cell pun tidak terlepas dari faktor kontur permukaan bumi. Seperti tanah lapang, pegunungan, dan daerah gedung bertingkat mempunyai kebijakan tersendiri dalam pemasangan cell BTS. Berikut ini dijelaskan beberapa tipe cell, dan luas coverage yang mampu dicakup.


Trx BTS






Macro cell
– jenis ini yang paling gampang dilihat, sebab ditempatkan di atas gedung tinggi atau tower dengan ketinggian sekitar 50 meter lebih. Ciri dari macro cell yakni memiliki transmit power yang tinggi, dan coverage lebih luas.Umumnya macro cell banyak ditempatkan di daerah pinggiran kota yang mempunyai kepadatan rendah (low traffic). Macro cell sendiri dibagi ke dalam umbrella cell, dan standard cell. Jarak jangkauan bisa berbeda antar operator, tergantung desain yang dibutuhkan. Maksimum macro cell mempunyai jangkauan hingga 35 km, pada realitanya macro cell hanya beroperasi hingga 20 km saja. Ini disebabkan adanya halangan-halangan yang mengganggu penetrasi signal.

Micro cell – jenis ini biasanya ditempatkan di pinggiran jalan atau di sela-sela pojok gedung. Micro cell dirancang bagi komunikasi pelanggan dengan mobilitas tinggi atau dirancang untuk menyerap traffic, misalkan saat menelepon sambil naik mobil. Ciri dari micro cell yakni coveragenya kecil namun kapasitas besar dengan transmit power yang rendah. Biasanya menara BTS micro cell memiliki ketinggian 8 meter, namun banyak juga yang dipasang tanpa antena alias ditempel pada dinding. Micro cell sendiri ke dalam micro cell standar, pico cell, dan nano cell. Maksimum micro cell mempunyai jangkauan antara 500 meter hingga 1 km. (Haryo Adjie Nogo Seno/Jan04)








22 Okt 2010

Layar AMOLED Lebih Mahal




















Bila dicermati, ponsel dengan layar berteknologi AMOLED (Active-matrix organic light-emitting diode) memang baru beberapa gelintir yang hadir di pasaran lokal. Berkat layar AMOLED, performa visual layar ponsel bisa tampil lebih tajam dan lebih hemat energi. Tapi yang lebih utama, jenis layar ini sangat pas digunakan pada lingkungan outdoor, singkat cerita kalau menatap layar dibawah terik matahari, visual layar masih terlihat jelas. Inilah salah satu keunggulan komparatif AMOLED.

Tapi bukan perkara mudah buat tiap vendor mengadopsi AMOLED untuk smartphone terbarunya. AMOLED diketahui punya komponen harga lebih mahal ketimbang teknologi layar sebelumnya, contohnya seperti TFT (thin film transistor). Selisih harga komponen layar AMOLED dan TFT menurut sebuah sumber dapat mencapai US$12. Tentu ini membuat pihak vendor harus berpikir matang untuk mengadopsinya. Bila tak benar-benar smartphone 'spesial' tak mungkin dibekali AMOLED.




















Itulah salah satu alasan, mengapa smartphone berbentuk tablet masih jarang dibekali AMOLED, dan masih bertahan dengan TFT. Tak lain untuk menekan harga jual ke konsumen. Beberapa vendor yang juga memproduksi sendiri layar AMOLED tentu lebih mudah mengimplementasi jenis layar ini, sebut saja seperti Samsung dan LG. (Haryo Adjie Nogo Seno)

14 Okt 2010

Lebaran, Pengguna BlackBerry Tinggalkan SMS













Kemajuan teknologi jelas membawa implikasi pada bergesernya gaya hidup. Salah satu yang nyata menjelang Lebaran yakni bergesernya gaya berkirim pesan ditengah masyarakat. Sebelum tahun 2002, ucapan Selamat Lebaran masih populer menggunakan jasa surat ber-perangko, tapi setelah dibukanya layanan SMS lintas operator dan berlakunya sistem SKA (sender keep all), gaya berkirim pesan Lebaran mulai bergeser. Walau pesan lewat surat tetap punya segmen sendiri, seperti di level korporat misalnya.

Dengan pola SKA, memberi 'hawa sejuk' bagi operator untuk memberikan tarif SMS yang lebih murah lewat bungkus program promo. Dahsyatnya penggunaan SMS saat Lebaran bisa dilihat dari antisipasi operator dalam menangani trafik. Sebagai ilustrasi Telkomsel menyebut kapasitas SMSC (Short Message Service Center) mencapai 80.000 SMS per detik dan Indosat dengan bilangan 900 juta SMS per menit.

Ditantang Instant Messaging
Meski life time SMS diperkirakan masih panjang, tapi bukan berarti layanan semiliar umat ini tak bisa digeser. Digeser dari segi trafik tentu tidak, tapi dari segi tren booming kini SMS reguler harus bersaing melawan popularitas instant messaging (IM). IM bukan juga sesuatu yang terlalu baru. Hanya saja gaung IM belakangan ikut merambat naik seiring laris manisnya penjualan ponsel pintar BlackBerry yang mempunyai fitur BlackBerry Messenger (BBM).

Penelusuran beberapa responden BlackBerry di Jakarta, mengindikasikan pemakaian BBM begitu populer, bahkan ada yang berani menyatakan jarang lagi menggunakan SMS. Salah satunya diungkapkan Faizal Adiputra, penggiat komunitas BlackBerry di Jakarta ini menyebutkan, setiap hari Ia hampir tak pernah lagi berkrim pesan lewat SMS. Hal senada juga diamini Febriati Nadira, Head of Corporate Communication XL, menurutnya pengguna BlackBerry umumnya sudah jarang berkirim SMS. Untuk XL sendiri 90 persen kapasitas bandwidth BlackBerry terbukti memang lebih dominan digunakan untuk chatting.

Sifat BBM yang interaktif, lintas roaming dan lebih 'menyenangkan' ketimbang SMS memang menjadi indikasi kuatnya tren ini. Ditambah pihak operator juga jor-joran menurunkan tarif paket BlackBerry, plus kualitas koneksi dan kapasitas jaringan yang kian memadai.

Sadar akan meningkatnya tren BBM yang berjalan di platform data, operator pun unjuk gigi dengan meningkatkan kapasitas bandwidth BlackBerry. Pada Lebaran ini Telkomsel menyebutkan telah meningkatkan kapasitas BB menjadi 600 Mbps, Indosat 1 Gbps dan XL 800 Mbps.

Namun secara umum, kejayaan SMS tetap akan berkibar terus, bahkan tren penggunaan SMS dipercaya bakal meningkat dua kali lipat di tahun ini. Boleh jadi tren SMS meningkat secara umum, tapi rasanya bakal menurun di segmen pengguna smartphone BlackBerry yang saat ini jumlah user-nya sudah mendekati 1,5 juta di Tanah Air. (Haryo Adjie Nogo Seno)

NB : Artikel ini juga telah dimuat di Okezone.com pada 9 September 2010 dengan link http://techno.okezone.com/read/2010/09/09/327/371475/327/lebaran-pengguna-blackberry-tinggalkan-sms

12 Okt 2010

Morange - "Push Mail dengan Flash Message"













Walau masuk kategori push mail gratis, Morange nampak tak begitu memaksimalkan layanan ini. Pesan hanya bisa dibaca sekali dengan konsep flash message



Inilah aplikasi push mail gratis yang tersaji dalam payung playground application. Artinya push mail di Morange hanya menjadi salah satu bagian kecil dari beragam layanan aplikasi yang ditawarkan dalam payung Morange. Morange sendiri menyajikan pilihan chatting multi akun, upload foto, converter, gaming, dan beragam aplikasi dalam application center. Untuk bisa menikmati push mail dari Morange, terlebih dahulu harus join membuat akun Morange. Guna mencari keberadaan aplikasi push mail pun sebenarnya tak terlalu mudah, sebab push mail ‘agak tersembunyi’ dalam menu setting.

Meski aplikasi Morange dapat berjalan multitasking, pada layanan push mail tidak dapat menyimpan message, baik di inbox, outbox maupun sent box. Message yang masuk hanya bisa dilihat sekali saja (flash message). Untuk melihat lebih lanjut bisa membuka via web. Jenis layanan email yang bisa digunakan yakni Google Mail (Gmail), Windows Live, dan Yahoo Mail. Dilihat pada portal www.morange.com, nampak push mail memang tak lagi jadi fitur andalan. Aplikasi mobile client Morange dapat diunduh dalam versi Bahasa Indonesia. (Haryo Adjie Nogo Seno)

Sumber : www.morange.com atau http://m.morange.com
Besar File : 488 Kb
Harga : Gratis
Ponsel Pendukung : Java (J2ME) dan Windows Mobile


1. Install aplikasi Morange lewat ponsel di http://m.morange.com. Tersedia pilihan aplikasi berbasis Java dalam pilihan bahasa Inggris, Indonesia, dan Cina.






2. Proses unduh aplikasi berlangsung cepat, ukuran file tak terlampau besar. Untuk efisiensi gunakan jalur WiFi.







3. Bila aplikasi sudah terinstal, tinggal login. Tapi terlebih dahulu Anda harus registrasi untuk memiliki akun Morange.







4. Visual akun Morange yang sudah aktif (online). Morange punya banyak list aplikasi, seperti chat, message, friend, dan game Ocean Age.






5. Sayang push mail tidak ditampilkan di deretan list menu utama. Push mail bisa ditelusuri di application setting.







6. Dalam setting push mail terdapat pengaturan jumlah isi inbox virtual, push mail on/off, dan pilihan jenis akun email.







7. Setting email akun cukup mudah dengan pilihan Yahoo Mail, Gmail, dan Windows Live Hotmail. Kami ujicoba pada akun Yahoo dan Gmail.






8. Visual inbox Gmail di Morange. Inbox tetap dapat dibuka dengan jelas. Tapi sayang hanya bisa dilihat sekali saja, sebab Morange menganut konsep flash message.

9 Okt 2010

Mau Proyek LTE? Harus Ada Footprint 3G dong ...


















Seperti halnya saat 3G datang 5 tahun lalu, kini menjelang teknologi LTE (Long Term Evolution) hadir di Indonesia, para vendor jaringan sudah punya kesibukan sendiri untuk show of performance teknologi LTE mereka ke pihak operator selular. Rangkaian ujicoba ditawarkan para vendor ke operator A, operator B, dan operator C. Tapi hampir dipastikan vendor hanya berhasrat pada ujicoba ke Telkomsel, Indosat dan XL yang punya Capex (Capital Expenditure) dan jumlah pelanggan besar.

Sah-sah saja setiap vendor menawarkan solusinya, namanya juga dagang. Tapi tahukah Anda, bahwa tak sekedar solusi teknologi canggih yang diperlukan untuk mendapatkan kontrak atas proyek LTE. Hampir tiap operator besar, seperti Telkomsel dan Indosat men-”syarat”-kan, yang bakal mendapat proyek LTE adalah vendor jaringan yang sudah punya footprint 3G di jaringan operator yang bersangkutan.

Apakah itu footprint 3G? Tak lain adalah rangkaian jaringan pada gelar layanan 3G, mudahnya bisa diartikan seperti BTS (Base Tranceiver Station) 3G. Ambil contoh untuk Telkomsel, operator terbesar ini mempunyai supplier BTS 3G dari vendor Nokia Siemens Network (NSN) dan Huawei, Begitu juga misalnya dengan Indosat yang menggunakan solusi BTS 3G dari Ericsson. Walaupun belum pasti, besar kemungkinan mereka-merekalah yang bakal mendapat order instalasi komersial LTE pada waktunya nanti.

Selain NSN, Ericsson, dan Huawei tentu banyak vendor-vendor lain yang melirik pasar LTE di Indonesia, meski mereka tak punya footprint 3G di Indonesia. Salah satunya seperti Alcatel-Lucent (ALU), vendor ini punya pengalaman panjang memasok BTS untuk Indosat dan XL, tapi sayang tak punya portfolio produk BTS 3G di operator lokal. Oleh karena itu, ALU yang kini baru-baru ini menggelar LTE trial harus cukup puas bila ”hanya” mendapat kesempatan diundang untuk field test trial oleh operator besar.

ALU tak sendiri, ZTE pun kabarnya juga akan melakukan hal yang sama di Indonesia. Target vendor dalam jangka pendek tentu bukan untuk mendapatkan PO (purchase order), tapi sekedar show of force solusi di depan petinggi operator. (Haryo Adjie Nogo Seno)