26 Sep 2008

Kapasitas vs Jangkauan










Ketersediaan jangkauan dan kapasitas menjadi inti layanan operator. Efek perang tarif murah memunculkan isu keterbatasan kapasitas, ditengah kebutuhan operator memperluas coverage.


Akhir-akhir ini sebagian dari Anda mungkin merasa kualitas layanan voice operator agak berkurang, bahkan memburuk di jam-jam tertentu. Hal ini utamanya dirasakan bagi operator yang mengikuti pola jor-joran perang tarif murah. Keluhan seperti drop call, lost signal dan network failure menjadi santapan banyak pengguna setiap hari. Seolah, kondisi trafik saat lebaran berlangsung terus menerus hingga kini. Lalu, mengapa ini bisa terjadi?

Sudah menjadi keharusan bagi tiap operator untuk meningkatkan jumlah pelanggan, salah satu jalannya dengan meningkatkan jangkauan (coverage) di berbagai wilayah. Indikatornya bisa dilihat, tiap operator besar begitu bangga dengan lomba menanam ribuan BTS, jargon iklan yang disebut ”menjangkau hingga seluruh kecamatan” dan ”coverage melayani 90% populasi” sudah lumayan akrab di benak konsumen. Operator pun mendapat sambutan positif untuk hal ini, sebab berhasil membuka isolasi wilayah yang selama ini belum terjamah jaringan telepon.

Tapi ada persoalan lain, yakni kapasitas jaringan. Di era perang tarif yang bombastis, kapasitaslah yang menjadi momok bagi tiap operator. Tarif super murah membawa dampak pada meningkatnya jumlah pelangga, dan jumlah trafik call meroket tajam. Padahal tidak semua lokasi siap meng handle lonjakan (congestion) trafik. Dalam ilustrasi sederhana, satu BTS bisa menampung 69 percakapan secara bersamaan. Nah, bila ada tambahan percakapan, akan muncul kasus gagal panggil dan jaringan sibuk.

Fenomena ini kerap muncul di wilayah padat penduduk (perkotaan) yang menjadi basis pasar operator. Sebagai jalan keluarnya, operator harus meningkatkan kapasitas cell. ”Saat ini coverage tidak menjadi fokus tujuan kami, yang lebih penting kini adalah meningkatakan kapasitas untuk perbaikan layanan”, ujar Hasnul Suhaimi, Presdir XL disela wawancara saat media gathering di Lombok akhir Ferbruari lalu. Operator seperti Telkomsel, Indosat dan XL punya jumlah BTS hingga puluhan ribu, mungkin ribuan BTS menyelesaikan di isu jangkauan nasional. Tapi belum tentu masalah kapasitas bisa terpecahkan.

Strategi operator untuk mengatasi problem kapasitas, umumnya dilakukan dengan pola cell splittting, yakni memecah jumlah cell ke dalam beberapa cell BTS yang lebih kecil dengan lower power Mhz. Sehingga akan lebih banyak pelanggan yang bisa terlayani di suatu area. Pola ini biasa diterapkan untuk mengatasi trafik di wilayah perkotaan yang padat.

Biaya untuk Jangkauan dan Kapasitas
Adalah harga mati bagi operator untuk meningkatkan kapasitas jaringan, hal ini terlihat dari belanja modal (capital expenditure) yang dialokasikan. Di tahun lalu setidaknya Telkomsel mengalokasikan Rp 3 triliun untuk ekspansi jaringan, Indosat malah lebih besar dengan Rp 8,5 triliun untuk pengembangan jaringan selular dan FWA StarOne. Operator ketiga terbesar XL, di tahun ini mengalokasikan dana sekitar US$650. Dari jumlah tersebut, 70 persen anggaran disiapkan khusus untuk memperkuat kapasitas jaringan di 2000 BTS yang telah terpasang. Baru sisanya digunakan untuk ekspansi jaringan (coverage) di wilayah Indonesia Timur.

Di era kompetisi yang keras, operator harus cermat membagi alokasi anggaran, antara meningkatkan kapasitas dan memperluas coverage. Keduanya merupakan elemen penting seiring tuntutan bisnis untuk menambah jumlah pelanggan. Tapi tentunya ada yang jauh lebih penting, yakni QoS (quality of service), tanpa kapasitas yang memadai, mustahil kualitas layanan yang baik bisa terpenuhi. Jika hal ini berlanjut terus, tarif super murah akan menjadi boomerang buat operator.

24 Sep 2008

"Vertu" asli Cina


















Apa sih yang tak bisa dibuat tiruannya oleh Cina? Dari mulai sepatu merek terkenal hingga teknologi satelit pun bisa dibuat tiruannya oleh industri negeri tirai bambu ini, termasuk yang cukup hangat di ekspos saat ini adalah industri ponsel disana. Baru-baru ini salah satu OEM dari Hong Kong, Kenxinda Technology memperkenalkan seri ponsel KXD022. Ponsel yang baru dirilis ini sangat mirip dengan desain Vertu dari Nokia. KXD022 dibalut dengan bahan campuran stainless steel dan plastik. Tidak ada kandungan logam emas seperti Vertu yang asli.

KXD022 beroperasi dengan dual SIM card yang bisa beroperasi bersamaan. Fitur lain yang ditawarkan yakni FM radio, kamera 2 Mpix, bluetooth dan MP3/MP4 player. Meski tak ditaburi kemewahan khas Vertu, ponsel ini dirancang untuk tampil atraktif, buktinya selain dibuat dengan komposisi stainless steel, KXD022 juga dibuat dengan bahan kulit asli berkualitas tinggi. Pihak vendor menyebut sebagai handcrafted model alias dibuat langsung dengan tangan. Kenxinda Technology sendiri dikenal sebagai OEM (original equipment manufacture) dari Hong kong, info lebih lanjut bisa klik disini.

Spesifikasi KXD022
Jaringan : GSM dual band
Berat : 75 gram
Kamera : 1,3 megapixels
Memori Eksternal : support T Flash hingga 1GB
Layar : TFT LCD 65 ribu warna
Kapasitas baterai : Li Ion 1500 mAh



23 Sep 2008

Opera Mini 4.0










Lebih Atraktif dan Terintegrasi

Opera Mini 4.0 menawarkan akses lebih cepat, navigasi lebih mudah dan visual lebih menarik. Menjadikan Opera Mini sebagai software browser terfavorit saat ini.

Hadirnya Opera Mini 3.1 banyak disyukuri pengguna ponsel, terutama bagi mereka yang kerap browsing di layar kecil. Pasalnya Opera Mini yang berbasis Java mudah diaplikasi pada berbagai perangkat multi platform dan performa akses juga terbilang baik. Tapi ada lagi yang membuat Opera Mini 3.1 begitu populer, yakni browsing terbilang hemat untuk konsumsi biaya trafik per Kb. Ini tak lain karena kemampuan Opera yang bisa tak menampilkan ikon logo-logo dan gambar.

Namun Opera Mini 3.1 bukan hadir tanpa kekurangan, soal visual Opera dirasa masih tertinggal. Navigasi layar hanya mampu digerakkan dengan pola vertikal. Nah, menjawab kelemahan diatas, kini hadir versi Opera Mini 4.0. Tampilan layar jauh lebih atraktif dan navigasi jauh lebih mudah via ’mouse’, seperti yang diadopsi pada browser Nokia MiniMap.

1.
Informasi ’selamat datang’, setelah Opera 4.0 berhasil di instal. Versi baru opera telah menyediakan layanan dalam bahasa Indonesia.






2.
Tampilan menu awal, secara umum masih terlihat sama, ada tambahan pada link game jump.







3.
Pengaturan halaman web, anda bisa memuat gambar atau sebaliknya. Pilihan gambar pun bisa di set dari kecil, sedang, besar dan ekstra besar.






4.
Moda tampilan web, mulai dari pilihan efek visual, mode lanskap, mode layar penuh, tampilan ringkasan dan set pengaturan jam. Protocol jaringan bisa dipilih HTTP atau socket.






5.
Tampilan halaman web, bisa dilihat minimap plus mouse untuk kemudahan navigasi ke segala arah. Layar juga terlihat penuh.







6.
Halaman web dalam moda lanskap, terlihat visual gambar dan teks dalam map setelah dilakukan pembesaran.







7.
Anda bisa mendaftarkan account Opera secara langsung, salah satu fungsinya untuk sinkronisasi, partisipasi dalam forum dan membuat weblog.






8.
Info setelah berhasil melakukan sinkronisasi. Buka www.operamini.com di PC, pilih opera link. Anda dapat sinkronisasi bookmarks dan speed dial untuk aneka konten di ponsel.





Sumber : www.operamini.com
Besar File : 97 Kb Java
Harga : Gratis
Ponsel Pendukung : Ponsel dengan Java/J2ME

(Mei08)

22 Sep 2008

Segera Hadir Ponsel Three On






Setelah era ponsel dual on, dalam waktu kedepan pasar ponsel Tanah Air akan dikejutkan dengan hadirnya ponsel three on. Bila ponsel dual on berarti ada dua kartu aktif bersamaan (GSM + CDMA) atau ((GSM + GSM), maka di ponsel three on bakal ada tiga (3) kartu yang aktif bersamaan. Tentu tiga kartu bisa juga diaktifkan secara bergantian untuk menghemat energi atau keperluan tertentu. Hal ini dipaparkan oleh Agus Salim, pemilik ponsel merek lokal My G saat sesi buka puasa bersama media. Menurut Agus Salim, ponsel three on tetap mengusung fitur andalan tV analog dan sistem layar sentuh. Ia juga menyebutkan ponsel three on tidak akan terlampau boros energi baterai. Bagaimana bentuk dan spesifikasinya ?, kita tunggu saja kehadiran produk yang unik ini dari negeri asalnya, Cina.

19 Sep 2008

Samsung SGH-B200








Andalkan Waktu Siaga dan Rekam Radio



”Fitur boleh dibilang sangat sederhana, tapi toh ponsel ”Cinta Laura” ini bisa memampilkan performa maksimal sesuai dengan kelasnya”



Bila dilihat dari fitur yang ditawarkan memang ponsel kelas pemula terasa kurang menarik untuk dilirik. Tapi fakta dipasaran membuktikan sesuatu yang menarik, pangsa ponsel kelas pemula tetap tertinggi dari segi penjualan di Tanah Air. Samsung Mobile yang belakangan cukup gencar menghadirkan kelas smartphone tak ketinggalan strategi untuk bertarung di kelas ponsel pemula. Salah satu buktinya dengan kehadiran seri SGH-B200. Ponsel candybar ini digolongkan oleh pihak vendor ke dalam segmen essentials. Artinya ponsel yang hanya menghadirkan fitur dasar tapi tangguh dalam penggunaannya.

Ikon ketangguhan memang menjadi promo utama ponsel ini. Promo SGH-B200 yang memakai model Cinta Laura menyebut waktu siaga ponsel bisa bertahan hingga 10 hari. Dengan harga bandrol Rp 500 ribuan tentu jangan berharap ada bekal kamera dan pemutar musik MP3. Tapi kemampuan FM radio boleh diacungi jempol, inilah ponsel Samsung pertama yang bisa merekam siaran radio untuk dijadikan nada dering. Lumayan menghibur, tak lupa ponsel ini menyediakan browser internet.

Layar
Dengan dimensi yang mungil, tampilan layar B200 terbilang kecil dengan bentangan layar 30 x 20 mm (1,52 inchi) dan tingkat resolusi 128x128 pixels. Dengan sistem koneksi yang minim, pilihan wallpaper dan animasi menjadi terbatas, tidak banyak pilihan. Satu tampilan layar bisa memuat 5 baris teks di menu message. Pengujian : olah tampilan wallpaper dan menu-menu. Niai : 2,9. Catatan : Adopsi teknologi STN pada layar memang kurang maksimal untuk kualitas visual, sesuai dengan harga jualnya.

Keypad
Ukuran masing-masing tuts keypad didesain cukup ergonomis, dimensi rata-rata diatas 10 mm. Selain tuts keypad, ada dua tombol softkey dan tombol navigasi empat arah yang tiap sudut bisa dikustomisasi sesuai menu yang dipilih. Pengujian : mengetik short messsage dan olah penggunaan beberapa menu. Nilai : 2,9. Catatan : dilengkapi sistem keypad lock yang serupa dengan di ponsel Nokia.

Internet
Meski fitur-fitur yang dihadirkan terbilang sangat sederhana, tapi kemampuan standar GPRS terbukti bisa berjalan baik. Dalam menu browser terdapat bookmarks, enter URL dam auto setitings operator lokal. Pengujian : melakukan browsing ke situs www.selular.co.id dan ww.detik.com. Nilai : 3. Catatan : browser tidak bisa membuka situs selular.co.id dan detik.com, disebutkan file konten terlalu besar. Tapi browsing berhasil untuk membuka situs www.xl.co.id dan Samsung Fan Club.

FM radio
Fasilitas radio hanya bisa aktif bila terkoneksi dengan headset stereo. Kemampuan utamanya mencakup rekam siaran, self tuning, channel interval, add to favorit dan speaker on. Ponsel bisa menyimpan kapasitas hingga 38 channel list frekuensi radio. Pengujian : merekam siaran selama 30 detik dengan kapasitas data terpakai 328 KB. Rekaman bisa di set sebagai nada dering. Nilai : 3,1. Catatan : Kapasitas memori yang minim tentu menjadi kendala bila ingin merekam dalam banyak pilihan.

SOS message
Fitur yang terdapat dalam menu SOS message tak berbeda dengan yang terdapat di seri-seri sebelumnya. SOS message bisa memuat hingga lima nomer recipients dengan opsi repeat hingga lima kali. Pengujian : melakukan test SOS message ke dua nomer recipients. Nilai : 3,5. Catatan : Aktivasi SOS message dilakukan dengan menekan tombol C sebanyak empat kali. Biasanya tombol aktivasi diaktifkan dengan menekan tombol pengatur volume.

Memori
Dengan harga bandrol yang mungil, turut berimbas pada kapasitas memori yang disediakan. Memori internal untuk kebetuhan sound dan images disediakan 600 KB, sedang untuk Java games dialokasikan 512 KB. Masih ditambah lagi kapasitas memori phonebook yang bisa menyimpan 500 entry, dan memori SMS 200 entry. Pengujian : mengisi memori hingga penuh dengan rekaman radio. Nilai : 3. Catatan : -

Mobile Tracker
Biarpun dari segi fitur tergolong low end, ponsel ini juga dibekali fitur mobile tracker. Dengan men set fitur ini, Anda bisa melacak keberadaan ponsel saat hilang. Setiap kali ponsel berganti kartu SIM akan memancarkan informasi tertentu ke nomer yang telah di set. Pengujian : melakukan setting mobile tracker. Nilai : 3. Catatan : Disayangkan untuk menjumpai fitur ini harus melewati entry antar menu yang berlapis.

Kinerja
Dengan beban fitur yang ringan tak ada hambatan untuk menjajal performa ponsel ini. Fungsi radio berikut kemampuan merekamnya bisa dijadikan nilai jual tersendiri. Kemampuan speaker phone, akses browser GPRS dan SOS message dapat berjalan baik.

Samsung SGH-B200 Skor : 3

Kinerja Baterai

Data vendor
Disembutkan ponsel ini memiliki waktu siaga hingga 400 jam dan waktu bicara hingga 5 jam.

Hasil Pengujian
Meski tak sempat menjajal dalam waktu 10 hari penuh. Kemampuan baterai B200 tergolong bisa diandalkan, selama tiga hari waktu siaga, indikator baterai tidak berkurang satu level pun. Penggunaan fitur radio terbilang cukup sering.

Spesifikasi
Desain Candy bar
Dimensi 104 x 44.5 x 16mm
Berat 74 gram
Ring Tone 64 cord polifonik
Sistem Operasi Proprietary
Jaringan GSM dual band
Processor Proprietary

16 Sep 2008

Goyangkan dan Rasakan Sensasi Baru















Cukup dengan menggoyangkan ponsel, beragam sensasi fitur di ponsel bisa dirasakan berbeda. Terlebih sebagai jalur akses dan pengendali menu.



Ponsel-ponsel keluaran terbaru identik dengan fitur atraktif. Sebut saja yang kini tengah ’naik daun’ seperti shake control dari Sony Ericsson. Lewat shake control seorang pengguna bisa mengendalikan pilihan lagu, cukup dengan menggerakkan ponsel ke satu arah, menyentak kedepan dan ke belakang, pilihan lagu bisa terlompat secara acak. Pengguna ponsel tak perlu repot mengendalikan fitur pemutar musik lewat softkey atau joystick. Hal inilah yang sontak menaikkan citra produk Sony Ericsson W910i Walkman.

Dibalik kecanggihan shake control, tahukah Anda bagaimana cara kerja fitur ini? Sebuah ponsel pada dasarnya tidak memiliki sensor gerakan yang berdiri sendiri, atau dirancang khusus. Shake control bekerja dengan memanfaatkan kecanggihan fasilitas kamera. Saat shake control diaktifkan, fasilitas kamera aktif akan secara tersembunyi. Pengguna ponsel secara visual tidak akan melihat proses ini, yang ditampilkan di layar tetap berupa visual layar pemutar musik. Shake control pun dapat dimodifikasi untuk banyak keperluan.

Setiap vendor memiliki ciri tersendiri untuk mendesain shake control, pada Sony Ericsson W910i dirancang berupa tombol shortcut, beda dengan Samsung dan Nokia yang tidak merancang tombol khusus. Bagaimana proses kerjanya? Saat shake control aktif, kamera akan membaca parameter obyek awal, seperti jarak fokus. Nah, saat ponsel digoyangkan, maka otomatis obyek kamera akan berubah. Perubahan obyek kamera inilah yang diartikan sebagai perintah baru untuk menjalankan fitur. Cikal bakal fitur ini pernah dituangkan oleh Michael Rohs, peneliti dari Institute for Pervasive Computing ETH di Zurich – Swiss. Fitur yang dituangkan Rohs yakni movement detection yang awalnya dirancang untuk sistem operasi symbian.

Jauh sebelum hadirnya shake control Sony Ericsson, Samsung Mobile malah telah lebih dulu merintis fitur yang sejenis, namun beda konsep yakni pada Samsung seri SGH-E760, ponsel clamshell ini mengusung fitur unggulan motion sensor. Walau tak bisa mengendalikan pilihan lagu seperti halnya pada Sony Ericsson, motion sensor SGH-E760 bisa digunakan sebagai shortcut untuk memutar MP3, termasuk mengatur ritme dan kekuatan musik. Fungsi game SGH-E760 juga tampil beda dengan konsep ”shake and play”. Cukup gerakan ponsel untuk mengocok dadu atau memutar lotere.

Nah, adaptasi shake control terbaru disiapkan untuk ponsel Nokia N95. Seperti diperkenalkan oleh Samir, developer software Symbian series60 dari Prancis yang memperkenalkan software “ShakeMe”. Software ini disiapkan untuk membuka dan mengunci, aktifasi bluetooth, perubahan profile, pengaturan backlight dan memutar musik. Semuanya cukup diatur dengan menggoyangkan ponsel. Karena melibatkan aktifasi kamera, motion sensor atau shake control lumayan dapat menguras energi baterai.

Aktifasi Shake Control pada SE W910i










Samsung SGH-E760 dengan front camera







Bagian dalam Samsung SGH-E760




ikon software ShakeMe buatan Samir








Fitur ShakeMe pada Nokia N95








Anda bisa melihat demo ShakeMe di http://it.youtube.com/








(Apr08)

12 Sep 2008

Layar Penerang Hemat Energi


NiceLight v 1.0







Dengan pengaturan yang tepat, layar ponsel bisa dijadikan sebagai alat penerang yang lumayan ampuh.

Walau memiliki ponsel berpredikat smartphone, tapi belum tentu semua fitur di dalamnya berdaya guna buat Anda. Salah satu fungsi ponsel yang kerap terlupakan adalah pencahayaan di kala mendesak. Maklum untuk urusan ini, tak semua smartphone dibekali flash light. Jawaban untuk “kekurangan” yang satu ini bisa diakali dengan mengolah kemampuan layar. Untuk itu tentu dibutuhkan dukungan software, seperti NiceLight versi 1.0 yang mampu menyulap layar ponsel menjadi torch (obor) penerang dengan pilihan beragam jenis warna.

Tidak hanya itu, kelemahan desain jam yang umumnya terlihat kecil di smartphone, kini teratasi dengan night clock yang menampilkan display ikon jam dalam wujud besar dan bisa di seting untuk menyala terus menerus. Performa pendaran cahaya kerap dikaitkan dengan konsumsi energi baterai. Untuk hal ini tak perlu khawatir, NiceLight menyediakan tools untuk menghemat energi baterai.

1.
Tampilan menu utama, ikon menu terdiri dari display torch, flash torch, all modes, night clock, settings dan about.







2.
Display torch ditandai dengan ikon lampu meja di sisi kanan atas layar. Wujudnya berupa fungsi backlight yang menyala dalam pendaran full.






3.
Display torch disiapkan dalam pilihan warna black, gray, red, green, yellow, blue, magenta, cyan dan white.







4.
Flash light sebenarnya disiapkan untuk bantuan pencahayaan
untuk pemotretan. Dalam menu ini juga terdapat select mode untuk berpindah cepat dari display torch ke flash light atau keduanya.





5.
Tampilan night clock, dilengkapi dua pilihan style, charger tracker dan clock backlight power.







6.
Untuk berhemat baterai, aktifkan battery safe mode, control delay dan critical battery level.







7.
Setiap menu disiapkan dengan auto lock keyboard, tujuannya agar proses pendaran cahaya tidak terganggu.







8.
Agar siap langsung digunakan, jangan lupa aktifkan autostart, terdiri dari autostart mode dan autostart color. Tempatkan NiceLight pada active standby menu.






Sumber : www.very-soft.com
Besar File : 207 KB SIS
Harga : US$ 9 / 7 hari trial
Ponsel Pendukung : Symbian third edition, pengguaan minimum pada layar 65 ribu warna dan resolusi 176x208/ 208x208/ 320x240/ 240x320/ 352x416 dan 352x800 pixels.

(Maro8)

9 Sep 2008

Layar Ponsel High Performance












Tidak hanya ketajaman warna yang jadi ukuran kehebatan layar ponsel. Tapi ada faktor lain yang juga penting, seperti konsumsi energi dan unsur ketahanan.


Teknologi layar termasuk elemen dari ponsel yang mengalami revolusi cepat, kini ketajaman layar di ponsel sudah menggapai tingkatan jutaan warna, ditambah adopsi kualitas layar LCD (liquid crystal display) TFT di banyak kelas ponsel. Tapi inovasi terus berlanjut, apalagi dengan dorongan pengembangan bisnis beberapa vendor terbilang giat menciptakan solusi baru, seperti munculnya teknologi OLED dan OLPF (optical loss pass filter) keluaran Epson.

Visi vendor tak lagi semata menciptakan layar dengan keunggulan dari segi ketajaman warna, tapi juga soal kecepatan membran pada layar, efisiensi energi dan kemudahan dalam memproduksi. Konsep ini yang tengah diuji oleh Qualcomm dengan teknologi IMOD (interferometric display). Layar jenis terbaru ini menggunakan basis MEMS (micro electro mechanical system). Layar IMOD dibuat dengan material inorganic, keunggulannya layar tidak terlalu berpengaruh pada kondisi lingkungan seperti suhu ekstrim, kelembaban dan radiasi ultra violet. Umumnya layar ponsel yang ada saat ini sangat rentan pada ketiga unsur tadi, kecual jenis OLED yang optimal pada kondisi visual over lightning.

Elemen IMOD terdiri dari gabungan serat kaca, lapisan thin film, celah udara dan reflektif membran (lihat gambar - 1). Setiap sisi IMOD berukuran 10 – 100 microns, dan bisa dikonversi hingga 400 – 1000 dots per inchi. Pihak Qualcomm dalam release menyebut performa layar ponsel/PDA akan mengalami peningkatan dalam beberapa unsur, seperti always on, layar akan bekerja instant akses tanpa start up delay. Konsumsi energi rendah, readibility dan response time yang 10 hingga 1000 kali lebih cepat dari jenis LCD biasa. IMOD memanfaatkan keunggulan fungsi active matrix dengan biaya passive matrix.

Berikut bagan jenis-jenis layar ponsel. IMOD sendiri tergolong dalam non emissive display, artinya elemen yang tidak memancarkan cahaya sendiri yang mengadopsi konsep FDP (flat panel display).












Tabel Performa Jenis Layar Ponsel











Keterangan
EPD : Electrophoretic Display, digunakan pada ponsel Motorola F3
ChLCD : Cholesteric LCDs, LCD dengan struktur spiral
STN : Super Twisted newmatic, layar warna dengan kualitas rendah
TFT : Thin Film Transistor, layar warna dengan kualitas tinggi namun tidak cocok untuk kondisi sunlight.
OLED : Organic Light Emitting Diode, konsumsi energi efisien dan ukuran layar yang kecil.

(Feb08)

4 Sep 2008

Membangun Industri Ponsel Nasional (Mungkinkah..?)














Akhir bulan lalu saya kebetulan berjumpa dengan Cheng Lie (nama samaran), Ia adalah boss pemegang merek ponsel lokal yang produknya kini sedang gencar dipasarkan di Tanah Air. Ponsel lokal yang dimaksud tak lain adalah ponsel asal pabrikan di Cina yang di branding merek lokal.

Dengan harga jual yang relatif murah, dilengkapi fitur menggoda seperti TV analog dan teknologi dual on membuat penetrasi ponsel cina terbilang cepat masuk ke multi kalangan. Ponsel cina menjadi pilihan yang menarik ditengah daya beli masyarakat yang merosot akibat resesi. Seperti diketahui, meski daya beli menurun, tingkat konsumsi tetap tinggi terutama pada sosok ponsel sebagai elemen lifestyle.

Dengan manisnya bisnis penjualan ponsel cina, terbesit pertanyaan ke Cheng Lie, mengapa tak membuka pabrik di Indonesia?, toh itu hal yang lumrah untuk transfer teknologi, memperkuat investasi di dalam negeri dan bisa menambah lapangan kerja.

Jawaban Cheng Lie, sebenarnya Ia dan beberapa komunitas ponsel lokal sudah berniat membuka alur produksi di Indonesia, tapi apa daya, segudang persoalan menghadang niat tersebut. Menurut pengakuan Cheng Lie, ada beberapa faktor yang membuat investor ogah menanamkan modal di Indonesia, diantaranya :

1. Persepsi yang keliru dari institusi pajak, contohnya ponsel cina yang diimpor, lalu di bungkus (proses packaging) sudah di cap sebagai proses asembling. Tentu saja persepsi obyek pajak ini berujung pada beban biaya pajak yang berbeda. Akibat dari kasus diatas, ponsel cina diimpor berikut dus nya. "Coba pikir, cuma memasukan ponsel ke dalam dus sudah di cap proses asembling. Padahal kalau cuma dus, dibuat di Indonesia tentu bisa lebih murah", papar Cheng Lie .

2. Selain jumlah pajak yang berlipat, masih ada monster pungli di setiap institusi. Mulai dari barang mendarat di pelabuhan dan proses legalitas antar departemen semua memiliki celah pungli.

Bila pemerintah menurunkan pajak pun, biaya pungli dan preman tetap bisa membuat investor keder, mundur teratur. Nah kalau sudah begini, apakah kita siap membangun industri ponsel nasional.

Yang ada saat ini baru sebatas membangun jaringan grosir ponsel dari cina. Fenomena ini tak ubahnya berbisnis distro di segmen fesyen. Akibatnya bisa dilihat, saat ini tak kurang dari 50 merek ponsel lokal yang beredar. Bukan rahasia umum, antar merek punya kemampuan sama, bisa jadi karena memiliki OEM (original equipment manufacture) yang sama pula. Kualitas juga bisa ditebak, satu sama lain setali tiga uang.

Semestinya pemerintah bisa tergerak untuk membenahi birokrasi dan mengatasi pungli. Bila cuma adem ayem, ucapkan wassalam pada industri ponsel nasional. Boro-boro transfer terknologi, yang ada Indonesia hanya mentok sebagai negeri pengkonsumsi produk impor.

3 Sep 2008

Display Tato Bertenaga Aliran Darah










Darah dapat diubah sebagai sumber energi. Bahkan display navigasi ponsel dapat tampil dalam wujud tato. Sebuah konsep teknologi yang kontroversial, tapi layak ditelaah untuk masa depan.



Terobosan sebuah teknologi tentu berasal dari torehan konsep. Meski awalnya tak jarang sebuah konsep dipandang meragukan. Hal serupa juga terkait pada pengembangan teknologi ponsel, kreatifitas dalam berkonsep adalah motor penggerak di industri ponsel. Nah, salah satu konsep yang dipandang revolusioner yakni display tato bertenaga aliran darah. Konsep display ini adalah hasil rancangan Jim Mielke dari Amerika Serikat.

Digital tatto interface









Seperti apa sebenarnya konsep display ini? Dalam ilustrasi, saat seseorang menerima panggilan telepon, layar ponsel pengguna justru dalam keadaan mati. Tapi si pemilik ponsel cukup mengangkat lengan kiri, dan sim salabim pengguna hanya diharuskan menyentuh ”tombol”. Tapi ini bukan rancangan tombol bisa, tombol keypad dan navigasi ponsel diwujudkan dalam bentuk Tato (Tattoo). Panggilan bisa terjawab hanya dengan sentuhan ke kulit. Bagaimana bisa?
Memang konsep ini terkesan konyol, tapi Jim Mielke dalam ajang Greener Gadget Design Competition 2008 bisa menjelaskan konsepnya secara ilmiah. Pada dasarnya teknologi ini merupakan bentuk pengembangan dari konsol bluetooth sebagai pengendali ponsel. Tapi dalam hal ini, konsol bluetooth ditanamkan di bawah lapisan kulit secara permanen.










Material komponen berupa board yang di desain flat dan fleksibel dari bahan campuran silikon. Board ditanamkan dengan irisan yang tipis dan menggulung di area lengan. Proses implantasi dilakukan dengan lembut antara kulit dan otot lengan. Tentu untuk hal ini diperlukan tindakan operasi.

Lalu yang tambah kontroversial yakni sumber tenaga untuk board. Lewat irisan tipis, board memiliki dua pipa kecil yang disambungkan ke pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh darah balik (vena). Dengan teknologi cell seukuran koin, cell board bisa merubah kadar gula darah dan oksigen dari arteri menjadi elemen elektrik untuk suplai power bluetooth board. Proses selanjutnya, aliran darah tetap mengalir seperti biasa ke vena.

Setelah proses penanaman board dan kondisi kulit sehat. Dilanjutkan tahap implantasi di permukaan kulit dengan matrix field yang mengeluarkan pixels. Untuk menjadikan touch sensitive key, pada kulit juga di injeksi berupa bola-bola berukuran mikroskopik, bentuknya serupa dengan tinta tato yang biasa digunakan di kulit. Setiap bola mikrokopik mempunyai kadar sensitif yang berbeda dan akan bersinar bila board matrix aktif.

Tentu banyak yang sangsi dengan konsep ini, apalagi proses implantasi terlihat tidak mudah dan beresiko. Namun dalam release, Jim Mielke menyebut teknologi ini bisa difungsikan untuk mengecek kondisi kesehatan darah secara otomatis. Dan, user interface atraktif ini juga bersifat waterproof. Greener Gadget Design Competition 2008 sendiri diadakan awal Februari lalu di New York, diikuti juga oleh Nokia. Bukan tak mungkin, di era mendatang teknologi ini akan dikomersialkan, semisal saat era hybrid phone tiba.

(Apr08)

2 Sep 2008

New Generation - Mini GPS













Dibanding versi sebelumnya, MiniGPS versi terbaru menawarkan keunggulan info visual dan tambahan pengaturan fitur event yang lebih dinamis.


Bagi Anda pemerhati aplikasi Symbian, mungkin masih ingat aplikasi MiniGPS yang diperkenalkan pada tahun 2003. MiniGPS dikala itu menjadi aplikasi LBS (location based service) pertama yang memadukan kemampuan koordinat setiap cell/BTS. Nah, kini MiniGPS telah dirancang dalam versi baru, yakni dikhususkan bagi ponsel Symbian series60 third edition, dengan demikian user interface akan lebih optimal. MiniGPS generasi terbaru menampilkan tools yang lebih sederhana, tapi berbekal fitur yang lebih lengkap.

Untuk pengaturan event misalnya, bisa diatur berdasar perubahan fungsi run alarm, alarm, themes dan aktifasi bluetooth. Layar themes ponsel bisa otomatis berubah-ubah saat memasuki atau meninggalkan lokasi tertentu, begitu juga dengan alarm dan aktifasi bluetooth. Buat Anda para suami atau istri, sesaat tiba di area kantor, tak perlu lupa mengirim SMS ke pasangan, MiniGPS bisa otomatis mengirim SMS. Itu baru sebagian dari manfaat aplikasi ini.

1.
Awal MiniGPS, ditampilkan ikon berupa identitas lokasi yang kita tentukan. Ditambah info cell information area broadcast dari operator. Moda ini bisa enable atau disable.






2.
Anda bisa memasukan aneka events berdasar lokasi yang berbeda-beda. Disertai pilihan perubahan dan aktivasi, antara on enter atau on leave di suatu lokasi.






3.
Pilihan perubahan events, cukup beragam dan membuat ponsel Anda jadi terkesan dinamis, seperti berganti themes otomatis setiap berpindah lokasi.






4.
Events type sending SMS, nomer recipients bisa diambil langsung dari menu contacts. Dibekali info message yang customized dan hold repeating.






5.
Tentukan jumlah identitas lokasi sebanyak mungkin. Di menu ini tersedia teach location, yakni mempelajari identitas cell BTS dalam hitungan menit.






6.
Setiap cell baru bisa langsung Anda tambahkan di lokasi terkait.








7.
Berikut tampilan log cell BTS yang terbaca di ponsel.








8.
Bila ingin komplain tentang BTS ke operator, bakal lebih mudah untuk lapor. MiniGPS dibekali info kode area dan cell ID setiap BTS.







Sumber : www.psiloc.com
Besar File : 306 KB SIS
Harga : 27 US$ / 10 hari trial
Ponsel Pendukung : Symbian series60 third edition

(Mar08)

1 Sep 2008

Tangkal Ancaman Radioaktif via Ponsel


Dirty Bomb









Akibat sikap AS yang paranoia, ponsel pun bisa dikembangkan sebagai alat penangkal ancaman bom radioaktif


Amerika Serikat (AS) adalah negara adi daya, segala sumber daya, ilmu pengetahuan dan teknologi dimiliki oleh negeri ini. Tapi harus diakui juga, AS tergolong negara yang paling paranoid terhadap keselamatan teritorial dan penduduknya. Paska serangan teroris 11 September 2001, pandangan AS begitu sensitif pada keamanan publik, berbagai aturan dan perundang-undangan dibuat ketat untuk urusan public safety. Tujuannya tak lain untuk menangkal serangan teroris yang mampu memanfaatkan berbagai langkah sabotase.

Menjawab tantangan diatas, Purdue University di Indiana – AS, menggelar riset untuk memanfaatkan ponsel sebagai media penangkal bahaya radiasi nuklir. Ide yang menuai kontroversi ini dikembangkan oleh Andrew Logan, seorang konsultan instrument scientist. Dalam konsepnya sistem berjalan dalam pola blanket (selimut) yang mengelilingi wilayah kota-kota. Pola blanket terdiri dari ribuan bahkan jutaan ponsel yang dilengkapi alat detektor sisa material radioaktif. Tentunya untuk maksud ini ponsel dilengkapi tambahan hardware berupa detektor dan software khusus. Konsep ini konon dipermudah, dimana sebagian besar ponsel di AS telah dibekali GPS (global positioning system), sebab dalam pola blanket sangat mengandalkan kemampuan sistem tracking terhadap suatu lokasi.

Penggunaan teknologi ini didasari bahwa kemampuan ponsel dan PDA saat ini sudah setara dengan internet komputer. Dalam uji coba di area kampus Purdue University, ponsel yang dilengkapi detektor bisa ”mencium” bahan radioaktif yang lemah dalam jarak 15 langkah. Uji coba di area kampus digawangi oleh Ephraim Fischbach, seorang profesor Fisika dan Jere Jenkins, direktur Purdue's radiation laboratories. Dalam skenario uji, setiap ponsel yang mampu mendeteksi bahan radioaktif, akan secara otomatis mengirimkan transmisi sinyal ke data (command) center. Lalu data center akan mengirim informasi ke otoritas keamanan. Hal ini dilakukan tanpa memberikan informasi apapun kepada pemilik ponsel, tujuannya agar tidak membuat kepanikan.

Menyadari potensi bahaya radioaktif bersifat mobile, maka teknologi diatas masih dipadukan dengan keunggulan GPS, maklum keberadaan fasilitas GPS di ponsel sudah menjadi hal lumrah di AS. Data center secara otomatis bisa memperoleh koordinat si ponsel pendeteksi. Sifat target yang mobile (bergerak dan berpindah) tentu sangat menyulitkan bagi crew yang memonitor di data center, sinyal detektor dari ponsel akan melemah dikala obyek menjauh. Agar tak kehilangan jejak, data center bisa menghimpun informasi terbaru dari ponsel-ponsel di sekitar area dengan panduan koordinat GPS.

Meski terbilang konsep yang canggih, masih banyak kalangan yang skeptis terhadap sistem ini. Utamanya pada penggelaran jutaan ponsel dengan sensor radioaktif, secara uji coba dan teori tentu bisa-bisa saja, tapi pada prakteknya akan sulit dan memakan biaya besar. Namun riset ini sudah diperhitungkan dan mendapat dukungan pendanaan dari Indiana Department of Transportation.

Lantas muncul pertanyaan, mengapa pihak keamanan publik begitu khawatir pada ancaman bahan radioaktif? Toh juga bukan hal mudah buat teroris untuk membawa senjata nuklir, setidaknya dibutuhkan transportasi berat. Ternyata jawabannya terletak dari ancaman ’dirty boms’. Sebuah bom dengan ledakan konvensional yang ditambahkan bahan radioaktif. Bom ini bisa mengakibatkan cacat fisik dan kematian secara massal. Target di wilayah urban sangat potensial terhadap serangan dirty bomb. Pada 8 Mei 2002, pihak keamanan AS berhasil menangkap Jose Padilla alias Abdulla Al Muhajir di Chicago, Ia diduga sebagai anggota jaringan Al Qaeda.. Jose Padilla menjadi tersangka perancangan konstruksi dirty bomb.

(Mar08)